Panen Wortel Melimpah, Harapan Baru bagi Petani di Kimang Buleng, Sikka

Keberhasilan ini menggembirakan seluruh anggota Poktan, yang turut serta dalam proses pemanenan.

Maumere, Ekorantt.com – Ketinggian Niru Lero di Kimang Buleng, Desa Riit, yang terletak di arah barat daya Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Pulau Flores, tidak hanya menyajikan panorama alam yang memukau, tetapi juga menjanjikan peluang pengembangan hortikultura.

Kawasan ini kini menjadi lokasi pengembangan tanaman hortikultura oleh Kelompok Tani (Poktan) Warat Matang.

Pada akhir Desember 2024, Poktan yang terdiri dari 24 anggota ini berhasil mengolah lahan seluas satu hektare, dan pada Rabu 12 Maret 2025, mereka mulai memanen hasil pertanian mereka.

Sebanyak 17 ton wortel yang telah siap dipanen setelah tiga bulan masa tanam.

Keberhasilan ini menggembirakan seluruh anggota Poktan, yang turut serta dalam proses pemanenan.

Yohanes Balenting Jong Jawa, salah satu anggota Poktan bilang, menanam wortel sudah menjadi tradisi turun-temurun di Desa Riit.

Namun, panen kali ini adalah yang terbanyak yang pernah dialaminya, dan ia merasa sangat optimistis dengan hasil tersebut.

“Bukan hal baru tanam wortel, tapi kali ini memang beda. Pendampingan dari PPL dan bantuan benih serta pupuk dari Dinas Pertanian Kabupaten Sikka sangat membantu keberhasilan panen ini,” ujar Yohanes kepada Ekora NTT, Rabu siang.

Yohanes berharap, bantuan serupa seperti benih, bokasi, dan sarana produksi dapat terus diberikan oleh pemerintah pada tahun-tahun mendatang.

Ia percaya hasil pertanian yang melimpah ini akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan pendapatan petani.

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Ri’it, Yones Yairus, juga merasa bangga menyaksikan kegembiraan para anggota Poktan saat memanen wortel mereka.

“Lokasi di Niru Lero ini sangat cocok untuk pengembangan hortikultura, terutama wortel. Selain usaha bersama Poktan, setiap anggota Poktan juga mengelola lahan pribadi dengan luas sekitar setengah hektare untuk budi daya wortel,” jelas Yones.

Yones menambahkan, dari lahan satu hektar yang dikelola Poktan, hasil panen diperkirakan mencapai 17 ton, yang akan dipanen secara bertahap untuk memenuhi permintaan pasar di Kota Maumere dan pasar-pasar kecamatan sekitarnya.

“Umbi wortel yang dipanen sangat bagus, dengan rata-rata enam sampai tujuh buah sudah mencapai berat 1 kilogram,” kata Yones.

Kelompok Tani Warat Matang, yang dibentuk pada tahun 2005, telah lama mengusahakan berbagai tanaman hortikultura, seperti sawi, kol, wortel, kubis, cabai, dan tomat. Keberhasilan ini tentunya menjadi buah manis dari kerja keras mereka.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Fransiska Omi, mengonfirmasi bahwa hasil produksi wortel mencapai 17 ton per hektar sesuai dengan kalkulasi yang dilakukan oleh PPL.

Berdasarkan perkiraan harga wortel sekitar Rp 8.000 per kilogram, Fransiska menilai pendapatan yang diperoleh anggota Poktan cukup baik.

Uang hasil penjualan wortel akan dikelola bersama sesuai dengan mekanisme yang disepakati oleh anggota kelompok.

Fransiska juga menyatakan optimisme terkait pasar hasil panen ini. Ia yakin, baik hasil dari kebun Poktan maupun kebun swadaya, akan mampu diserap di pasar-pasar di Kota Maumere.

Menurutnya, iklim di Niru Lero, yang berada di sekitar menara Mikrowave, sangat mendukung untuk pengembangan wortel dan kentang.

Sebelum program pengembangan wortel ini dimulai, Dinas Pertanian Kabupaten Sikka telah melakukan survei lokasi untuk memastikan kelayakan pemberian paket bantuan kepada petani.

Dengan hasil yang sangat menjanjikan, diharapkan pengembangan hortikultura di Niru Lero ini bisa terus berkembang, memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat, serta mendorong sektor pertanian di Kabupaten Sikka ke arah yang lebih baik.

Penulis: Eginius Moa

TERKINI
BACA JUGA