Belajar dari Anggota Pintu Air di Malaka, Sukses Kembangkan Bisnis Pisang

Betun, Ekorantt.com – Damianus Seran (47), warga Desa Haliklaran, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka mengaku bahwa kehadiran KSP Kopdit Pintu Air menyelamatkan ekonomi keluarganya.

“Hadirnya Pintu Air menjadi penyelamat dalam hidup saya dan keluarga, saya merasa sangat nyaman dan benar-benar terbantu,” tutur Damianus kepada Ekora NTT melalui pada Selasa (19/07/2022).

Sejak tahun 2014, suami dari Yosefina Hoar Mano Bani ini memutuskan diri untuk bergabung dengan KSP Kopdit Pintu Air Cabang Wewiku.

Sebagai anggota pemula, Damianus mengikuti aturan keanggotaan KSP Kopdit Pintu Air yang berkaitan dengan kewajiban dan hak anggota.

Setelah kewajibannya sebagai anggota terpenuhi, ia memutuskan untuk mengajukan pinjaman untuk kebutuhan usaha.

iklan

Dan untuk pertama kalinya, Damianus mendapat persetujuan pinjaman sebesar Rp20.000.000. Dengan dana itu, ia mulai mengembangkan usaha ternak babi.

Tak puas dengan hanya memelihara babi, ayah empat anak itu kemudian menekuni usaha baru berupa jualan pisang.

“Pisang saya beli per tandan, kemudian saya bawa ke Kupang untuk dijual di sana,” katanya.

Ia melanjutkan, ada berbagai jenis pisang dibeli dari kebun petani dan dari kebun miliknya sendiri. Ketika sudah dalam jumlah banyak, Damianus menggunakan mobil dan berangkat untuk menjual pisang-pisang itu di pasar Kota Kupang.

“Berbagai jenis pisang seperti; pisang kepok, pisang beranga, pisang ambon, pisang susu, pisang bugis, dikumpul terlebih dahulu di rumah kemudian baru diangkut dengan mobil ke Kupang,” kata Damianus.

Usaha jualan pisang Damianus berjalan sangat baik. Setelah mengembalikan semua pinjaman pertamanya, Damianus memutuskan untuk menambah modalnya.

Ia berani mengajukan pinjaman Rp300 juta dan KSP Kopdit Pintu Air menyetujuinya.

Dengan penambahan modal, frekuensi penjualan ke Kupang meningkat dan dalam seminggu mencapai satu sampai dua kali. Karena itu, ia memberanikan diri untuk mengontrak sebuah rumah di Kupang yang dijadikannya rumah singgah.

“Sebelum harga minyak goreng naik, pendapatan kotor saya sebulan dapat mencapai belasan juta, karena banyak penjual gorengan yang berhenti maka imbasnya juga kena ke saya, pendapatan saya juga turun,” jelas Damianus.

Dari keuntungan ia dapat, selain digunakan untuk mengembalikan pinjaman berupa pokok dan bunga, sisanya ia pakai untuk membiayai kebutuhan harian keluarga.

Kerja keras Damianus juga mampu menyokong pendidikan anaknya di Akademi Maritim. Seorangnya lagi sedang menyelesaikan kuliah tahap akhir di Unwira Kupang. Sementara dua anak lainnya yang masih di bangku pendidikan SMP dan SD.

Damianus pun menyampaikan terima kasih kepada manajemen KSP Kopdit Pintu Air yang telah membantu dirinya memperbaiki ekonomi rumah tangganya.

TERKINI
BACA JUGA