Ruteng, Ekorantt.com – Dosen Unika Santu Paulus Ruteng, Profesor Hieronimus Canggung Darong mengingatkan tugas utama seorang guru tidak hanya untuk mentransfer pengetahuan, tetapi membentuk karakter siswa.
Menurutnya, seorang guru memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk karakter siswa.
“Di satu sisi kita dituntut membentuk karakter siswa, tetapi di sisi lain, kita juga harus menjalankan kegiatan pembelajaran dengan baik,” ujar Hieronimus dalam pemaparan materi seminar Pengukuhan Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PPGT) Tahap III yang diselenggarakan secara daring oleh Unika Santu Paulus Ruteng pada Jumat, 21 Februari 2025.
Ia menjelaskan, terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Pertama, kompetensi pedagogik. Kata dia, guru harus memahami peran dan kapasitasnya di dalam kelas serta mampu mengaktualisasikan diri dengan baik selama proses pembelajaran berlangsung.
Kedua, kompetensi kepribadian. Guru harus menunjukkan perilaku yang baik dan etos kerja yang positif, serta memiliki penampilan yang baik sebagai individu dan anggota masyarakat.
Ketiga, kompetensi sosial. Menurut Hieronimus, guru juga perlu mengetahui bagaimana menempatkan diri dalam kehidupan sosial, baik dalam masyarakat maupun dalam interaksi dengan siswa selama pembelajaran.
Keempat, kompetensi profesional. Guru harus memiliki penguasaan materi yang baik serta keterampilan dalam pendekatan pembelajaran, terutama di era digital yang semakin berkembang.
“Saat ini, seorang guru harus memiliki kapasitas di bidang pelajaran dengan berbagai pertimbangan, termasuk kemampuan memanfaatkan teknologi di era digital,” jelas Hieronimus.
Sementara itu, dalam sambutannya, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Pastor Yohannes Maryano Dangku mengatakan, perjuangan peserta PPG sejauh ini telah membantu mereka dalam mengembangkan karier, meningkatkan kapasitas, dan memperoleh kesejahteraan melalui tunjangan profesi.
Pastor Maryano juga menekankan pentingnya peran teknologi dalam pendidikan. Ia mengutip Konferensi Pendidikan Global 2025 yang digalakkan UNESCO, yang menyoroti tantangan bagi guru profesional untuk mempersiapkan siswa menghadapi dunia kerja yang semakin dipengaruhi oleh teknologi.
“Sebagai guru, kita diberi tugas mulia untuk menyiapkan siswa menghadapi dunia yang semakin canggih secara teknologi,” jelas Pastor Maryano.
Menurut dia, pemanfaatan teknologi sangat penting untuk mendukung pembelajaran mandiri dan informal di luar pembelajaran tradisional yang mengandalkan guru.
Selain itu, Pastor Maryano juga menyebutkan konsep Deep Learning yang saat ini digalakkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Abdullah Mu’ti, yang mendorong penguasaan teknologi sejak dini, terutama dalam bidang algoritma kecerdasan buatan (AI).
“Deep Learning tidak hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang mengembangkan aspek batin dan rohani yang menjadi identitas manusia. Teknologi harus digunakan untuk memanusiakan manusia,” tambahnya.
Ia mengajak peserta PPG untuk memprioritaskan literasi dan numerasi real sebelum literasi virtual, sebagai dasar dari pendidikan yang mengutamakan kemanusiaan.
“Tujuan pendidikan tetaplah memanusiakan manusia, dan teknologi adalah alat untuk mencapai tujuan tersebut,” pungkasnya.