Maumere, Ekorantt.com – Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia (SDM) petani, Kelompok Tani (Poktan) Wawua Desa Langir, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka mengikuti Sekolah Lapangan Pertanian (SLP), Sabtu, (21/9).
Hadir dalam acara itu Kepala Bidang (Kabid) Penyuluh Pertanian Kabupaten Sikka, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dan 50 orang petani.
Penyuluh Pertanian Lapangan Ignatius Iking kepada EKORA NTT menjelaskan, kegiatan sekolah lapangan pertanian sudah diusulkan melalui program dana desa sejak tahun lalu.
Pemerintah Desa Langir telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp45 Juta per/kegiatan.
Adapun item kegiatannya adalah penanaman rosela dan kacang hijau.
Rosela sudah mulai ditanam sejak seminggu yang lalu, sedangkan kacang hijau mulai ditanam sejak 3 Agustus 2019 lalu.
Menurut Iking, sekolah lapangan pertanian ini merupakan wadah para petani belajar antara lain tentang organisme pengganggu tanaman (OPT) dan cara pencegahannya.
Dalam sekolah lapangan pertanian ini, pihaknya mengajarkan pembuatan pupuk cair dari buah-buahan dan pembuatan pestisida nabati.
Diharapkan agar para petani bisa mengaplikasikannya ke tanaman.
Iking berharap, melalui kegiatan ini, petani bisa memahami empat prinsip dasar pengendalian hama tanaman (PHT), yakni penggunaan benih unggul, pengamatan mingguan, pelestarian musuh alami, dan perawatan oleh petani itu sendiri.
“Dengan demikian, petani bisa mengambil tindakan selanjutnya agar tanaman padi bisa tumbuh maksimal dari OPT yang menyerang,” katanya.
Kepala Bidang Penyuluh Pertanian Ferdinandus Florianus berharap, para petani mampu menerapkan materi pembelajaran ini yang diperolehnya.
Menurut dia, pertanian adalah salah satu fokus dari alokasi dana desa (ADD) yang berkisar Rp1 Miliar lebih.
“Oleh karena itu, kita sangat mengharapkan semua stakeholder bergerak bersama mendukung pembangunan di sektor pertanian ini,” katanya.