Kisah Paul, Mantan Penghuni Panti Dympna yang Kini Jadi Penjual Roti Sambil Kuliah

Maumere, Ekorantt.comPaulus Lunga, sapaannya Paul. Pria berusia 23 tahun ini sebelumnya adalah salah satu penghuni Panti Rehabilitasi St. Dymphna Maumere. Saat ini Paul tercatat sebagai mahasiswa pada Fakultas Psikologi Universitas Nusa Nipa Maumere.

Jalan hidup selama berada dalam bimbingan Suster Lucia, CIJ, pendamping di panti, telah membawa jalan terang bagi masa depan yang lebih cerah dalam diri Paul. Ia berterkad untuk mengubah hidupnya lebih baik.

Saat ini Paul mengisi waktu luangnya selama masa belajar dari rumah dengan menjual roti di Kota Maumere.

Setiap pagi pukul 05.00 WITA Paul sudah berada di Pasar Alok Maumere. Ia berjalan menemui pelanggan menjajakan roti bakar untuk minum pagi bagi para pedagang di Pasar Alok.

“Saya tidak pernah merasa malu jual roti. Sesuatu yang baik ko yang saya lakukan dan halal. Ini bentuk pelayanan bagi sesama, ” ujar Paul ketika ditemui Ekora NTT di Pasar Alok Maumere Selasa 2 Juni 2020.

iklan

Setiap pagi, Paul biasanya membawa roti bakar di keranjang sebanyak 100 buah. Roti bakar itu dijual dengan harga Rp1000 per buah.

Ia mengaku bersyukur karena roti jualannya selalu laku keras dibeli pelanggan.

Paul mengungkapkan, kalau selama menjual roti dari tahun 2018 ia telah banyak dikenali sehingga memudahkannya berinteraksi dengan para pembeli roti bakar miliknya.

Salah satu pelanggan, Ibu Clara penjual sayur di Pasar Alok mengatakan, senang dengan sosok Paul yang ramah walau ia seorang mahasiswa.

“Paul biasa datang langsung beri kami roti. Kemudian setelah minum pagi baru dia datang ambil uang. Dia orang yang sopan dan ramah dalam berjualan,” ujarnya senang.

Paul juga jeli membagi waktu antara jualan dengan kuliah.

“Sekarang kan kuliah online jadi masih aman jualan roti. Tapi kalau sudah berjalan normal dan kalau kuliah pagi ya saya ikut kuliah. Kalau jadwal kuliah siang atau sore, pagi-pagi saya sudah di pasar Alok”.

Ia juga mengharapkan masyarakat umumnya dan generasi muda tidak melihat ODGJ dengan stigma negatif dan ditertawakan.

“Saya harapkan masyarakat dan generasi muda bentuk komunitas untuk memperhatikan ODGJ karena mereka juga adalah ciptaan Tuhan yang harkat dan martabat yang sama,” pinta Paul.

Yuven Fernandez

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA