Maumere, Ekorantt.com – Namanya Saariah. Perempuan asal Bima kelahiran 71 tahun silam ini adalah seorang penjual tembakau di Pasar Alok Maumere. Datang ke Maumere sejak tahun 1995, Saariah mengaku kalau Maumere menjadi kota yang nyaman untuk mengembangkan usaha jualan tembakaunya.
“Saya ajak anak-anak dan cucu yang tidak ada kerja di Bima datang ke Maumere untuk bisnis tembakau asli Bima dan bawang. Maumere ini sangat aman untuk kita berbisnis,” ujar Saariah sambil menunjuk anak dan cucunya yang berjualan tembakau dan bawang di sekeliling tempat jualannya.
Kepada Ekora NTT pada Selasa 2 Juni 2020, Saariah mengisahkan, ia datang pertama kali bersama tiga temannya asal Bima ke Maumere untuk jualan tembakau. Sayangnya satu orang temannya meninggal dan dua lainnya kembali ke Bima. Sementara dirinya tetap bertahan di Maumere hingga saat ini.
(Baca juga: Stefanus Sino, 30 Tahun Bersandar Hidup dari Gundukan Sampah)
Bagi Saariah hasil jualan tembakau yang membuat asap dapurnya selalu mengepul. Mulai dari jualan di Pasar Bongkar Perumnas Maumere hingga pindah ke Pasar Alok tetap jualan tembakau.
“Kalau hari pasar hasil jualan sehari bisa mencapai Rp1 juta. Sedangkan hari biasa Rp150 ribu-Rp300 ribu. Sedangkan hari Minggu tidak jual,” ujarnya.
Perempuan yang kini jadi warga Kota Uneng ini mengaku tetap bahagia menikmati pekerjaanya. Ia menjual tembakau Bima dan kisaran harga dari Rp10 ribu hingga Rp40 ribu.
Ia mengakui tembakau manis buatan orang Bima sangat digandrungi anak muda dan orang tua, khususnya di pedesaan yang dibungkus dengan kertas dolar.
Usia yang mulai uzur tidak membuat Saariah patah arang untuk tetap berjualan tembakau. Ia mengaku jenuh kalau hanya di rumah saja.
“Setiap hari sudah akrab dengan jualan tembakau dan saya akan menekuninya hingga saya betul-betul sudah tidak bisa jalan lagi,” ujarnya bersemangat.
Moat Nong yang membeli tembakau Bima di tempat jualan Saariah mengatakan, sudah lama menjadi pelanggan untuk membeli tembakau Bima. Sebagai pengusaha batu merah yang dibantu banyak orang pekerja, Moat Nong selalu membeli tembakau Bima.
“Kalau beli rokok anggarannya besar. Satu-satunya jalan ya beli tembakau Bima untuk dibungkus dengan kertas dolar sehingga bisa irit,” ujar Nong.
Yuven Fernandez