Tak Hanya Mengajar, Guru di Sumba Timur Bentuk Kelompok Dampingan Pintu Air

Waingapu, Ekorantt.com – Yohanes Isak Sare, salah satu tenaga pendidik di SMAN 1 Rindi, Desa Haikatapu, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur berinisiatif membentuk satu kelompok dampingan koperasi.

Melalui kelompok dampingan yang dibentuknya tersebut, Isak mengajak sebanyak 112 orang untuk menjadi anggota KSP Kopdit Pintu Air.

Hal ini dilakukan Isak, lantaran ia merasa tidak cukup menjadi guru dengan hanya berdiri di depan kelas mengajarkan ilmu pengetahuan kepada anak-anak murid di sekolahnya.

Meski sejak pagi hari ia sibuk hingga pukul dua siang, Isak bilang, rasa lelah tidak menyurutkan niatnya untuk membantu warga sekitar dan mengantar mereka kepada perubahan penghidupan yang lebih baik.

“Bukan saja sumber daya manusia yang ingin diperbaiki, tetapi perubahan ekonomi keluarga juga menjadi mimpi saya untuk memberi pendampingan,” kata Isak.

iklan

Oleh karena itu, untuk mewujudkan cita-citanya, Isak mengisi waktu senggangnya dengan memberdayakan masyarakat secara ekonomi.

“Menurut saya, KSP Kopdit Pintu Air adalah lembaga yang tepat bagi masyarakat untuk memperbaiki kualitas hidup rumah tangganya,” jelasnya.

Di kelompok itu, cerita Isak, ia berperan sebagai ketua, dengan tugas pokok adalah melakukan sosialisasi kepada segenap masyarakat Rindi melalui pertemuan yang dilaksanakan di sekolah atau lewat pertemuan di desa.

Forum ini digunakannya secara efektif, di mana tetap melibatkan Staf Manajemen Pintu Air dari Cabang Waingapu dan dari Kantor Cabang Pembantu Malolo.

Kepada Ekora NTT pada Selasa (12/7/2022), ia menuturkan, kesediaannya manjadi pengurus kelompok itu termotivasi dari semangat untuk ikut membantu mengubah hidup warga sekitar terutama perubahan manajemen keuangan yang lebih baik.

Menurutnya, agar masyarakat lebih berdaya guna, tidak cukup SDM-nya saja yang ditingkatkan tetapi ekonomi juga menjadi faktor yang perlu disentuh untuk ditingkatkan pendapatannya.

“Bagi saya berdiri mengajar di depan kelas saja belum cukup mengubah karakter sesorang, tetapi dengan mendampingi langsung masyarakat di lapangan justru akan memperlihatkan nilai lebih. Karena di kelas cuma diberikan teori,” tutur Isak sembari menambahkan di tengah masyarakat, kita sebaiknya memberi contoh nyata.

Yohanes Isak Sare ketika memberikan sosialisasi tentang pentingnya berkoperasi/Ekora NTT

Dikatakannya, dari kelompok dampingannya itu, ia membimbing sesama anggotanya untuk membuka usaha kecil-kecilan.

Isak menambahkan, karena daerah tempat tinggal mereka berada di pesisir pantai, maka ia mendorong anggotanya untuk menggunakan pinjaman dari Koperasi Pintu Air guna mengembangkan usaha sebagai nelayan untuk menangkap ikan, jadi penjual ikan, buka kios, konter pulsa hingga beternak dan bertani sawah.

Ia mengaku, mesti sibuk di sekolah dan kelompok, di rumahnya pun Isak memelihara ayam dan itik dalam jumlah yang lumayan banyak.

“Saya pilih ayam dan itik lantaran di daerah ini telur itik dan ayam paling dicari. Sebab telur-telur itu dicari dan dijadikan bahan makanan bergizi bagi kuda pacu,” terangnya.

Menjawab Ekora NTT terkait tanggapan anggota atas kehadiran KSP Kopdit Pintu Air, Isa menuturkan bahwa kebanyakkan dari mereka sudah paham betapa sangat membantunya Pintu Air bagi anggota.

Dicontohkannya, belum lama ini ada anggota yang meninggal dunia, maka kepada keluarga duka oleh koperasi diberikan dana duka yang lumayan besar.

“Kemudian satu lagi anggota yang sakit hepatitis, manajemen Pintu Air dengan cepat menghatar dana solidaritas kesehatan,” ucapnya.

Isak mengakui, ini adalah contoh-contoh sederhana yang dinikmati anggota bila bergabung dan aktif menyimpan serta meminjam kemudian mengembalikannya secara teratur, tepat waktu, dan tepat jumlah.

“Kebaikan itulah yang terus menerus kami sampaikan kepada anggota dan calon anggota karena suksesnya anggota adalah kepuasan manajemen koperasi,” tutupnya.

TERKINI
BACA JUGA