Perubahan Iklim Berdampak pada Ketahanan Pangan

Ruteng, Ekorantt.com – Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Ayo Indonesia, Tarsisius Hurmali, mengatakan dampak perubahan iklim kini mulai terasa terutama terkait ketahanan pangan.

“Ancaman yang kini mulai dirasakan adalah dalam konteks ketahanan pangan,” ujar Tarsi saat kegiatan Leadership Camp Para Local Champion PI Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Manggarai yang berlangsung di Efata Ruteng, Rabu (27/4/2022).

Ketahanan pangan ini, kata Tarsi, bisa saja dipengaruhi oleh cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan kekeringan. Hal ini memengaruhi proses tanam dan hasil pertanian.

Tarsi mengakui bahwa di kalangan pemerintah, isu perubahan iklim kini menjadi salah satu isu pembangunan yang urgen. Hal tersebut menandakan bahwa pemerintah memberikan perhatian terhadap isu perubahan iklim.

Sebab itu, lanjut dia, Yayasan Ayo Indonesia juga turut berkontribusi dalam mengemas informasi tentang perubahan iklim. Sehingga isu ini menjadi kosa kata setiap hari bagi masyarakat.

iklan

“Kegiatan yang kami buat hari ini adalah dalam rangka itu. Sekarang misalnya, bagaimana menjadikan isu perubahan iklim sebagai isu yang memasyarakat atau menarik perhatian lebih dari pengambil kebijakan politik,” katanya.

Tarsi mengemukakan bahwa pihaknya mengambil strategi bekerja sama dengan orang muda. Orang-orang muda ini melakukan advokasi maupun jadi corong informasi tentang perubahan iklim ke tengah masyarakat.

“Kenapa orang muda? Kami yakin orang muda itu suatu potensi untuk menyebarkan informasi, karena di mana media cepat bergerak orang-orang muda ini yang lebih cepat,” tandasnya.

“Kita berharap, orang-orang muda ini akan menjadi duta-duta di mana bicara tentang seriusnya masalah-masalah buruk terkait dengan perubahan iklim,” tambahnya.

Tarsi pun mengajak semua pihak untuk mengambil bagian dalam isu perubahan iklim.

“Kami bukan hanya mau berkolaborasi tapi mau mengajak sebanyak mungkin pihak. Kami mau buat itu dalam kosa kata penting dalam kehidupan kita sehari-hari,” pungkasnya.

Project Officer LSM Yayasan Ayo Indonesia, Eni Setyowati mengatakan, bahwa efek dari perubahan iklim juga dapat meningkatnya angka stunting.

“Misalkan terjadi gagal panen, berarti nggak punya uang untuk beli makanan,” bebernya.

Dikatakan, tahun 2022 ini, pihaknya akan menanam bibit kopi sebagai salah satu upaya mengurangi dampak pada perubahan iklim.

“Kita rencana mau menanam 2.000 bibit kopi untuk para Local Champion dengan varietas yang tahan akan perubahan iklim,” ungkapnya.

Sementara Bupati Manggarai, Herybertus G L Nabit usai dialog dengan peserta Local Champion pada Jumat (29/4/2022) mengatakan bahwa isu perubahan iklim ini telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Manggarai.

“Ada di RPJMD. Itu kan tidak ada soal penganggarannya, bahwa ada juga, ia. Yang paling penting di APBD-nya,” kata Bupati Hery.

Menurutnya, kegiatan penghijauan yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Manggarai di beberapa sumber mata air di kota Ruteng selama ini adalah salah satu cara mengantisipasi perubahan iklim.

Sebab, kata Bupati Hery, wujud nyata dari perubahan iklim itu seperti cuaca yang tidak menentu dan debit air yang semakin berkurang.

“Dalam proses penanganan ini, kita tahu kalau bicara adaptasi perubahan iklim itu kita bicara investasi mahal. Itu butuh banyak uang. Dan Kalau butuh banyak uang, maka tidak ada jalan lain yaitu kita kolaborasi dengan banyak pihak dulu,” tutupnya.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA