Erik Paji, Bertani Lebih Mengasyikkan

Maumere, Ekorantt.com – Anak muda masa kini lebih suka dengan pekerjaan kantoran. Berpakaian rapi dan berpenampilan necis. Menjadi petani? Jarang sekali peminatnya. Bisa dikatakan sebagai anomali, menyimpang dari kecenderungan orang muda pada umumnya.

Erik Paji termasuk dalam kelompok anomali. Ketika yang lain berebutan untuk menjadi pegawai kantoran, ia memilih menjadi petani di kampung. Ketika yang lain ramai-ramai mengikuti seleksi CPNS, ia malah sibuk dengan kebunnya di Natawulu, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka.

Bagi, Erik, demikian ia disapa, menjadi petani adalah hal yang menguntungkan sekaligus mengasyikkan. Sejak kecil, ia memang sudah terbiasa dengan aktivitas pertanian, mengikuti kerja harian di kebun milik orang dan diupah seadanya.

Erik serius bertani setelah menyelesaikan pendidikan pada fakultas pertanian di Universitas Nusa Nipa. Setelah mendapat ilmu yang cukup, tak ada sedikit pun dalam benaknya  cita-cita untuk menjadi pegawai negeri sipil atau pegawai swasta lainya.

Menebar benih, menjaganya dari serangan hama, dan memastikan tanaman tumbuh maksimal tetap menjadi pilihan utama baginya.

iklan

Memang ia sempat mengajar di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Sikka. Tapi setelah beberapa tahun menjadi guru, ia banting stir dan memutuskan untuk berhenti dan menjadi petani.

Saat kami berkunjung ke Natawulu akhir Januari lalu, ia sibuk menyiram cabai di kebun seluas setengah hektare. Di lahan yang menggunakan pola terasering ini, ia menanam jenis tanaman hortikultura seperti tomat, cabai, dan sayur sayuran.

Dalam sekali panen ia bisa menghasilkan paling kurang enam ton untuk satu jenis tanaman. Omzet puluhan juta bukan hal baru baginya. Penghasilan yang ada cukup untuk membiayai kehidupan keluarga dan  membayar dua orang karyawan.

Ia mengaku bangga menjadi tuan di tanah sendiri. “Petani itu bos dan manajer di kebunnya. Ia bebas menentukan kapan bekerja bahkan sampai berapa pendapatan yang dia mau,” ucapnya.

“Banyak anak muda yang tidak tertarik dengan pekerjaan bertani. Kalau saja mereka tahu berapa pendapatan dari bertani pasti mereka akan tertarik. Tentu pekerjaan bertani membutuhkan keuletan,” tambah Erik.

Menurut Erik, prospek kerja seorang petani sangat terbentang luas. Saat ini jumlah petani tidaklah banyak. Mayoritas petani adalah orang tua dan anak muda susah diajak ke kebun. Sementara, hasil pertanian adalah penyanggah utama keberlanjutan hidup manusia. Dalam keadaan apapun hasil pertanian selalu dibutuhkan pasar.

Menurut Erik, bertani membuatnya lebih leluasa untuk menuangkan kreativitas. Pria 33 tahun ini pun mengajak anak muda agar tidak malu menjadi petani.

Aty Kartikawati

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA