Maumere, Ekorantt.com – Uskup Keuskupan Maumere, Mgr. Ewaldus Martinus Sedu memimpin misa pembukaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) XXIX KSP Kopdit Pintu Air Tahun Buku 2024.
Perayaan misa berlangsung di Aula Sumur Yakob, Kantor Pusat Kopdit Pintu Air, Desa Ladogahar, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT pada Kamis, 8 Mei 2025.
Dalam kotbahnya, Uskup Ewaldus mengatakan kehadiran Kopdit Pintu Air telah memberikan warna baru dalam dunia perekonomian sekarang.
Semenjak didirikan pada 1 April 1995, berawal dari arisan keluarga dengan anggota 50 orang, saat ini telah berkembang di seantero pelosok negeri.
Kopdit Pintu Air adalah benih kecil yang ditabur dan telah menjadi pohon rindang tempat bernaung ribuan jiwa, kata Uskup Ewaldus.
“Karena itu selain ucapan syukur dan terima kasih, sebagai Uskup pemimpin gereja lokal berharap agar Kopdit Pintu Air menjadi komunitas pewarta kasih Injil dalam kehidupan dalam kehidupan yang konkret,” ujarnya.
Hal ini sejalan dengan pesan dokumen gereja Konsiliasi Vatikan 2 yang menulis, “kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan dunia dewasa ini mesti menjadi kegembiraan dan harapan suka dan kecemasan murid-murid Kristus.”

Koperasi kredit menjadi salah satu pilar kekuatan ekonomi masyarakat, ujar Uskup Ewaldus. Meski negara mengalami krisis keuangan yang mencemaskan, UMKM dan lembaga keuangan mikro seperti koperasi mampu menopang.
“Mari kita terus kembangkan usaha-usaha produktif melalui UMKM dan usaha bersama,” ajak Uskup Ewaldus.
Uskup Ewaldus juga mengajak pengelola Kopdit Pintu Air supaya memahami filosofi sebagai hamba dalam melayani melalui cara merendahkan diri terlebih dahulu sebelum melayani.
“Ini kunci pelayanan sejati, bukan menguasai tetapi melayani. Bukan menonjolkan diri tetapi mendekatkan diri dengan empati.”
Menurutnya, koperasi hendaknya menjadi komunitas yang mendengarkan sebelum menasihati.
Dua catatan penting yang disampaikan Uskup Ewaldus. Pertama terus berbagi sumber daya dan membangun ekonomi rakyat dari bawah. Kedua, menjadi roti bagi sesama, bukan untuk disimpan tetapi untuk dibagi.
“Berbagi pengetahuan dan pengalaman dan kelebihan yang dipunyai. Koperasi bukan hanya tempat simpan, pinjam dan angsur, tetap tempat pertemuan iman dan kasih yang nyata,” pungkasnya.