Maumere, Ekorantt.com – Anastasia Frederika Wilhelmina Wida [42] tetap tabah meski hanya menerima honor Rp500.000 setiap triwulan. Ia adalah Tutor Kelompok Bermain [Kober] St. Fransiskus Xaverius Bina Sanggar Satuan Pendidikan Non Formal [SPNF] Sanggar Kegiatan Belajar Sikka sejak tahun 2008.
Pada diri ibu satu anak ini tertanam kuat cinta akan dunia anak dan mencintai apa yang saat ini dijalaninya. Walau hanya menerima honor tiap tiga bulan Rp 500 ribu atau Rp 167 ribu tiap bulan tidak menyurutkan semangat Wida untuk tetap bertahan hingga tahun ke-13 ini.
“Soal rezeki makan minum itu sudah Tuhan atur dan saya percaya itu . Burung di udara saja Tuhan pelihara apalagi saya makhluk ciptaan-Nya,” kata Wida kepada Ekora NTT pada Jumat, [15/10/2021] di Kober SKB Sikka Jalan Anggrek Perumnas Maumere.
Alumni SMPS Bhakti Luhur Malang dengan bangga dan bersyukur masih mampu untuk berbagi sedikit ilmu yang dimiliki dengan malaikat kecil titipan Tuhan ini.
“Berada di tengah mereka selalu ada kebahagiaan tersendiri yang tidak bisa saya ungkapkan,” ujar Wida bersemangat.
Pengelola Kober St. Fransiskus Xaverius SPNF SKB Sikka Novita Rosalia Bara kepada Ekora NTT mengatakan baru-baru ini mendapatkan bantuan dana dari DAK Fisik berupa bangunan gedung dan Water Closet [WC]. Sedangkan untuk Alat Permainan Edukatif [APE] yang ada berupa perosotan, bola dunia dan ayunan.
“Perhatian untuk pendidikan non formal harus lebih dari pemerintah. Alasannya SPNF punya peranan penting dan garda terdepan mendukung program pemerintah menangani anak putus sekolah,” tandas Novi.
Oleh karenanya, tambah Novi, untuk memperhatikan kesejahteraan tutor yang menjadi keprihatinannya selama ini.
“Di Kober St. Fransiskus Xaverius iuran Rp 20 ribu per bulan. Tidak ada iuran lainnya seperti PAUD lainnya. Pak bayangkan bagaimana honor untuk tiga tutor kami ini,” katanya prihatin.
Ia pun menambahkan jumlah anak di kober ini sebanyak 27 orang yang terdiri kelompok A, Kelompok B1 dan B2. “Yang terdaftar di Dapodik hanya 16 orang sedangkan 11 lainnya tidak terdaftar karena belum memiliki Kartu Keluarga [KK],” tutupnya.
Yuven Fernandez