Citra Perusahaan Korupsi di Balik Seleksi Calon Direktur PDAM Ende

Ende, Ekorantt.com – Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kelimutu adalah satu satunya perusahan milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ende.

Sejak didirikan 30 tahun silam, PDAM tirta Kelimutu menjadi pengelola dan penyuplai kebutuhan air minum bersih di Kabupaten Ende.

Dalam rentang waktu tersebut, PDAM Tirta Kelimutu kerap menjadi buah bibir publik Kabupaten Ende. Tidak hanya soal pengelolaan dan krisis air yang dialami warga, BUMD ini telah menyumbang masalah hukum paling fenomenal di Kabupaten Ende.

Tiga direktur PDAM berturut-turut berurusan dengan hukum karena terbukti menyalahgunakan wewenang dan menyelewengkan uang. Yang teranyar adalah kasus pembayaran rekening listrik yang merugikan keuangan negara hingga miliaran rupiah. Kasus tersebut sedang ditangani Kejaksaan Negeri Ende.

Mengakhiri tahun 2019, PDAM Tirta Kelimutu sedang menyeleksi calon direktur yang baru. 11 ribu pelanggan menaruh harapan pada pemimpin baru.

Publik mengharapkan pemimpin yang punya komitmen kuat untuk membenahi infrastruktur. Lebih dari itu, manajemen dan mental pelayanan pegawai PDAM mejadi isu penting bagi panitia seleksi dalam proses penetapan calon direktur PDAM.

Isu penting lain yang diangkat adalah bagaimana pimpinan baru PDAM Tirta Kelimutu nanti mampu mengeluarkan PDAM Tirta Kelimutu dari kubangan image perusahan korupsi.

Ada tiga calon direktur yang dijaring. Ketiganya adalah Marsel Waka (PNS di Dinas Kesehatan Kabupaten Ende), Meti Ladapase (Kepala Bagian Umum PDAM Ende) dan Yustinus Sani (Ekonom/Mantan Anggota DPRD Ende).

Ketiganya merepresentasi makalah di Ruang Rapat Kantor Bupati Ende, Selasa (19/11/2019). Ketiganya menyajikan strategi dan ide inovasi untuk memajukan perusahan di hadapan Panitia Seleksi (Pansel) yang beranggotakan Paulinus Seda dan Yanto Wangge dari unsur akademsi dan Adi Pratomo dari BPKP Propinsi NTT.

Selanjutnya Pansel memberi rekomendasi kepada Bupati Ende untuk menetapkan Direktur PDAM Tirta Kelimutu baru.

“Yang penting mereka punya komitmen untuk tidak korupsi. Sudah trend Direktur PDAM masuk penjara. Kita akan benahi bersama dan bangun manajemen yang terbuka,” kata dewan pengawas PDAM Ende, Usman Abdul Hamid.

Usman mengatakan, persoalan mendasar dalam tubuh PDAM Ende adalah masalah manajemen dan sember daya. Diperlukan peningkatan sumber daya melalui pendidikan dan pelatihan.

Dalam pemaparan makalah di depan tim seleksi, masing-masing calon direktur beradu gagasan.

Menurut Yustinus Sani, kunci utama pelayanan PDAM terletak pada kemampuan seorang leader mengatur manajemen yang terukur, transparan dan efektif. Masalah infrastruktur akan lebih mudah ditangani jika suprastruktur dikendalikan dengan baik.

“Masalah instalasi, distribusi, pengembangan jaringan tetap jadi fokus namun terutama kita akan benahi manajemen. Harus terbuka dan transparan,” jelas Yustinus.

Sementara calon yang lain, Marsel Waka berpendapat, jika terpilih, ia akan menerapkan manajemen terbuka. Hal ini dilakukan untuk mencegah praktek korupsi yang sudah terjadi selama ini.

Meti Ladapase punya langkah lain. Efisiensi penggunaan anggaran menjadi perhatiannya. Angka pengeluaran ditekan demi meningkatkan pendapatan perusahaan. Hal tersebut dirasa penting untuk menjaga keberlangsungan PDAM Tirta Kelimutu.

Saat diminta tanggapan, anggota DPRD Ende Samsudin berharap seleksi calon direktur PDAM Tirta Kelimutu berlangsung obyektif dan terhindar dari kepentingan politik.

Menurutnya, direktur yang baru harus mampu menyelesaikan persoalan yang selama ini terjadi dalam tubuh PDAM yakni korupsi. Direktur baru harus memiliki komitmen untuk tidak korupsi.

TERKINI
BACA JUGA