BMKG Ingatkan 10 Daerah di NTT Waspada Bencana Hidrometeorologi

Sti menjelaskan daerah-daerah yang berstatus waspada ini berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi seperti longsor, banjir, pohon tumbang, dan gelombang tinggi.

Kupang, Ekorantt.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan 10 daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk waspada terhadap dampak bencana hidrometeorologi yang dipicu oleh hujan selama beberapa pekan terakhir.

“Walaupun sudah masuk musim kemarau masih terjadi hujan dengan intensitas ringan, sedang hingga lebat di wilayah NTT terutama di wilayah-wilayah dataran tinggi,” ujar Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Sti Neno’tek dalam keterangan pers pada Sabtu, 14 Juni 2025.

Hujan dengan intensitas sedang-lebat melanda wilayah Kabupaten Manggarai, Ende, Manggarai Barat wilayah timur, Manggarai Timur, Nagekeo bagian barat dan bagian timur laut serta Sikka bagian barat. Beberapa daerah ini belum memasuki musim kemarau.

Selanjutnya di daratan Timor, hujan sedang hingga lebat masih terjadi di Kabupaten Kupang bagian timur laut, TTS bagian utara dan bagian tengah serta TTU bagian barat.

“Adanya belokan angin dan konvergensi di atas wilayah NTT sehingga terjadi penumpukan massa udara dan terjadinya hujan,” kata Sti.

Sti menjelaskan daerah-daerah yang berstatus waspada ini berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi seperti longsor, banjir, pohon tumbang, dan gelombang tinggi.

BMKG memetakan sejumlah wilayah di NTT yang memiliki zona rawan longsor sangat tinggi berpotensi terjadinya longsor akibat hujan berhari-hari, karena daya ikat tanah mulai lemah. Sehingga perlu mewaspadai daerah lereng gunung terutama jalur darat di wilayah pegunungan Ende dan Manggarai .

“Hujan yang masih terjadi ini disebabkan suhu muka laut di sekitar wilayah NTT yang masih tinggi. Kemudian masih aktifnya gelombang Equatorial Rossby dan Kelvin serta kelembapan di lapisan atas (500 dan 700 mb) yang masih basah berkisar 80-90 persen,” terang dia.
Ia menjelaskan dampak lain akibat aktifnya Monsoon Timur adalah suhu udara yang rendah sehingga terasa dingin sekali pada malam hingga dini hari. Kondisi ini bukan hal baru tetapi terjadi terus setiap tahunnya terutama di bulan Juni, Juli, dan Agustus.

Untuk itu, diimbau kepada masyarakat perlu mewaspadai cuaca ekstrem, terutama mengambil langkah efektif dalam mitigasi bencana untuk mengantisipasi kondisi buruk, kata Sti.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA