Borong, Ekorantt.com – Tayangan “bocah korslet” dalam kanal youtube Ronsi Geronsiyono selalu ditunggu-tunggu oleh warganet. Mereka menanti aksi kocak beberapa aktor bocah lewat percakapan-percakapan yang lucu dan konyol.
Belakangan, seorang bocah bernama Jio sering tampil tunggal melalui motivasi-motivasinya yang bikin warganet tertawa terpingkal-pingkal.
***
“Bocah Korslet” merupakan salah satu tema konten seorang youtuber asal Desa Golo Ngawan, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur bernama Ronsi Geronsiyono. Nama youtuber yang satu ini kian melambung melalui konten-kontennya penuh humor.
Ronsi mulai bergelut di menjadi youtuber tiga tahun lalu. Saat itu ia masih kuliah. Untuk mengisi waktu luang saat kuliah, ia memanfaatkan kamera Canon miliknya untuk membuat video.
“Daripada ini kamera nganggur, tidak ada guna, mending saya buat video untuk jadikan konten youtube,” begitu ucapnya kepada Ekora NTT beberapa waktu lalu.
Bersama teman-teman, Ronsi menggarap beberapa video komedi seperti prank, parodi, dan video lucu. Karya-karya yang dibuat tak jauh dari unsur budaya Manggarai, tempat asalnya.
Semuanya mengalir begitu saja. Teman-teman seperantauannya juga ikut mendukung.
Pemuda humoris ini pun terus berkreasi. Dua tahun lalu, ia mulai fokus. Karya demi karya ia hasilkan. Tentu tidak gampang. Menelurkan ide konten, mengambil gambar, lalu mengeditnya harus dilakukan dengan kerja keras.
Hasil memang tidak mengkhianati proses. Jumlah subscriber dan viewer kanal youtubenya meroket. Video-videonya sudah ditonton ratusan ribu bahkan jutaan kali.
Saat ini kanal youtubenya telah memiliki 150 ribu subscriber. Belum lama ini, Ronsi mendapatkan silver play button atau penghargaan kepada youtuber yang sudah mencapai 100.000 subscriber.
Komedi
Soal pemilihan konten, ia tertarik dengan komedi. Bukan tanpa alasan. Komedi menurutnya, paling mudah digarap, mudah diterima oleh masyarakat luas, dan paling cepat dalam menaikkan subscriber dan viewer.
Biasanya ide membuat video lucu ia dapatkan dari kejadian di kehidupan sehari-hari seperti tips menjadi pengangguran, motivasi saat menyandang status jomblo atau single, tips sukses, dan kejadian lagi.
Awalnya, ia berpikir hanya akan menggunakan bahasa Manggarai. Namun seiring dengan meluasnya sebaran penonton, ia harus menggunakan bahasa Indonesia dalam setiap konten. Hal ini dilakukan agar penonton tidak kesulitan memahami video yang ada.
Baru enam bulan terakhir Ronsi mengajak beberapa adik sepupunya di kampung untuk terlibat dalam sebuah konten “Bocah Korslet”.
Katanya sesuai dengan nama, “Bocah Korslet” berarti arus ngawur, yang mana video tersebut berisi tips, motivasi, dan percakapan ngawur a la bocah atau anak anak.
Ronsi merangkap sebagai produser, kameramen, juga editor. Ia mengaku tidak sulit melakukan semuanya sendiri.
Sejauh ini 95 % penonton menyambut baik dan terhibur dengan video sederhana garapan Ronsi. Dari sudut pandang ilmu videografi, video kanal youtube Ronsi Geronsiyono memang tidak banyak menggunakan teknik pengambilan gambar yang rumit. Sederhana saja.
Ia juga bersyukur memiliki adik sepupu yang pintar, lucu, dan mudah diarahkan saat proses shooting. Dalam sebulan ia bisa mengupload lima sampai enam video di kanal youtubenya.
“Senang sekali saya, rasanya seperti youtuber ternama,” ucapnya dengan tawa.
Dari semua lelucon yang ia tampilkan dalam video-videonya, Ronsi ingin menyebarkan virus kebahagiaan lewat candaannya.
“Hidup cuma sekali dan singkat. Kalau dihabiskan dengan gelisah, galau, merana hanya akan sia-sia dan buang waktu, jadi tertawalah”.
Nasihat sederhana ini sangat masuk akal bila melihat materi video yang ia tampilkan. Ronsi memasukkan aktivitas dan kehidupan sehari-hari yang tidak asing bagi penontonnya. Seperti pemilihan lokasi shooting di kebun, bukit, dan rumah dengan suasana kampung yang membuat para perantau ingin cepat pulang.
Selain memikirkan ide konten, ia berseloroh bahwa dirinya sibuk menjaga rumah saat orang tuanya bekerja dan sang adik pergi sekolah.
Kepada anak-anak muda, dirinya berpesan untuk berani melakukan apa hal positif yang ada di kepala. “Jangan biarkan semuanya hanya menjadi wacana, lakukan”.
Aty Kartikawati