Dua Tahun Dipasung, ODGJ di Maumere Akhirnya Bersiap Menempati Rumah Bebas Pasung

Maumere, Ekorantt.comDitinggal pergi kekasih karena tak direstui keluarga dan juga kehilangan saudara kandung yang meninggal, membuat getir perjalanan hidup Wiliborda. Perempuan berusia 37 tahun ini kehilangan sandaran hidup. Beban psikologis akhirnya menjadikannya stres dan menderita gangguan jiwa.

Menurut penuturan anggota keluarganya, Wiliborda sebetulnya menjalani kehidupan normal bersama orang tua dan saudara-saudaranya di kediaman mereka, tepatnya di kompkes perumahan sekitar Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante.

Memasuki usia 12 tahun, Wiliborda mulai menunjukkan perilaku aneh seperti orang gangguan jiwa. Keluarga lalu  mengobatinya ke dokter sampai sembuh.

Ketika dewasa, petaka itu datang. Wiliborda yang sudah serius menjalin hubungan asmara dan bersiap menuju jenjang pernikahan akhirnya kandas. Persolannya sederhana saja, pihak keluarga laki-laki tak menyetujui hubungan mereka hanya karena masa kecil Wiliborda yang sempat mengalami gangguan jiwa.

Penolakan ini justeru berujung kehancuran bagi Wiliborda. Betapa tidak, dia sangat mengharapkan untuk membangun rumah tangga sendiri bersama lelaki pujaan hatinya.

iklan

Wiliborda akhirnya kembali jatuh sakit dan mengalami gangguan jiwa lagi sampai saat ini. Hampir 20 tahun sudah, tahap kedua gangguan jiwa Wiliborda terasa sangat menyedihkan.

Awalnya ia dirawat oleh kakak laki-laki bersama kedua orang tuanya. Namun, ternyata mereka tak mengurusnya dengan baik. Lalu dia dijemput oleh adik laki-lakinya yang lain. Wiliborda mulai menunjukan tanda-tanda pulih.

Tanda-tanda kepulihan pun rupanya tak berlangsung lama. Meninggalnya saudara laki-lakinya membuat perhatian untuk mengurus Wiliborda menjadi tak karuan.

Wiliborda menjadi semakin stres. Dia mulai jalan-jalan sembarangan, berteriak, maki orang, merusak barang-barang di rumah dan tetangga.

Karena perubahan perilaku yang kasar itulah maka pada tahun 2018 lalu Wiliborda akhirnya dipasung. Penderitaan Wiliborda rupanya didengar oleh Rektor Seminari St. Kamilus Maumere Romo Andi Suparman, MI. Romo Andi bersama kongregasinya yang memang punya misi kemanusiaan dalam perhatian terhadap para ODGJ. Keberadaan tentang Wiliborda diperoleh atas informasi dari petugas Puskesmas setempat.

“Ketika kami mendatangi kediaman tempat saudari Wiliborda dipasung, mata saya hampir tak percaya, karena ia dipasung di tempat yang jauh dari kesan layak. Tepatnya di belakang rumah, persis di samping kandang babi. Dalam sebuah gubuk yang reyot. Wiliborda hanya bisa bangun, duduk, lalu berbaring lagi. Ia omong dan ketawa sendiri. Sepertinya dia kurang diperhatikan, karena kedua kakak perempuan dan iparnya yang sudah janda pun sudah tidak muda lagi. Mereka juga kewalahan, melakukan segala sesuatu sendirian tanpa ada laki-laki yang menolong,” cerita Romo Andi beberapa waktu lalu.

Setelah berdiskusi dengan keluarganya, lanjut Romo Andi, pihaknya sepakat untuk membangun hunian yang lebih layak bagi Wiliborda untuk ditempati sambil menjalankan perawatan medis.

“Ini akan menjadi Rumah Bebas Pasung ke-50 yang dibangun oleh Seminari St. Kamilus-Maumere bagi pasien gangguan jiwa yang dipasung di Maumere dan sekitarnya,” tutur Romo Andi.

Menurut Romo Andi, ODGJ membutuhkan perhatian dan bukan untuk dibiarkan begitu saja.

“Semoga Natal 2020 akan menjadi yang terindah bagi Wiliborda, karena dibebaskan dari pasungnya selama dua tahun dan dipulihkan dari sakit jiwa,” tutup Romo Andi.

Yuven Fernandez

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA