Tetap Berkarya di Tengah Pandemi

Maumere, Ekorantt.com – Kami menemuinya di sebuah lahan di Geliting 22 Oktober 2020 lalu, sekitar 15 menit dari pusat kota Maumere. Lahan tersebut sedang disiapkan untuk ditanami anakan cabai. Ferdy dan seorang kawannya sedang melubangi plastik mulsa. Sesekali ia berjalan dari ujung bedeng, memastikan lubang yang dilewati selang sudah seusai atau belum. Teknik pertanian yang mereka pakai untuk kebun cabai ini adalah irigasi tetes, yang termasuk baru di daerah kami.

Wajahnya basah oleh keringat dan agak kelelahan. “Kami sudah bekerja sejak jam lima pagi di sini,” ujarnya.

Di tengah-tengah kebun itu ada beberapa pohon mete yang bisa dipakai untuk berteduh. “Kami akan bikin kedai kopi di sana. Yang datang bukan hanya untuk minum, tapi untuk bercerita, khusus tentang pertanian.” Kedengarannya ini ide menarik mengingat konsep agrowisata belum banyak diminati di Flores.

Ferdy, pemuda Maumere dengan nama lengkap Herman Yoseph Ferdy menyebut dirinya sebagai pembelajar. Dua hal yang paling ia minati adalah pertanian dan jurnalistik. Empat tahun silam, ia tertarik dengan penulisan cerita perjalanan. Lantas terlibat menulis untuk Pesona Nusantara, majalah perjalanan pada salah satu maskapai nasional. Di tahun yang sama, ia bersama beberapa kawannya mendirikan Maumere TV, sebuah televisi berbasis internet, yang pertama di Kawasan Timur Indonesia.

“Waktu itu kami coba produksi sebuah dokumenter dengan smartphone. Dan berhasil. Di tahun 2016 juga, orang-orang sudah mulai masif mengakses media sosial. Di Flores, khususnya Facebook dan YouTube. Kami lihat fanspage Facebook dan kanal YouTube cukup menjadi media tayang. Kami lalu menghubungkan dua hal ini; facebook dan smarthphone. Itu berarti di atas kertas, kita sudah bisa bikin televisi internet,” jelas Ferdy.

Butuh waktu satu bulan bagi Ferdy dan rekan-rekannya untuk menguji gagasan ini. Pada akhirnya di tanggal 16 Januari 2017, gagasan itu muncul dalam penayangan perdana berita di laman facebook Maumere TV.

Maumere TV sendiri mengusung jurnalisme solusi dan berfokus pada liputan-liputan mitigasi. Dalam setiap liputan, Maumere TV berusaha mengeksplanasi masalah yang digarap dan juga mencari tahu kemungkinan-kemungkinan solusi atas masalah itu. “Jadi kami menjembatani solusi-solusi atas masalah yang ada,” lanjut Ferdy.

Lebih jauh Ferdy menjelaskan, liputan mitigasi tersebut tidak terbatas pada bencana dalam arti sempit seperti bencana alam, kelaparan, banjir dan lain-lain. Namun mencakup juga lini kehidupan lainnnya seperti keuangan, pertanian, lingkungan hidup, pendidikan, kebudayaan dan lainnya.

Di masa pandemi Covid-19, arus informasi menjadi lebih banyak dan banyak media menyajikan berita-berita seputar peningkatan jumlah kasus Covid-19, opini konspirasi, dan masalah-masalah lain seputar Covid-19. Berita-berita tersebut memberikan dampak psikologi kepada publik. Wabah ini juga membawa dampak lanjutan yaitu keuangan. Dengan alasan inilah Maumere TV sendiri merasa perlu menghadirkan informasi kepada publik dalam seri talkshow mitigasi dalam tema seperti: “Berita di Masa Pandemi Bikin Panik?”, “ODP Diantara Stigma dan Diskriminasi”, “Prosedur Karantina yang Benar”, dan lainnya.

Maumere TV juga, kata Ferdy,  menerbitkan seri podcast kesehatan di bawah nama “Sikka Sehat”. Sikka Sehat bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sikka. Hal ini sangat urgen mengingat semasa Covid dan karantina, akses masyarakat terhadap kesehatan mengalami penurunan. Padahal angka kasus DBD di Sikka pada masa itu tidak hilang sama sekali.

“Kami melihat bahwa media perlu untuk menghadirkan informasi kesehatan di ruang virtual,” kata Ferdy.

Program acara “Sikka Sehat” adalah salah satu program edukasi yang dilakukan secara konsisten bahkan setelah masa-masa kritis Covid-19 di Sikka berlalu.

Program lainnya adalah Todong Musisi. Bersama beberapa musisi di Maumere, mereka menyanyikan lagu-lagu cover dan original sambil mengkampanyekan 3M; memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak.

Sejauh ini, Maumere TV tidak disponsori oleh pihak manapun. Ketiga program edukasi selama pandemi kepada masyarakat diantaranya serial talkshow seputar Covid-19, Sikka Sehat, dan Todong Musisi yang dilakukan oleh Ferdy dkk dilakukan secara sukarela. Mereka merasa memiliki tanggung jawab sosial bagi masyarakat; mengedukasi dan menyalurkan energi positif dan melakukannya dengan cara mereka sendiri. Baginya jika jiwa sehat, raga juga akan sehat.

Apa yang ingin ia katakan kepada teman-teman muda yang lain?

“Bagi teman-teman muda, terutama yang jomlo, harus lebih banyak berkarya karena jomlo tuh tulang punggung pembangunan bangsa.” Mengutip Ernest Hemingway, ia katakan “when people talk, listen carefully. Most of people never listen. Kita harus belajar lebih banyak dari cerita orang,” tutupnya.

Carlin Karmadina, mahasiswi Universitas Nusa Nipa

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA