14 Warga Flotim Terpapar HIV/AIDS Selama Januari-Maret 2022

0

Larantuka, Ekorantt.com – Pengelola Bidang Koordinasi Program dan Laporan Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kabupaten Flores Timur menyebutkan bahwa, sejak Januari hingga Maret 2022 terdapat 14 kasus baru HIV/AIDS di kabupaten tersebut.

“Januari empat orang, Februari tiga orang, dan Maret tujuh orang,” kata Lewar.

Ia mengatakan, sejak 1997-2021 total pengidap HIV/AIDS di Flores Timur sebanyak 42 orang.

Menurutnya, rata-rata pengidap penyakit tersebut yakni warga dengan kategori usia subur dan berpendidikan strata satu atau sarjana.

“(Rata-rata) usia 21 sampai 25 tahun,” ujarnya. 

Ia mengatakan, pihaknya selalu melakukan pendekatan dan penyuluhan HIV/AIDS baik di sekolah-sekolah maupun di daerah-daerah  di Kabupaten Flores Timur guna menyukseskan program ‘2030 Tidak Ada Orang yang Meninggal karena Kasus HIV/AIDS.’

“Dari 200-an desa, semua wilayah sudah masuk terpapar HIV/AIDS,” bebernya.

Selain itu, kata Lewar mereka tengah berusaha melawan stigma sosial terhadap penyandang HIV/AIDS.

“Ada yang meninggal, saat mau kubur diberi kesempatan kepada kami menjelaskan supaya orang tahu penularan tidak sembarang,” tuturnya.

Ia berharap, warga selalu antisipatif dan cepat tanggap atas persoalan yang ditemukan di lapangan. 

Selain itu, terus mengingatkan kepada anak-anak soal dampak dan pentingnya pergaulan yang sehat agar tidak terpapar penyakit HIV/AIDS.

Berburu Oleh-oleh Khas di Ngada, Ada Kain Tenun hingga Produk Bambu

0

Bajawa, Ekorantt.com – Berbicara oleh-oleh di Bajawa, Kabupaten Ngada, kopi arabika mungkin sering terlintas dalam pikiran. Namun, masih banyak oleh-oleh khas yang mulai populer.

Kain tenun khas Ngada, cangkir bambu, teko bambu, miniatur kapal dari bambu mulai dipromosikan. Karya pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) kini dipamerkan di Rumah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bajawa.

Rumah BUMN terletak di Jalan Sam Ratulangi, Kelurahan Faobata, Kecamatan Bajawa. Rumah itu menjadi pusat oleh-oleh khas Ngada hingga karya-karya seni yang dibuat dari bambu.

Jaraknya pun tidak jauh dari Kota Bajawa, hanya sekitar 10 menit anda sudah sampai di pusat ekonomi kreatifnya (Ekraf) Kabupaten Ngada.

Di tempat ini, pengunjung akan melihat langsung karya-karya para pelaku UMKM yang terpanjang di sudut bangunan sederhana tersebut sambil menikmati kopi khas Bajawa.

“Di sini kita bekerja sama dengan pelaku UMKM, di mana para pelaku usaha ini bisa memajangkan hasil usahanya di tempat ini,” ujar pengelola Rumah BUMN Bajawa, Markus Lina kepada Ekorantt.com, Selasa (19/04/2022) di Bajawa.

Inilah tampilan produk lokal di Rumah BUMN Bajawa (Foto: Belmin Radho/Ekora NTT)

Tidak hanya bergerak di bidang promosi ekonomi kreatif, Rumah BUMN Bajawa juga melakukan pedampingan kepada para pelaku UMKM agar bisa naik kelas mulai dari go digital hingga go modern.

“Kita juga membantu para pelaku UMKM agar bisa mendapat izin usaha hingga membantu mereka naik kelas dengan memoderinisasi usaha mereka agar bisa naik kelas,” ujar salah satu pengelola, Renol Resi.

Menurut Renol, saat ini ada 30 pelaku UMKM yang sudah bergabung bersama Rumah BUMN Bajawa untuk mendapat pendampingan hingga akses modal.

“Kita juga memberi akses modal kepada para pelaku UMKM baik dari pemerintah daerah hingga Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Mikro Menengah,” kata Renol

Menurutnya, pada tahun 2022 ini pihaknya menargetkan sebanyak 250 pelaku UMKM bisa dibantu oleh Rumah BUMN Bajawa.

Selain itu, pihaknya juga memberi pendampingan kepada para pelaku UMKM agar bisa memasarkan hasil karya mereka melalui sistem digital atau online.

“Kita juga membantu usaha para pelaku UMKM ini agar bisa go modern dan digital,” ujar dia.

RSUD Ende belum Punya Dokter Anestesi, Ibu Hamil Asal Wologai Meninggal Saat Rujuk ke Maumere

0

Ende, Ekorantt.com – Seorang ibu hamil berinisial E (27), warga Desa Wologai, Kecamatan Ende, Kabupaten Ende meninggal dunia saat hendak dirujuk ke RSUD Tc. Hillers Maumere, Kabupaten Sikka.

Informasi yang dihimpun Ekora NTT, dua petugas medis RSUD Ende mengantar E ke Maumere. Malangnya, nyawa E tak tertolong. Dia meninggal dunia di kilometer 21, Desa Wolotolo, Kecamatan Detusoko pada Selasa (19/4/2022) sekitar pukul 16.00 Wita.

Berdasarkan keterangan pihak RSUD Ende, sebelum, E dinyatakan positif Covid-19 setelah melalui pemeriksaan. Karena itu, penanganannya menggunakan standar protokol kesehatan.

Pihak RSUD Ende terpaksa mengeluarkan keputusan untuk merujuk pasien tersebut ke Maumere. Alasan yang disampaikan bahwa pasien itu mengidap beberapa penyakit seperti hipertensi, gangguan paru-paru, dan pemeriksaan TCM positif Covid-19.

Direktur RSUD Ende, dr. Carolina M. Viany Sunti membenarkan bahwa E dirujuk ke Maumere karena penanganannya membutuhkan dokter anestesi.

“Pasien ini masuk dengan kondisi sesak napas. Hasil pemeriksaan ada udem paru akut. Kita skrining dan hasil TCM pasien ini positif Covid. Na, karena kita tidak punya dokter anestesi maka pasien ini dirujuk ke Maumere,” ujar dr. Viany.

Menurutnya, tidak semua pasien ibu hamil harus dirujuk dan ditangani oleh dokter anestesi.

Namun, dalam kondisi pasien ibu hamil yang mengalami penyakit seperti gangguan paru-paru, dibutuhkan pemeriksaan oleh dokter anestesi.

RSUD Ende, kata dr. Viany, belum memiliki dokter anestesi. Saat ini, yang ada hanya tenaga penata anestesi.

“Kami sudah ajukan dan dananya sudah ada. Namun belum ada tenaga SDM dokter anestesi yang mau,” bebernya.

Dia menjelaskan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Kemenkes melalui jalur pendayagunaan dokter spesialis. Namun belum ada yang daftar.

Kapan NTT Bangkit dari Kemiskinan?

Oleh: Isidorus Lilijawa*

Kemiskinan NTT yang semakin akut membuat sesorang wakil presiden turun gunung. Tanggal 17 Oktober 2021 lalu, Wapres Ma’aruf Amin melakukan rapat koordinasi terbatas di Kupang terkait lima kabupten di NTT dengan kemiskinan ekstrem. Menginap semalam di NTT, Wapres minta di tahun 2024 angka kemiskinan turun menjadi 0 persen dari posisi sekarang 20 persen.

Lima kabupaten itu adalah Sumba Timur, TTS, Rote Ndao, Sumba Tengah dan Manggarai Timur. Lima kabupaten ini jumlah penduduk miskin ekstrem mencapai 212.672 jiwa dengan total rumah tangga miskin ekstrem 89.410 RT.

Dalam rapat koordinasi itu, dimunculkan beberapa strategi mengeliminir kemiskinan ekstrem di NTT. Pertama, memastikan warga miskin terangkul semua program pemerintah, baik program pengurangan beban pengeluaran maupun program pemberdayaan.

Kedua, menggenjot penanganan kemiskinan ekstrem melalui intervensi APBD di setiap kabupaten. Ketiga, memberi tambahan uang tunai untuk rumah tangga miskin melalui program sembako dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) desa.

Benarkah Kita Miskin?

Tentang kemiskinan di NTT ini, kadang-kadang saya bertanya, benarkah kita miskin? Apakah kita memang miskin? Jangan sampai kita miskin hanya dalam proyeksi data-data statistik. Jangan-jangan kita miskin hanya dalam narasi atau dalam orasi.

Mengapa demikian? Kita di NTT ini sepertinya tidak miskin. Kita malah sombong dalam kemiskinan itu. Katanya miskin tapi urusan adat, urusan pesta jalan terus. Dalam urusan macam begini, uang pasti ada, hewan pasti ada, barang pasti ada. Kita seperti tidak miskin. Orang boleh bilang kita miskin ekstrem. Mereka tidak tahu betapa besar kadar sombongnya kita di hadapan kemiskinan itu.

Orang bilang kita miskin. Tetapi lihat gaya hidup kita. Lihat gaya hidup para pejabat kita. Mereka seolah-olah tidak merasa bersalah atas kemiskinan itu. Bahkan mereka memanfaatkan kemiskinan untuk memperkaya diri dan kelompok dengan membajak program-program yang seharusnya memberi manfaat untuk rakyat. Mereka ambil untung banyak dari program-program itu. Rakyat hanya dapat sisa.

Kemiskinan kita di NTT itu paradoks. Data BPS, penduduk miskin NTT bertambah sebanyak 19.770 orang. Sementara pada Maret 2020 angka kemiskinan NTT menurun menjadi 20,90 persen. Pemerintah pukul dada nyatakan angka kemiskinan menurun. Tetapi di sisi lain jumlah orang miskin bertambah. Lalu yang menurun itu angka atau orang miskinnya? Kadang memang aneh.

Kemiskinan seperti hantu. Terus diterapi dengan program, tetapi orang miskin bertambah. Yang salah programnya atau eksekutor program. Mestinya berani lakukan evaluasi program-program prioritas. Jika masih relevan dilanjutkan. Tetapi jika tidak, dicari kendalanya di mana. Dirombak total. Jangan menciptakan program hanya untuk mendatangkan keuntungan bagi diri dan kelompok. Lalu rakyat hanya jadi penonton.

Respon Warga

Sampai saat ini, kita masih juara ketiga termiskin serepublik. Bahkan dapat predikat baru lagi kemiskinan ekstrem. Kira-kira seperti apakah respon orang NTT terhadap kemiskinan NTT ini? Saya menduga beberapa hal ini.

Pertama, mungkin ada yang berpikir kemiskinan NTT adalah kemiskinan yang seolah-olah. Artinya, secara real tidak miskin, namun hanya miskin dalam angka.

Buktinya, selama ini pemerintah NTT nyaman-nyaman saja. Warga pun tenang-tenang saja. NTT pun belum kolaps. Artinya, kemiskinan itu hanya soal proyeksi angka-angka statistik yang tidak membuat malu pemerintah yang mengurus rakyat dan rakyat yang mengelola hidupnya sendiri.

Kedua, ada yang merasa biasa-biasa saja dengan peringkat miskin ini. Golongan ini berpikir dari dulu hingga kini, NTT tetap tiga besar termiskin serepublik. Sebanyak apapun tekad pemerintah, itu urusan program saja.

Faktanya, NTT tetap miskin. Mungkin saja, keyakinan mereka akan berubah jika Yang Kuasa bertindak nyata, karena NTT adalah Nanti Tuhan Tolong.

Ketiga, ada golongan yang tidak kaget dengan posisi NTT dalam kejuaraan kemiskinan nasional ini. Mengapa? Kemiskinan di NTT itu seperti komoditi kopra dan cengkeh, yang pada musimnya akan diperjualbelikan, dengan variasi harga, murah hingga mahal.

Menjual kemiskinan sudah menjadi kegemaran segelintir orang atau lembaga.  Kemiskinan sebagai realitas sosial kerap dikomersialisasi untuk mendatangkan dana yang acapkali salah sasar. Artinya, kemiskinan rakyat dipotret, dijadikan proposal dan dikirim ke lembaga-lembaga donor.

Namun, dana untuk rehabilitasi atas kemiskinan itu dimanfaatkan untuk kepentingan sendiri atau lembaga dan rakyat hanya diberi sedikit uang penghibur. Belum lagi pada siklus lima tahunan, kemiskinan laris manis sebagai komoditi dalam jargon jualan politik. Terjadilah politisisasi kemiskinan dan sedikit miskinisasi politisi.

Keempat, ada yang tidak peduli atau apatis terhadap fakta kemiskinan di NTT. Golongan ini sibuk mengenyangkan perut sendiri dan kaumnya. Mereka tidak peduli dengan sesamanya yang dengan kesulitan berjuang untuk hidup. Bagi kelompok ini NTT mau miskin terus setiap tahun tidak jadi soal asal gudang makanan mereka berlimpah susu dan madu dan tabungan di bank terus membengkak.

Mereka menghidupi filosofi lu-beta-besong, bukan filosofi katong. Di NTT, realitas sosial yang seperti ini bertumbuh bagai piramida.

Kelima, ada pula orang atau kelompok orang yang malah meragukan data-data BPS. Mereka justru mempertanyakan atas dasar apa BPS merilis NTT sebagai provinsi miskin.

Mereka mungkin menggunakan pendekatan ‘dubium methodicum’ (metode keragu-raguan) terhadap suatu realitas maupun hasil kajian. Mereka dapat ajukan bukti pembanding. Bagaimana mungkin NTT disebut miskin, sementara koruptor bertambah dan orang kaya baru bermunculan?

Keenam, ada orang dan golongan yang malu pada realitas miskin ini dan marah pada kenyataan ini. Mereka menggugat, mengapa NTT miskin terus? Apa yang salah dengan NTT yang potensi alam dan pariwisatanya luar biasa ini? Apa kerja pemerintah selama ini? Membangun kok tambah miskin? Angka kemiskinan berkurang kok orang miskin bertambah?

Ketujuh, ini kategori kelompok paling alim. Terhadap realitas NTT miskin, mereka mungkin hanya pasrah dan berdoa saja. Berdoa supaya Tuhan menginsafkan para pemimpin di NTT agar fokus bekerja untuk rakyat, bukan sibuk menjadi papalele dan membangun kerajaan bisnis.

Mereka berdoa untuk sesamanya yang masih miskin agar mencari jalan sendiri membangunkan diri dan keluarga dari kubangan kemiskinan dengan bekerja, kreatif dan inovatif.

Mereka juga berdoa bagi para pelaku terjadinya kemiskinan di NTT, teristimewa dalam perilaku-perilaku malum seperti korupsi, kolusi, nepotisme, suap-menyuap agar segera kembali ke jalan yang benar sebelum dipanggil segera menuju liang lahat.

Tidak akan habis kita mengulas kemiskinan di NTT yang seperti hantu itu. Semoga terapi atasi kemiskinan ekstrem bisa berjalan baik. Jangan sampai semakin banyak memunculkan orang miskin baru karena mau dapatkan uang tunai melalui BLT dan bantuan sembako. Ah, kapan NTT bisa bangkit dari kemiskinan kronis ini?

*Penulis adalah Direktur Yayasan Increase Kupang

Logu Senhor Menyisakan Sejumput Berkah bagi UMKM Sikka

Maumere, Ekorantt.com – Prosesi Logu Senhor (berjalan di bawah salib) yang digelar di Gereja Santo Ignatius Loyola, Paroki Sikka, Keuskupan Maumere pada Jumat Agung, (15/4/2022) sudah usai.

Sekitar 500 peziarah dari luar Kabupaten Sikka ikut mengambil bagian dalam prosesi warisan Portugis 422 tahun silam.

Walaupun para peziarah telah kembali ke tempat tinggal masing-masing, tetapi Logu Senhor menyisakan sejumput berkah bagi UMKM Sikka.

Pemilik ASDGIKAT Production (Sonya Tenun) Souvernir Shop Maumere, Sonya da Gama kepada Ekora NTT, Senin (18/4/2022) mengatakan, untuk UMKM di kampung Sikka sendiri akan lahir produk baru dari pelaku UMKM lokal seiring dengan pemenuhan kebutuhan tamu.

Buktinya, kata Sonya, ia sempat mengunjungi display UMKM setelah prosesi, yakni satu produk dari Kawa Crispy.

“Untuk UMKM Sikka secara umum tentunya tamu yang mengikuti Logu Senhor sebagai pengguna produk UMKM baik dalam bentuk barang maupun jasa,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, di Sonya Tenun Souvenir, sarung siap pakai terjual 3 lembar, topi 3 buah dan aksesoris lainnya.

Selain itu kuliner lokal seperti kopi kemasan, madu kemasan, jahe merah kemasan, dan mete kemasan juga laku terjual.

“Mudah-mudahan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara akan meningkat setelah pandemi usai sehingga pariwisata kembali bergairah,” pinta Sonya.

Sementara Susilowati Koopman, pengelola Paris Homestay-Lokaria, Desa Habi, Kecamatan Kangae ini mengaku, ia mendapat berkat dari Logu Senhor lewat jamuan makan siang sebanyak 2 kali bagi grup Beata Tour and Travel Jakarta yang berjumlah 22 orang.

“Saya membuka lapak pameran. Yang laris terjual pernik-pernik dari kain tenun ikat berupa kalung, anting, rosario, dompet tisu, sandal, tas gelang. Selain itu kopi, mente, serta abon ikan tuna,” jelas Direktris Bank Sampah Flores ini.

Para wisatawan saat berada di depan pameran pakaian adat Sikka (Foto:YF/Ekora NTT)

Sementara Tour Leader, Maria dari Beata and Tour Travel Jakarta mengatakan, tamunya senang bisa mengikuti prosesi Logu Senhor di kampung Sikka karena itu mengobati rasa kecewa dengan pembatalan Prosesi Semana Santa di Larantuka.

“Para peziarah juga senang bisa mengetahui sejarah awal agama Katolik di Flores secara detail dibacakan waktu sebelum prosesi,” kata Maria.

Dukung Program Pemerintah NTT, AKUSIKKA Gelar Latihan Pengolahan Abon Ikan

0

Maumere Ekorantt.com – Kelompok UMKM AKUSIKKA menggelar latihan pengolahan abon ikan untuk mendukung program Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam menekan penurunan angka stunting.

Pelatihan itu berlangsung di rumah salah seorang anggota di Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Alok Timur, Senin (18/4/2022) dan diikuti oleh 15 peserta yang merupakan anggota AKUSIKKA.

Agahta Boseng yang bertindak sebagai pelatih menuturkan, kegiatan itu bertujuan untuk melatih anggota agar dapat mengoptimalkan penggunaan produksi ikan saat melimpah di pasar sehingga dapar bertahan lama bila disimpan.

“Kita di Maumere ini kan pada bulan tertentu hasil tangkapan melimpah, tetapi tidak sepanjang tahun; paling sebulan saja yang jumlah tangkapan banyak. Dari situ kita latih anggota agar dapat mengolah dan menyimpan lebih lama,” ujar Agatha Boseng.

Ditambahkannya, dalam latihan ini, peserta bukan hanya dibekali teknik atau cara pengolahan abonnya, tetapi juga dilakukan simulasi perhitungan laba atau rugi dari setiap jumlah penggunaan bahan baku untuk sekali produksi dan cara membuat kemasan agar menarik minat konsumen.

Menurut Agatha Boseng, dari setiap pengolahan abon ikan dapat dipastikan keuntungan dapat mencapai 50 persen.

“Kami sudah coba itu. Ini bukan sekedar hiburan,” tutur Agatha sembari menambahkan soal kualitas, mutu, dan rasa yang sama menjadi hal penting yang diperhatikan.

Untuk pelatihan kali ini, kata Agatha, dibutuhkan 7 kg ikan tuna dan hasil abon yang diperoleh 5 kg.

“Usaha ini dapat memberikan keuntungan bagi anggota yang mau dengan tekun dan kontinu melakukannya. Karena galeri AKUSIKKA menjadi tempat untuk menampung dan memasarkan setiap hasil produk anggota,” katanya.

Ia mengajak anggota AKUSIKKA untuk berani memulainya, karena orang sukses itu bisa meraih apa yang diharapkannya lewat mencoba dan terus melakukan inovasi terbaru.

Warga Pesisir NTT Diimbau Waspada Gelombang Tinggi

0

Mbay, Ekorantt.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberi peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di wilayah perairan Flores, Sumba dan Timor pada 19-20 April 2022.

Gelombang tinggi 1,25 hingga 2,5 meter berpeluang terjadi di Laut Sawu dan Samudera Hindia Selatan yang berimbas ke Pulau Sumba dan Sabu.

“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” demikian imbauan BMKG yang diperoleh media ini.

Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang melalui Stasiun Meteorologi Fransiskus Xaverius Seda Sikka-Maumere mengeluarkan peringatan terbaru potensi gelombang tinggi ini pada Selasa, (19/04/2022) pagi.

Pola angin di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Tenggara ke Barat Daya dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot yang dapat menyebabkan gelombang tinggi.

Potensi gelombang tinggi tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Untuk itu BMKG selalu mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).

Untuk transportasi kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m), kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m) dan untuk kapal berukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pasiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4,0 m).

Lapas Ende Pastikan Bebas dari Peredaran Narkoba

0

Ende, Ekorantt.com – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Ende, NTT steril dari peredaran Narkoba.

Hal itu dibuktikan dengan hasil operasi yang digelar bersama petugas Lapas Ende bersama TNI dan Polri, Senin (18/4/2022).

“Target kita hari ini membongkar jaringan peredaran Narkotika dan obat terlarang dan barang terlarang lainnya, di antara warga binaan Lapas Ende,” kata Kalapas Ende, Antonius Jawa Gili usai operasi.

Setelah dilakukan operasi, tidak ditemukan adanya penggunaan narkotika atau jaringan Narkoba di lingkungan Lapas Ende.

“Saya sangat yakin untuk Lapas di NTT masih sangat jauh atau tidak ada peredaran Narkotika,” ujarnya.

“Namun kita juga perlu waspada dan tetap melakukan deteksi dini, berkaitan dengan peredaran Narkotika di antara warga binaan,” sambung Jawa Gili.

Jawa Gili menjelaskan, ada tiga warga binaan Lapas Ende yang tersandung kasus narkoba.

“Mereka ini cuma menjadi korban dan tidak paham dengan Narkotika. Apalagi Lapas Ende melakukan tes urine wajib baik untuk petugas dan warga binaan setiap tiga bulan sekali,” tegasnya.

“Kami punya stok alat tes urine dan bekerja sama dengan petugas medis dari Puskesmas Onekore melakukan tes urine setiap tiga bulan sekali. Sampai saat ini, hasil tes semuanya negatif. Itu berarti keyakinan kami untuk menciptakan Lapas Ende bebas peredaran Narkoba, sampai saat ini masih bisa dijaga dengan baik,” imbuhnya.

Sementara itu, Kasat Narkoba Polres Ende, Iptu Gustav Steven Ndun mengatakan bahwa saat melakukan razia, petugas Sat Narkoba dari Polres Ende juga membawa alat tes awal penggunaan narkotika.

“Jika ada indikasi secara fisik diduga ada penggunaan narkotika akan dilakukan tes langsung,” kata Iptu Gustav.

Namun dalam operasi itu, lanjut Iptu Gustav, tidak ditemukan Narkoba dan juga barang bukti di tangan penghuni Lapas Ende.

Kadin Manggarai Timur Serahkan Bantuan Satu Unit Konsentrator Oksigen untuk RSUD Borong

0

Borong, Ekorantt.com – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Manggarai Timur menyerahkan bantuan satu unit konsentrator oksigen – alat bantu medis yang digunakan dalam terapi oksigen – untuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Borong, Selasa (19/4/2022).

Bantuan tersebut diserahkan di Pantai Cepi Watu Borong dan diterima langsung oleh Bupati Manggarai Timur, Andreas Agas, disaksikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Dokter Surip Tintin dan Kepala Dinas PUPR Yos Marto.

Ketua Kadin Manggarai Timur, Maximillian Nalang Firman Demorin mengatakan alat tersebut merupakan sumbangan pemilik GoTo Indonesia.

“Pemilik GoTo Indonesia ini anggota Kadin pusat,” katanya.

“RSUD Borong dapat satu dari 30 unit konsentrator oksigen yang dikirim ke NTT,” tambahnya.

Sementara itu, mewakili masyarakat Manggarai Timur, Bupati Agas menyampaikan terima kasih kepada GoTo dan Kadin Indonesia yang telah memberikan bantuan tersebut.

Bantuan konsentrator oksigen itu, kata dia, merupakan bentuk kepedulian GoTo dan Kadin Indonesia terhadap kesehatan masyarakat Manggarai Timur.

“Semoga ke depannya bantuan konsentrator oksigen ini bisa untuk semua puskesmas di Manggarai Timur,” pungkasnya.

Meriahkan Bulan Suci Ramadhan, Kodim 1603 Sikka Berbagi Takjil Gratis

0

Maumere, Ekorantt.com – Dalam rangka memeriahkan Bulan Suci Ramadhan, Kodim 1603 Sikka menggelar pembagian takjil gratis bagi masyarakat Kabupaten Sikka.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di depan gerbang Makodim 1603 Sikka, Senin, (18/04/2022) pukul 16.30 WITA.

Pantauan Ekora NTT, pembagian takjil secara gratis dilaksanakan oleh prajurit Kodim 1603 Sikka di mana takjil dibagikan kepada pengendara motor maupun mobil yang melintas di depan Kodim 1603 Sikka baik kepada masyarakat yang beragama Islam maupun bukan Islam.

Adapun takjil gratis yang dibagikan kepada masyarakat sebanyak 100 takjilan.

Dandim 1603 Sikka, Muhammad Jafar melalui Prajurit Kodim 1603 Sikka, Praka Apria Dika Kesuma selaku Pendim 1603 Sikka kepada Ekora NTT mengatakan, Ramadan adalah bulan berkah, penuh rahmat dan bulan pengampunan.

Muhammad melanjutkan, Bulan Puasa Ramadhan juga menjadi momentum dalam menumbuhkan empati, saling berbagi, dan membantu satu sama lain.

“Kegiatan ini dilakukan oleh Kodim 1603 Sikka dengan pembagian takjil gratis kepada pengemudi motor dan mobil. Hari ini kita laksanakan untuk berbagi kasih, silaturahmi semua warga Sikka,” ujarnya.

Ia menambahkan, pembagian takjil bukan cuma hari ini saja tapi ke depannya akan dilanjutkan lagi tetapi dengan lokasi yang berbeda setiap hari.

Salah seorang warga Kelurahan Madawat, Icha yang melintas di jalan depan Kodim 1603 Sikka mengaku kaget ketika ditahan motornya oleh prajurit Kodim Sikka untuk mengambil takjil gratis dari Kodim Sikka.

“Saya kaget pas lewat depan Kodim lalu dipanggil oleh anggota Kodim Sikka untuk ambil takjil gratis. Senang sih pas lagi lapar dapat kue-kue gratis dan es buah gratis dari Kodim 1603 Sikka. Terima kasih Kodim Sikka,” ungkap Icha.