Mbay, Ekorantt.com – Anggota DPD RI Angelius Wake Kako (AWK) mendorong pemerintah daerah di NTT saling kerja sama (MoU) dalam upaya percepatan peningkatan ekonomi masyarakat. Pasalnya, kerja sama lintas daerah menjadi kekuatan untuk saling mengisi hasil produksi masyarakat.
Ia menegaskan bahwa gagasan kerja sama lintas daerah ini sudah ia sampaikan ke Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat pada Juli 2019 lalu.
“Saya secara resmi menyatakan dukungan tentang ide Gubernur NTT terkait masyarakat ekonomi NTT, dengan sebuah syarat. Syarat yang saya ajukan waktu itu adalah konkretkan segera ide besar itu dengan secepat mungkin melakukan MoU antar-daerah. Biar ketahuan kabupaten mana menyuplay apa, kemana, dan dalam jumlah berapa banyak,” tulis Angelius dalam rilis yang diterima Ekora NTT pada Kamis (27/05/2021) siang.
Mengenai kerja sama lintas daerah, Angelius mengapresiasi langkah Pemkab Nagekeo dan Pemkab Manggarai Barat yang lebih awal menjalin hubungan untuk memastikan ekspansi pasar semua produk yang ada di masing-masing wilayah.
“Beberapa waktu yang lalu saya melihat sebuah langkah berani si ‘tukang bedah’, yang kini menjadi Bupati Nagekeo, dr. Don Bosco Do, mengunjungi Labuan Bajo, dan melakukan MoU dengan Pemda Manggarai Barat, untuk memastikan ekspansi pasar semua produk yang ada di wilayahnya,” katanya.
Geliat Pemkab Nagekeo belakangan memang membuat Angelius terkagum-kagum. Pasalnya, Nagekeo (Mbay) yang dulu terkenal daerah gersang, kini telah berubah menjadi daerah penghasil sayur. Bahkan, ia menyaksikan sayur-sayuran dari Nagekeo telah menguasai di berbagai pasar di wilayah Ende.
“Empat bulan lalu, ketika saya mengunjungi petani sayur di Roworeke, Kabupaten Ende, saya mendapat keluhan soal sulitnya mereka menjual (sayur) kangkung ke Pasar Ende, lantaran kangkung dari Mbay, Ibu kota Kabupaten Nagekeo, ‘membombardir’ Pasar Ende,” kisah Angelius.
“Saya tertegun mendengar, sembari juga kagum, dan seolah-olah belum yakin, kalau Mbay, nama yang di ingatan saya hanya ada beras sebagai basis produknya, kini ada tambahan sebagai penghasil sayur,” sambung dia.
Geliat Milenial
Angelius menjelaskan upaya Pemerintah Kabupaten Nagekeo dalam memberdayakan orang muda (milenial) setempat untuk mengembangkan usaha pekarangan rumah patut dijadikan contoh.
Memberdayakan generasi milenial produktif, kata Angelius, sebagai kunci kemajuan daerah.
“Sebagai orang yang meyakini bahwa perubahan sosial sangat besar dipengaruhi oleh pemimpin, yang bisa memberikan inspirasi bagi banyak orang. Terobosan yang dilakukan oleh Bupati Nagekeo ini akhirnya disambut baik oleh struktur birokrasi yang salah satunya adalah Lurah, Kelurahan Danga, Kecamatan Aesesa, Hans Lado yang terus memberi edukasi kepada masyarakat,” tulis Angelius.
“Anak muda yang luar biasa yang kehadirannya dengan dukungan perangkat RT yang diisi oleh Ketua RT, anak-anak muda seketika saja berhasil memanjakan mata kita ketika mengelilingi Kota Mbay, khususnya di Kelurahan Danga. Mbay yang sebelumnya sedikit gersang, berhasil memanjakan kita dengan hehijauan sayuran di lorong-lorong kompleks yang selama ini menjadi lahan tidur,” sambung Angelius, memuji.
Mantan Ketua PP PMKRI ini juga menyinggung beberapa orang muda di Flores yang terus gencar meningkatkan ekonomi masyarakat melalui kegiatan-kegiatan produktif. Misalnya, Ary Ruto pengusaha muda Nagekeo yang selalu menyuplai beras ke beberapa wilayah, Pemuda Raja-Nagekeo Orin Lado dan Jeko Jewata, anak muda Nangaroro yang sudah setahun ini mengumpulkan limbah cangkang kemiri dan diolah menjadi arang. Mereka dan beberapa anak muda di Flores yang menggeluti usaha ini, mereka menamakan grup Arang Flores (New Energy For Better Future).
Kemudian geliat Nando Watu, Kepala Desa Detusoko Barat, Roy Nuer, Kades Tilang, Kecamatan Nita-Kabupaten Sikka dan beberapa pemimpin desa dan kelurahan lainnya yang terus berkreasi untuk kemajuan daerah.
Angelius menegaskan bahwa usaha orang muda milenial ini perlu diberi support. Termasuk membuka akses pasar oleh pemerintah daerah masing-masing di NTT dengan menjalin hubungan kerjasama dalam bidang pemasaran.
“Tanpa MoU antar daerah, ide Masyarakat Ekonomi NTT, akan hanya sebatas ide,” tutur Angelius
Ian Bala