Mbay, Ekorantt.com – Pemerintah Kabupaten Nagekeo memberdayakan masyarakat desa melalui pelatihan teknologi tepat guna pembuatan inkubator mesin tetas ayam di Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna Mbay, Desa Aeramo.
“Ini sebagai program pemberdayaan masyarakat desa agar meningkatkan ekonomi. Ada 24 pemuda desa yang ikut pelatihan ini,” ujar Kepala Dinas Pembedayaan Masyarakat Desa (PMD) Nagekeo Ujang Dekrasano, Jumat.
Dalam pelatihan itu, peserta menghasilkan 24 unit mesin tetas ayam yang selanjutnya menjadi milik peserta. Para peserta diharapkan bisa mengembangkan unggas di wilayah desa masing-masing.
“Diharapkan mereka bisa kembangkan unggas untuk diri mereka sendiri. Kalau sudah produksi baik, peserta bisa membantu masyarakat di desa mereka masing-masing,” kata Ujang.
Ia menambahkan, langkah selanjutnya yang didorong terhadap peserta ialah membentuk koperasi kelompok agar terkonsolidasi dalam meningkatkan usaha ternak ayam.
Usulan itu disambut baik oleh para peserta yang disampaikan ketua pelatihan Thomas Tobhali saat penutupan pelatihan di hadapan Bupati Nagekeo dr Johannes Don Bosco Do, Jumat sore.
“Kami rencana bentuk koperasi tapi kami kewalahan persyaratan dasar hukum koperasi soal biaya pembuatan akta notaris.”
“Biaya berapa? tanya Bupati Don.
“Enam juta pak,” jawab Thomas. “Baik saya tanggung,” sambung Bupati lantas mendorong agar pengembangan ternak ayam kelompok bisa berjalan.
Bupati Don berjanji bila ada program pengadaan ternak unggas oleh pemerintah maka, kelompok yang dinamakan Nagekeo Chicken Farm menjadi prioritas.
Sebab, menurut Bupati, kebutuhan ayam ke depan di pasar akan semakin tinggi ke depan dengan pesatnya kemajuan pada bidang pariwisata.
“Mimpi kita ke depan punya rencana mengenai ekosistem usaha yang lengkap. Saya berharap anak muda bisa bekerja keras untuk daerah kita. Saya harap kamu bisa mandiri dan pulang segera usaha telur. Jangan menganggur,” kata Bupati Don.
Untuk diketahui, kapasitas inkubator mesin tetas dalam satu kali proses penetasan telur sebanyak 100 butir. Bila diproses secara serentak ada 2.400 butir telur yang bisa menghasilkan 2.400 DOC (Day Old Chicken).
Dengan jumlah itu serta dengan target 75 persen penetasan maka para peserta didorong untuk bekerja sama dengan kelompok dasa wisma agar ekosistem usaha desa bisa berjalan.
“Kamu bisa kerja sama dengan kelompok dasa wisma untuk beli telur, lalu DOC nanti bisa dipasarkan kembali ke dasa wisma,” kata Bupati Don menandaskan.