Menteri Teten Dorong Gerakan Womenpreneurs Perkuat Ekosistem Bisnis Kewirausahaan

Jakarta, Ekorantt.com – Gerakan Womenpreneurs Indonesia Networks diharapkan dapat memperkuat ekosistem bisnis kewirausahaan yang dilakukan para perempuan. Sehingga, mampu meningkatkan partisipasi perempuan dalam struktur ekonomi nasional, sekaligus pencapaian Sustainable Development Goals (SDG’s).

Hal itu dipaparkan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pada acara launching Womenpreneurs Indonesia Networks, secara daring, Senin (31/1/2022).

“Selain itu, perempuan mampu berperan sebagai agent of development dalam pemberdayaan masyarakat menjadi wirausaha yang tangguh,” tandas Teten.

Menteri Teten pun mengajak kaum perempuan kalangan generasi muda milenial, khususnya mahasiswa, untuk menjadi wirausaha. Pasalnya, banyaknya jumlah wirausaha menunjukkan tingkat kemajuan suatu negara, makin tinggi jumlah wirausaha suatu negara, makin maju negaranya.

Teten mencatat, ada lebih dari 50% bisnis usaha mikro dan kecil Indonesia dijalankan perempuan. Sebanyak 34% usaha menengah, 56% usaha kecil dan 52% usaha mikro di Indonesia dimiliki perempuan.

Namun demikian, Teten mengakui, terdapat berbagai tantangan yang kerap menghampiri kaum perempuan yang ingin menjadi pengusaha. Antara lain, kurangnya akses finansial (36%), kurangnya kepercayaan diri (30%), kurangnya informasi untuk memulai bisnis (32%), dan tidak adanya lokasi untuk menjalankan bisnis (26%).

Untuk itu, menurut MenKopUKM, diperlukan dukungan yang mampu menjadikan ide bisnis yang dimiliki  perempuan menjadi bisnis yang sukses. “Pertama, akses untuk perangkat digital yang tepat dan mendapat dukungan. Kedua, dukungan dan saran terkait pelayanan kepada pelanggan. Ketiga, jaringan dan komunitas. Dan keempat, akses finansial atau pembiayaan,” ulas Teten.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga menyampaikan bahwa perempuan pada nyatanya memiliki kekuatan.

“Melihat dari jumlah penduduk Indonesia saja, jumlah penduduk perempuan 49,48% dari populasi Indonesia. Berarti kalau kita bandingkan dengan laki-laki, kita setara,” ucap Bintang.

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya oleh Menteri Koperasi dan UKM bahwa 50% bisnis usaha mikro dan kecil Indonesia dimiliki dan dikelola oleh perempuan. “Artinya ini adalah kekuatan perempuan,” tegas Bintang.

Melihat dari segi ekonomi, data McKinsey Global Institute Analysis (2018) menyimpulkan bahwa Indonesia dapat meningkatkan PDB sebesar USD 135 miliar per tahun di tahun 2025 dengan syarat jika partisipasi ekonomi perempuan ditingkatkan.

Selain itu, Hermawan Kartajaya (Incoming Chair International  Council for Small Business) mengakui juga sebagian besar pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan. “Maka dari itu, kreatifitas sangat diperlukan UMKM. Tanpa kreatif, tidak akan ada inovasi. Inovasi adalah solusi baru untuk customer,” tukas Hermawan.

Kemudian, lanjut Hermawan, harus ada enterpreneur yang memutuskan apakah inovasi ini bisa jalan atau tidak dengan segala macam pengambilan resiko dan kolaborasi.

“Dan akhirnya, yang menjalankan sehari-hari agar UMKM itu naik kelas adalah leader. Sehingga, urutannya jelas, yakni creativity, innovation, enterpreneurship, dan leadership,” pungkas Hermawan.

Inovasi Pemdes Wologai Timur dan Comestoarra, Ciptakan Kompor Berbahan Bakar Ranting Kayu

0

Ende, Ekorantt.com – Comestoarra bersama Pemerintah Desa Wologai Timur, Kecamatan Lepembusu Kelisoke, Kabupaten Ende berinovasi dengan mengembangkan kompor murah untuk membantu 115 kepala keluarga di desa tersebut.

Kompor murah itu didesain sederhana berbahan dasar campuran tanah liat dan atau coran beton dari semen dan pasir dan diklaim dapat mengirit penggunaan kayu api dalam jumlah yang besar.

Program manajer Comestoarra Indonesia, Arief Nurhidayat saat ditemui Ekora NTT, Senin,(31/1/2022) menjelaskan, pengembangan program pembuatan kompor murah merupakan bentuk edukasi dan pemberdayaan kepada masyarakat.

“Kita bangga, Pemerintah Desa Wologai Timur bisa menyambut baik peluang ini. Kehadiran kami tentu ingin mengedukasi dan memberdayakan warga untuk memaksimalkan potensi di sekitar untuk menghasilkan sesuatu yang berdaya ekonomis,” ucap Arief.

Inovasi ini diklaim hemat anggaran. Untuk membuat satu buah kompor, biayanya hanya berkisar Rp20.000. Sementara itu, untuk proses pembakarannya, tidak menggunakan minyak tanah dan gas melainkan menggunakan serpihan kayu atau juga ranting kayu.

Program tersebut, jelas Arief, merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang dikembangkan atas dukungan Kedutaan Besar New Zealand di Jakarta.

“Ini sangat ekonomis. Selain bahan pembuatan kompor yang minim biaya, bahan bakar juga dari ranting kayu. Jadi kalau ada sebatang kayu seukuran tangan kita ini, kemudian di potong kecil-kecil, itu sudah bisa menanak nasi dan sayur. Irit kan?” terang Arief.

Kepala Desa Wologai Timur, Adrianus Mbusu mengakui bahwa program kerja sama yang dijalin bersama Comestoarra disambut baik oleh warganya.

Kades Adrianus bilang, pihaknya menjadi desa pertama yang mengembangkan inovasi kompor murah ini.

“Warga saya sangat antusias. Apa lagi kami punya potensi tanah liat dan kayu kaliandra yang cukup. Kami akan namakan kompor murah ini dengan nama Kompor Wologai,” pungkasnya.

Jadi Destinasi Wisata Edukasi, BPOLBF akan Perkuat Narasi tentang Gua Batu Cermin

0

Labuan Bajo, Ekorantt.com – Dalam kunjungannya ke Labuan Bajo, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno menyempatkan diri untuk meninjau salah satu destinasi wisata dalam kota yang rencananya akan menjadi salah satu tempat berlangsungnya rapat side event G20 yaitu Gua Batu Cermin, Jumat (28/01/2022).

Terletak tidak jauh dari pusat kota Labuan Bajo, Gua Batu Cermin menjadi salah satu destinasi potensial dan unik yang ada di Labuan Bajo. Selain itu, begitu banyak sejarah dan cerita di balik destinasi ini. Hal inilah yang menjadi pusat perhatian Sandiaga Uno saat berkunjung ke destianasi tersebut. Menurutnya destinasi ini bisa menjadi salah satu Destinasi Wisata Edukasi.

“Tempat ini sangat unik dan original. Narasi serta cerita yang dibangun bisa menjadi wawasan dan pengalaman baru kepada para pengunjung,” ujarnya.

Selain sebagai salah satu destinasi edukasi, Gua Batu Cermin juga direncanakan akan menjadi salah satu tempat berlangsungnya side event G20 di Labuan Bajo, sehingga pada kesempatan tersebut Sandiaga juga menjelaskan bahwa Kemenparekraf siap mendukung dengan berbagai pelatihan dan pendampingan sehingga ada peningkatan kapasitas dalam hal pelayanan.

“Intinya kami mendukung persiapan dari Gua Batu Cermin ini sebagai salah satu venue side event G20 di Labuan Bajo. Kami juga akan bantu dengan upskilling dan reskilling. Ini adalah bagian dari kebangkitan ekonomi kita, mudah-mudahan bisa membuka lapangan pekerjaan dan peluang usaha karena di sini, sudah disiapkan PUPR untuk tempat souvenir dan berbagai produk lokal lainnya,” jelas Sandiaga.

“Kami dari Kemenparekraf siap tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” sambungnya.

Hal yang sama juga disampaikan Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina.

Ia menyampaikan bahwa BPOLBF siap memberi berbagai pendampingan dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas pelayanan atau hospitality di Labuan Bajo serta membangun narasi di balik destinasi.

“Sama seperti yang disampaikan Menparekraf, kami akan membangun narasinya, bagaimana story tellingnya dari awal sampai akhir sehingga pengalaman wisatawan itu tidak hanya melihat gua tetapi juga lengkap dengan edukasi karena di balik keberadaan gua ini ada cerita dan sejarah yang bisa menambah wawasan bukan saja untuk wisatawan tetapi juga akan berkelanjutan sampai anak cucu kita,” jelas Shana.

Shana juga melanjutkan bahwa pelatihan dan pendampingan akan terus dilakukan untuk menyokong sirkular ekonomi dan menghidupkan masyarakat setempat.

Mantan Tenaga Honorer di Nagekeo Meninggal Disambar Petir

0

Mbay, Ekorantt.com – Alfons Tiwa (42), mantan tenaga honorer di Dukcapil Kabupaten Nagekeo meninggal dunia akibat disambar petir. Peristiwa ini terjadi ketika korban berteduh di bawah pohon saat hujan lebat mengguyur kawasan persawahan Pesakabhi, Desa Tenda Kinde, Kecamatan Wolowae Senin (31/1/2022) petang.

Saksi mata, Primus Dhegu mengaku bahwa saat kejadian, dia sedang bersama dengan korban. Keduanya mengerjakan pagar di kebun.

Menjelang sore dan hendak pulang ke rumah, keduanya kehujanan disertai gemuruh guntur dan kilat. Lalu, mereka memutuskan untuk berteduh di bawah pohon yang berbeda.

“Jarak saya dengan dia (korban, -Red) sekitar 20 meter. Saat terjadi kilat, saya saksikan sendiri asap putih keluar dari tubuhnya. Dan saat itu juga Alfons jatuh tertelungkup,” tutur Primus.

Menyakisikan kejadian itu, Primus bergegas memanggil warga terdekat untuk membantu. Tak lama berselang, warga datang dan menggotong tubuh korban untuk dibawa ke Puskesmas Marilewa.

Dokter dan perawat di Puskemas Marilewa sempat memberikan pertolongan, namun nyawa Alfons tidak tertolong.

Jenasah korban kemudian disemayamkan di kediamannya. Pagi ini, Selasa (1/2/2022), atas permintaan keluarga, jenazah almarhun dibawa ke tanah kelahiranya di Marakoja, Kecamatan Nangapanda untuk dimakamkan di sana.

Almarhum meninggalkan seorang istri Yovita Frida Henitey yang kesehariannya bekerja sebagai perawat di Puskesmas Marilewa dan dua orang anak.

Mobil Avanza Terjungkal ke Kali Belemanu, Warga Ndora Antusias Membantu

Mbay, Ekorantt.com – Sebuah mobil jenis Avanza bernomor polisi DK 1230 ABM terjungkal ke Kali Belemanu di RT 014, Dusun Pagooga B, Desa Ulupulu 1, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Selasa (01/02/2022) sekitar pukul 05.00 WITA.

Avanza berwarna hitam yang dikendarai Surma, warga asal Bali itu melanju dari arah barat Flores dan hendak menuju ke Ende. Memasuki tikungan ia tak dapat mengendali hingga terjungkal ke kali.

“Iya, hanya saya sendiri dalam mobil. Saya baik-baik saja,” ungkap Surma, saat ditemui Ekorantt.com di lokasi kejadian.

Surma mengaku kelelahan dan mengantuk saat perjalanan dari Labuan Bajo.

“Ada lima mobil dari Bali, mau ke BNI di Ende. Teman-temanku istirahat di dekat pertamina (Boawae). Awalnya, saya merasa baik-baik saja, tiba-tiba saya sulit kendali di tikungan,” kisah Surma.

“Saya baik-baik saja,” sambung dia.

Pantauan Ekorantt.com, Selasa pagi, lokasi kejadian dipadati warga sekitar. Mereka bergotong royong menarik mobil dari Kali Belemanu sekitar 3 meter dari permukaan jalan.

Sementara kondisi mobil mengalami kerusakan parah. Bodi mobil kempis pada bagian belakang dan beberapa sisi lainnya.

Ian Bala

SMKN 2 Maumere Daftar Program Sekolah Pusat Keunggulan, Edmundus: Diharapkan Menjadi SMK Rujukan

Maumere, Ekorantt.com – SMK Negeri 2 Maumere resmi mendaftar sebagai calon SMK Pelaksana Program SMK Pusat Keunggulan pada pertengahan Januari 2022 lalu.

Program tersebut akan mendapatkan manfaat pengembangan sekolah seperti terwujudnya percepatan lulusan berkarakter, berstandar dunia usaha/industri/kerja, dan memiliki daya saing sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

“Sebagai SMK dengan kompetensi keahlian tertentu akan terus meningkatkan kualitas dan kinerja melalui kemitraan dan penyelarasan dengan dunia usaha, dunia industri, dunia kerja. Diharapkan suatu saat SMK Negeri 2 dapat menjadi SMK rujuk,” kata Kepala SMKN 2 Maumere Edmundus Gonzalves Sadipun ketika  ditemui Ekora NTT di ruang kerjanya, Senin (31/01/2022).

Edmundus menyatakan pihaknya telah menyiapkan beberapa persyaratan baik sarpras dan tenaga kependidikan dan fasilitas pendukungnya kalau nanti terpilih sebagai SMK pelaksana Program SMK Pusat Keunggulan.

“Pendaftaran telah dilaksanakan pertengahan Januari 2022 lalu lewat Aplikasi Takola SMK. Juga dilengkapi dengan persyaratan MoU dengan beberapa dunia usaha dan dunia industri,” kata Edmundus.

Ia menjelaskan bahwa sekolah yang dibangun sejak tahun 2009 itu memiliki beberapa kompetensi keahlian meliputi Bidang Keahlian Kemaritiman dengan program keahlian Pelayaran Kapal Penangkap Ikan dengan dua kompetensi keahlian yakni Nautika Kapal Penangkap Ikan dan Teknika Kapal Penangkap Ikan.

Selanjutnya, Program Keahlian Pelayaran Kapal Niaga dengan 2 (dua) kompetensi keahlian yakni Nautika Kapal Niaga dan Teknika Kapal Niaga. Sementara program Perikanan dengan satu kompetensi keahlian Agribisnis Perikanan Air Tawar.

Budidaya Ikan Lele Sangkuriang

Saat ini permintaan terhadap ikan lele terus mengalami peningkatan setiap tahun. Salah satu cara dengan budidaya ikan lele meliputi pembenihan dan pembesaran.

Peserta didik SMKN 2 Maumere program Perikanan dengan Kompetensi Keahlian Agribisnis Perikanan Air Tawar sedang mengembangkan pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang.

Kepala Bengkel Agribisnis Perikanan Air Tawar SMKN 2 Maumere Susana Emiliana Fonga Gani menjelaskan pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang adalah hasil uji coba pembenihan secara semi buatan oleh tim guru agribisnis perikanan air tawar setelah ia mengikuti Pelatihan Teknik Pembenihan Ikan Lele Sangkuriang di P4TK Cianjur selama 10 hari.

Dalam budidaya itu terdapat belasan bak yang terdiri dari bak pembenihan, pembesaran, pemijahan dan pendederan.

Tentang pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang ini diapresiasi Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Linus Making ketika berkunjung ke SMKN 2 Maumere pada Mei 2021 lalu.

“Saya sangat bangga dengan usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang yang dilakukan di lembaga ini. SMKN 2 sudah bisa menghasilkan benih sementara SMK lainnya masih belajar dari balai benih. Sungguh luar biasa,” ujar Linus kala itu.

Yuven Fernandez

Soal Fenomena Hujan Es, Ini Penjelasan BMKG

0

Mbay, Ekorantt.com – Fenomena hujan es terjadi di wilayah Desa Tengatiba, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Fenomena langka itu terjadi pada Senin (31/01/2022) sekitar pukul 16.00 WITA. Warga menyaksikan hujan disertai butiran es hingga tercecer di tanah. Suasana menjadi heboh sebab baru pertama kali terjadi di wilayah itu.

“Kejadian hujan disertai butiran es dan angin kencang terjadi di sini tadi. Memang agak aneh karena baru pertama terjadi,” ujar Sekretaris Desa Tengatiba Zakarias Rupi, Senin malam.

Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Hary Tirto Djatmiko menjelaskan fenomena hujan es atau hail merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi dan termasuk dalam kejadian cuaca ekstrem.

Dia mengatakan fenomena itu lebih banyak terjadi pada masa transisi atau musim pancaroba, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.

“Fenomena hujan es atau hail merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi dan termasuk dalam kejadian cuaca ekstrim,” kata Hary, seperti dilansir CNN Indonesia.

Hary menuturkan hujan es disebabkan oleh adanya awan Cumulonimbus (Cb). Terdapat 3 (tiga) macam partikel di dalam awan itu yakni butir air, butir air super dingin, dan partikel es.

Sehingga, hujan lebat yang masih berupa partikel padat (es/hail) dapat terjadi tergantung dari pembekuan dan pertumbuhan awan Cb tersebut.

“Biasanya awan (Cb) berbentuk berlapis-lapis dan seperti bunga kol, di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi yang akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam,” jelas Hary.

Ia menambahkan ada beberapa proses pembentukan dan pertumbuhan awan Cb. Salah satunya ialah proses pergerakan massa udara naik dan turun yang sangat kuat, dikenal dengan istilah Strong Updraft dan Downdraft di dalam awan Cb.

Pergerakan massa udara naik yang cukup kuat dapat membawa uap air naik hingga mencapai ketinggian dan membuat suhu udara menjadi sangat dingin hingga uap air membeku menjadi partikel es.

Partikel es dan partikel air super dingin itu kemudian akan bercampuran dan teraduk-aduk akibat proses naik dan turun hingga membentuk butiran es yang semakin membesar.

Ketika butiran es terlalu membesar maka pergerakan massa udara naik tersebut tidak akan mampu lagi mengankat sehingga butiran es akan jatuh ke permukaan bumi menjadi hujan es.

Ian Bala

Hasil Survei KRPA: Pelecehan Seksual Selama Pandemi Sangat Tinggi

0

Borong, Ekorantt.com – Pelecehan seksual di ruang publik selama pandemi COVID-19 di Indonesia sangat tinggi dan membahayakan, demikian menurut hasil survei Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA).

KRPA – yang terdiri dari Hollaback! Jakarta, perEMPUan, Yayasan Lentera Sintas Indonesia, Perkumpulan Lintas Feminis Jakarta (Jakarta Feminist), dan Dear Catcallers Indonesia – mengadakan Survei Pelecehan Seksual di Ruang Publik selama 16 hari, pada akhir 2021.

Dari analisis data survei yang diikuti oleh lebih dari 4000 responden yang tersebar di 34 provinsi ini, ditemukan bahwa  4 dari 5 responden perempuan di Indonesia mengalami pelecehan seksual selama pandemi.

Kemudian, 3 dari 10 responden pria mengalami hal serupa. Dan,  4 dari 5 responden gender lainnya – non-binary, transpuan, transpria, dan identitas gender lainnya – juga mengalami pelecehan seksual pada saat pandemi.

Survei KRPA menemukan bahwa pelecehan seksual masih banyak terjadi di ruang publik fisik (offline) dan bahkan meluas hingga ke ruang-ruang digital(daring/online).

Responden yang mengalami pelecehan seksual mengungkapkan bahwa mereka paling sering mengalami pelecehan seksual di ruang publik seperti jalanan umum atau taman (70% responden); kawasan pemukiman (26% responden); transportasi umum, termasuk sarana dan prasarananya (23% responden); toko, mall, dan pusat perbelanjaan (14% responden); dan tempat kerja (12% responden).

Kemudian, di ranah digital/online, pelecehan seksual paling tinggi terjadi di media sosial (42% responden), aplikasi chat (33% responden), aplikasi kencan daring (9% responden), ruang permainan virtual (4% responden), dan ruang diskusi virtual (2% responden).

Mewakili KRPA, Anindya Vivi menyatakan, selama pandemi COVID-19, lokasi terjadinya pelecehan seksual semakin meluas hingga ke ruang terkait kesehatan dan COVID-19. 

Fasilitas kesehatan, lokasi pemeriksaan tes COVID-19, dan tempat karantina pasien COVID-19 dilaporkan menjadi tempat terjadinya pelecehan seksual oleh 134 responden, kata Vivi.

“Bahkan 44 responden melaporkan bahwa pelaku pelecehan adalah tenaga kesehatan” ujarnya saat launching hasil survei KPRA secara daring, Senin, 31 Januari 2022.

Dalam peluncuran hasil survei ini, KRPA juga mengeluarkan data terkait identitas pelaku pelecehan. 

Menurut hasil survei, identitas pelaku pelecehan seksual antara lain adalah orang tak dikenal, teman, rekan kerja, penyedia jasa transportasi, tetangga, dan anggota keluarga.

“Data ini kembali memecah mitos yang banyak orang yakini bahwa pelecehan seksual hanya dilakukan oleh orang tak dikenal, padahal sebenarnya banyak juga dilakukan oleh orang yang korban kenal, bahkan anggota keluarga sendiri,” kata Siti Aminah Tardi, Komisioner Komnas Perempuan, menanggapi hasil survei.

Temuan lain dari survei ini juga menyatakan bahwa kebanyakan orang yang mengalami pelecehan seksual tidak menikmati pengalamannya dan menolak anggapan masyarakat bahwa pelecehan merupakan pujian.

“Orang yang mengalami pelecehan banyak mengaku kalau mereka merasa tidak nyaman, kesal, dan marah. Beberapa responden juga mengaku kalau mereka merasa depresi hingga terpikir untuk bunuh diri,” ujar Vivi.

Hasil survei tersebut juga menunjukkan bahwa perempuan dan gender minoritas lainnyacenderung mengalami pelecehan seksual di ruang publik, enam kali lebih besar daripada laki-laki selama pandemi COVID-19.

Rastra Yasland dari KPRA mengatakan pelecehan seksual saat pandemi adalah isu besar yang harus direspons secara serius, baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

“Pelecehan seksual mempersulit masyarakat hidup di tengah krisis akibat pandemi COVID-19,” katanya.

Menurutnya, ancaman keselamatan menjadi berlapis di masa pandemi ini, di mana dua dari tiap tiga responden surveimenyatakan pelecehan seksual memperparah situasi dan perasaan mereka.

KRPA mengajak semua orang untuk #GerakBersama melawan pelecehan seksual menggunakan data survei ini agar membentuk ruang publik yang aman di lingkungan masing-masing.

Rosis Adir

Fenomena Hujan Es Terjadi di Wilayah Nagekeo-NTT

0

Mbay, Ekorantt.com – Fenomena hujan es terjadi di Desa Tengatiba, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo pada Senin (31/01/2022) sekitar pukul 16.00 WITA.

Sekretaris Desa Tengatiba Zakarias Rupi melaporkan peristiwa langkah itu membuat heboh di wilayah itu. Sebab, peristiwa semancam itu baru pertama kali terjadi.

“Kejadian hujan disertai butiran es dan angin kencang terjadi di sini tadi. Memang agak aneh karena baru pertama terjadi,” ujar Zakarias, Senin malam.

Ia menceritakan saat hujan deras dan angin kencang pada Senin sore, disertai ceceran butiran es ke tanah.

“Bunyi di seng terasa berbeda, tidak biasanya. Butiran es seperti batu-batu kecil juga tercecer di tanah,” kata dia.

Zakarias juga melaporkan peristiwa alam itu juga melanda dua rumah warga masing-masing ialah rumah Maksimilianus Paso di RT 022 Dusun Jawakisa dan rumah milik Donatus Bila di RT 024.

Rumah warga di Desa Tengatiba, Kecamatan Aesesa Selatan-Nagekeo ditindih pohon saat fenomena hujan es diserta angin kencang (Foto : dok ist)

Kemudian pohon besar juga tumbang menghalangi pelataran kampung adat Jawakisa di RT 021 di Dusun Jawakisa.

“Kemudian tanaman jagung warga juga menjadi korban dari angin kencang,” tutur dia.

Ian Bala

Pondok Terbakar, Dua Bocah di Ngada Tewas Terpanggang

Bajawa, Ekorantt.com – Nasib naas dialami dua bocoh kakak beradik  yakni Antonius Ago (6) dan Jufpianus Sura (2) di Desa Keligejo, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada. Keduanya tewas terpanggang akibat kebakaran yang menghanguskan pondok di kebun yang ada di desanya tersebut.

Kasat Reskrim Polres Ngada, Iptu Bayu Rizki Subagyo, saat dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp kepada Ekorantt.com membenarkan kerjadian tersebut.

“Benar, terjadi kebakaran pondok yang beralamat di Kampung Wawa, Dusun Wongawado, Desa Keligejo, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada dan mengakibatkan 2 orang meninggal dunia,” ujarnya

Dikatakan kejadian tersebut terjadi pada hari Minggu, 30 januari 2022 sekitar pukul 08.00 WITA, dimana pemilik pondok atas nama Fidelis meninggalkan rumah untuk melaksanakan ibadah.

Usai melaksanakan ibadah, sekitar pukul 12.00 WITA, Fidelis bersama istri bersama anak berangkat ke kebun. Sesampai di kebun kedua orang tuanya kembali meninggalkan kedua anaknya tersebut di pondok. Sekitar pukul 13.30 WITA, Fidelis mendapatkan kabar bahwa pondoknya terbakar.

Menurut Kasat Bayu, hingga saat ini pihak belum mengatahui penyebab kebakaran tersebut dan tengah melakukan penyidikan yang menyebabkan dua bocah tersebut tewas terpanggang.

“Untuk penyebab kebakaran kami masih dalami om, masih dalam proses penyelidikan,” ujar dia.

Belmin Radho