Maumere, Ekorantt.com – Sekitar 22 penyelam membentangkan bendera merah putih di perairan Teluk Maumere, tepatnya di patahan gempa tahun 1992, sekitar 200 meter dari Pulau Babi pada Sabtu (15/8/2020).
Ke-22 penyelam datang dari berbagai latar belakang instansi dan komunitas. Mereka membentangkan bendera berukuran 10 meter pada kedalaman 22 meter di bawah laut.
“Ada mahasiswa Universitas Nusa Nipa, Maumere Diver Community, dari Sea World, dari kepolisian, Capa Resort, ASN, dan instansi lain,” kata Ketua Pelaksana, Rikardus Fransiskus Lado.
Kegiatan yang diinisiatif oleh Maumere Diver Community (MDC), sebuah komunitas penyelam di Kota Maumere, sebut Rikardus, dilakukan untuk menyongsong hari kemerdekaan Indonesia yang ke-75.
Dipilihnya patahan gempa dan tsunami 1992, sebut Rikardus, agar masyarakat Kabupaten Sikka tidak lupa dengan sejarah.
“Ini tempat bersejarah sehingga kami pilih lokasi ini,” ujarnya.
Selain bersejarah, patahan tsunami juga menyimpan kekayaan bawah laut yang menakjubkan. Penuh dengan kejutan. Karangnya indah. Berbagai jeni ikan mondar-mandir di antara terumbung karang.
Rikardus bilang, para penyelam sempat melihat hiu putih sedang hilir mudik dalam jarak dekat, mengingat daerah patahan (crack) tsunami telah menjadi sarang hiu.
Bram Conterius, selaku ketua MDC mengatakan bahwa pembentangan bendera bawah laut kali ini bukanlah yang pertama. Mereka telah memulainya sejak tahun lalu.
“Tahun lalu, kita bentangkan bendera di perairan sekitar Pantai Waiara. Tahun ini sebenarnya kita buat lebih meriah. Tapi karena Covid, kita buat yang seadanya. Luar biasanya, tahun ini pesertanya lebih banyak orang,” kata Bram.
Bram punya harapan bahwa kekayaan yang ada tidak boleh dirusak. Semua pihak harus bertanggungjawab dalam melestarikan kekayaan yang ada.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sikka, Pet Poling. Dijelaskan bahwa perairan di sekitar Pulau Babi termasuk lokasi wisata di Teluk Maumere dan penting untuk dijaga bersama-sama.
Apa yang dilakukan oleh Maumere Diver Community, kata Kadis Poling, merupakan bagian dari “menumbuhkan kecintaan kita kepada laut dan alam bawah laut yang kita miliki”.
Kadis Poling berharap, Pulau Babi nantinya bisa menjadi destinasi unggulan. Anak-anak muda pun digerakkan untuk melestarikannya.
“Pada prinsipnya Pemerintah Kabupaten Sikka siap mendukung,” tutupnya.
Nivan Gomez & Irenius J. A Sagur