Maumere, Ekorantt.com – Dinas Pertanian Kabupaten Sikka kembali mensosialisasikan tata cara beternak babi yang baik kepada masyarakat di Desa Watuliwung, Kecamatan Kangae pada Jumat (11/02/2021).
Sosialisasi itu sangat penting karena bagi masyarakat Sikka ternak babi sangat berarti untuk menopang kehidupan ekonomi keluarga, juga serta bernilai sosial budaya yang tinggi.
Kegiatan pemerintah itu menyusul musnahnya ternak babi akibat diserang virus Africa Swine Fever (ASF). Tantangan itu menjadi perhatian pemerintah untuk membangun optimisme dengan meninggalkan pola lama beternak babi.
“Rubah perilaku beternak babi yang lama. Babi harus dalam kandang tidak lagi ikat di bawah pohon asam,” tegas Drh. Elfrida Carvallo Medik Veteriner Madya Dinas Pertanian-Sikka dihadapan 60 peserta sosialisasi yang terdiri dari anggota kelompok ternak babi di Desa Watuliwung.
Elfrida memberi motivasi kepada peternak babi untuk mengikuti petunjuk teknis cara budidaya ternak babi yang baik. Para peternak diingatkan agar tidak memberi makanan sisa dapur yang mengandung air cucian atau olahan daging babi.
“Pisahkan babi yang sakit dari yang sehat dan lakukan desinfeksi kandang. Jangan lupa pakan harus berkualitas gizi,” tandasnya.
Sementara Drh. Ronaldo Li Makin Koordinator Puskeswan Kecamatan Kangae, Doreng, Bola, Hewokloang dan Alok Timur membekali peserta untuk mengenal virus ASF atau demam babi Africa dan upaya melakukan pencegahannya.
“Sebagai peternak babi harus betul-betul memahami virus babi yang mematikan ini. Kalau sudah memahami berarti langkah selanjutnya adalah bagaimana mencegahnya,” tutur Ronaldo.
Ignas Marianus, salah seorang peternak menjelaskan pengalamannya ketika Virus ASF melanda Sikka tetapi babinya semua selamat. Biosekuriti, menurut Ignas, ialah tindakan yang dilakukan untuk mencegah masuknya agen penyakit kedalam lingkungan peternakan.
Berikut hal yang Ignas lakukan; Pertama, kandang dipasang jaring sehingga lalat tidak bisa masuk. Kedua, pembersihan kandang dan penyemprotan desinfektan setiap hari.
Ketiga, tidak boleh ada yang masuk kandang sebelum didesinfeksi.
Keempat, di depan pintu kandang dibuat bak desinfeksi untuk celup kaki atau sepatu. Kelima, setiap kali pulang dari mana saja harus mandi lebih dahulu baru masuk kandang babi.
“Lima hal sederhana yang saya lakukan dan puji Tuhan babi saya selamat dari ganasnya virus ASF,” tutupnya.
Yuven Fernandez