Kisah Blasius Jelatu: Tiga Tahun Sakit, Butuh Biaya Pengobatan

Borong, Ekorantt.com – Sudah tiga tahun, Blasius Jelatu (48), warga Desa Satar Padut, Kecamatan Lamba Leda Utara, Kabupaten Manggarai Timur, terbaring lemah di rumahnya di Kampung Nanga Lirang.

Ia diduga mengalami komplikasi sakit ginjal, hati, dan diabetes melitus, sesuai hasil inspeksi petugas medis Puskemas Dampek. Kini, kondisinya semakin parah. Tubuhnya mulai kurus dan lemah.

“Suaranya juga sudah tidak kuat lagi,” tutur Hendrikus Seda, warga Dampek, Desa Satar Padut, yang tengah mengunjungi Blasius saat dihubungi Ekora NTT, Senin (1/2/2021) siang.

Menurut Erik, sapaan akrab Hendrikus Seda, selama ini Blasius tidak dibawa ke rumah sakit karena tidak ada uang.

“Keluarga Bapa Blasius ini betul-betul sangat berkekurangan. Rumahnya sudah reyot. Kalau hujan, air masuk sampai ke dalam rumah,” tutur Erik.

iklan
Kondisi rumah Blasius Jelatu di Nanga Lirang, Desa Satar Padut.

Blasius berasal dari Lawir Rengkam, Kecamatan Lamba Leda Timur. Ia menetap di Nanga Lirang sejak tujuh tahun lalu.

Sebelumnya, ia bersama istrinya, Bernadeta Mo, tinggal di Reo, Kabupaten Manggarai. Di Reo, mereka bekerja sebagai buruh tambak garam.

Blasius dan istrinya kemudian memilih pindah ke Nanga Lirang karena ingin mencari peruntungan lebih. Di Nanga Lirang, mereka bekerja mencari kayu api untuk dijual.

Harapan untuk mengubah ekonomi keluarga dari hasil penjualan kayu api pun mulai pupus sejak 2017, ketika Blasius mulai sakit.

Sejak saat itu, Bernadeta berperan ganda. Selain menjadi ibu rumah tangga, ia menggantikan peran suaminya, mencari kayu api untuk menyambung hidup.

“Mereka punya anak laki-laki tiga orang. Anak-anaknya itu sudah merantau semua,” cerita Erik.

Menurut Erik, sesuai penuturan Bernadeta, ketiga anaknya itu belum bisa membantu ekonomi keluarga karena hanya bekerja sebagai kondektur angkutan umum di Ruteng.

“Apalagi ketiga anaknya itu putus SD semua,” katanya.

Erik mengatakan, saat ini, Blasius dan Bernadeta belum memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP), sehingga tidak mendapat bantuan sosial (Bansos), baik Bansos selama pandemi maupun Bansos reguler seperti PKH, Sembako dan lainnya.

Menurut Erik, saat ini Blasius sangat mengharapkan uluran tangan orang-orang baik untuk membantu biaya pengobatannya.

Bantuan berupa uang bisa disalurkan melalui nomor rekening Pastor Rekan Paroki Dampek, Romo Yohanes Emanuel Enggong, Pr: Bank NTT 00602020316593.

Anda bisa menghubungi Romo Yohanes di nomor: 085337850245.

Rosis Adir
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA