Maria P. Yulianti, Rimbawati yang “Betah Berlama-lama di Hutan”

Maumere, Ekorantt.com – Maria Paulina Yulianti, akrab disapa Ully. Sejak tahun 2009 lalu menjadi staf di Bidang Rehabilitasi Hutan dan Lahan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) wilayah Kabupaten Sikka. Mendampingi masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan untuk pengelolaan hutan lestari demi terwujudnya masyarakat sejahtera menjadi tugas yang diembannya.

Tak heran, kalau jebolan Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta, Prodi Budidaya Hutan tahun 2007 ini sering keluar masuk hutan dengan berjalan kaki dan sudah terbiasa akrab dengan medan yang sulit.

“Saya ini rimbawati. Hutan itu rumah ketiga bagi saya. Saya betah berlama-lama di hutan. Lihat pohon tumbuh dengan subur, mata air yang jernih, udara yang segar dan mendengarkan kicauan burung. Semua yang indah ada di hutan,” kata penyuluh kehutanan wilayah kerja Kecamatan Kewapante dan Hewokloang ini.

Ibu satu anak ini juga bercerita tentang pengalaman yang menakutkan ketika melintasi hutan. Pada suatu kesempatan ketika menyusuri hutan, Ully dan seorang temannya terhalang oleh seeokor kuda yang mungkin saja diikat di tengah hutan. Karena kuda itu tepat berada di jalan sempit yang harus mereka lewati, teman Ully lalu membuka tali pengikat kuda. Ketika terbebas dari ikatan, kuda tersebut justru menyerang Ully dan kawannya.

“Kejadiannya ketika kami ke hutan melewati Desa Bhera, Kecamatan Mego. Saat maghrib dan pulang, kami harus berjalan kaki kurang lebih 1 jam untuk tiba di sebuah kampung tempat motor kami diparkir. Dalam perjalanan pulang kami dihadang kuda. Teman saya melepaskan tali kuda. Tiba-tiba kuda itu mengejar kami. Kaki sebelah saya sudah masuk jurang karena hari sudah gelap. Saat itu kami benar-benar gugup dan berpikir kami pasti diserang. Tak hilang akal kami bersembunyi sampai kuda itu menghilang baru kami lanjutkan perjalanan,” kenang Ully dengan rasa takut kepada Ekora NTT pada Sabtu 4 Juli 2020.

iklan

Warna-warni kehidupan di hutan tambah Ully sudah ia akrabi selama 11 tahun. Melewati jalan licin dengan kaki telanjang. Menggunakan payung dari daun pisang untuk menutup kepala saat hujan ketika melintasi kawasan hutan sudah menjadi bagian hidupnya.

Istri  dari Hyasintus Ronald Dori menikmati tugasnya dengan senang hati mendampingi masyarakat agar dapat mengelola lahan di kawasan hutan sesuai aturan yang ada. Memberikan arahan untuk penguatan kelompok tani hutan dan pengembangan usaha di bidang kehutanan.

Pengembangan usaha, lanjut Ully, dengan membuat kacang mete. Ada yang buat lebah madu dan membantu akses pasar hasil hutan non kayu.

“Buah jambu mete dikupas diolah jadi kacang mete. Kalau sudah jadi kacang mete harganya bagus. Selain itu pengolahan bambu dan rotan jadi kerajinan juga masuk pengembangan usaha,” kata Ully.

Yuven Fernandez

TERKINI
BACA JUGA