Geliat Taman Baca Kompar di Solor-Flotim yang Ikut Memikul Harapan Anak-anak

Larantuka, Ekorantt.com – Emanuel Dislub Kein (28) punya segudang mimpi membesarkan sebuah taman baca di kampung halamannya. Meski dihujani kritik dari berbagai pihak, Eman begitu ia disapa tak ambil pusing.

Persis di Desa Lemanu, Kecamatan Solor Selatan, Eman memulai aksinya dengan mengumpulkan para pelajar SD-SMP hingga pemuda setempat agar giat berliterasi dengan membaca dan menulis.

“Niat awalnya hanya sekadar mau membantu orang tua dan anak-anak yang membutuhkan bantuan,” katanya.

Karena melihat ada perkembangan baik, maka Eman mendirikan komunitas dengan diberi nama Taman Baca Kompar (Kumpulan orang muda dan pelajar asal Ri’a).

Saking senangnya, Eman pun mengajak orang muda setempat untuk mengerjakan lopo dan tempat duduk sederhana dari bambu persis di depan rumahnya.

iklan

Beberapa orang menilai aksi Eman dan teman-teman hanya mencari popularitas dan uang. Hal itu tak sedikit pun membuat Eman mundur. Bahkan, ia terus maju menebarkan literasi di kampung halamannya.

Kegiatan literasi membaca terus ia jalani meski di tengah pandemi. Anak-anak sekolah terus berdatangan dari berbagai wilayah. Mereka datang sambil memikul harapan yang menggantung di kepala. Mereka ingin bisa membaca dan bermain bersama teman-teman sebaya.

Eman sendiri adalah lulusan Sarjana Pendidikan. Tahun 2019 ia masih pengangguran. Lantas, berbekal buku miliknya, ia pun berkeinginan untuk mendirikan taman baca.

Niat baik Eman untuk memajukan pendidikan pun sempat menuai kendala. Soalnya, di tengah pandemi ia dituduh mengumpulkan anak-anak. Hal itulah membuat beberapa warga geram dan sempat ingin melaporkannya kepada pihak berwajib.

Setelah melewati waktu cukup panjang, ia berdiskusi dengan beberapa mahasiswa untuk mengadakan acara  hiburan dan pentas serta mensosialisasikan pendidikan kepada masyarakat.

Selain membaca, anak muda dibekali dengan latihan kepempinan dasar, juga kepada pelajar diadakan lomba puisi, pidato, cerdas cermat dan mantra daerah.

Untuk membaca, kata Eman diadakan tiap hari, dari pukul 15.00 WITA sampai pukul 17.00 WITA, kecuali hari Sabtu.

Eman menceritakan, mulanya kegiatan taman baca tersebut tidak mendapat dukungan dari pemerintah desa setempat. “Mungkin karena kami belum punya legalitas atau belum punya pengaruh,” ungkapnya.

Ia mengatakan, untuk membesarkan Taman Baca Kompar, ia rela menggunakan uang pribadi dan swadaya serta usaha dana.

Bahkan, gema literasi itu pun terdengar sampai di desa tetangga. Jadi, ada dua desa yang memilih untuk menjalani aktivitas membaca di Kompar. Dua desa tersebut, Desa Kenere dan Desa Lemanu.

Meski awalnya tidak diperhatikan, kini Kepala Desa Lemanu, Sabinus Mubere Kolin mendeklarasikan taman bacaan mereka.

Ia pun berharap, semoga pemda bisa melihat minat anak-anak untuk membaca sehingga mendapat perhatian serius.

Yurgo Purab

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA