Kupang, Ekorantt.com – Penyebaran virus ASF (African Swine Fever) atau demam babi Afrika telah menyerang delapan kabupaten di NTT.
Berdasarkan data Dinas Peternakan Pemprov NTT, sebanyak 284 ekor ternak babi mati akibat ASF.
“Data yang masuk saat ini sudah 8 kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur telah terserang virus ASF dan sebanyak 284 sudah mati,” ungkap Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Kesawan) Dinas Peternakan NTT, Drh. Melky Angsar di Kupang, Senin.
Melky menyebutkan delapan kabupaten tercatat diantaranya Kota Kupang 40 ekor, Kabupaten Kupang 75 ekor, TTU 3 ekor, Sumba Barat 3 ekor ternak babi.
Selanjutnya, Kabupaten Sumba Barat Daya 3 ekor, Kabupaten Ende 41 ekor, Sikka 43 ekor dan Flores Timur sebanyak 33 ekor.
Menurut Melky peningkatan status virus ASF yang terjadi di NTT saat ini disebabkan beberapa faktor diantaranya perubahan cuaca (hujan dan panas) yang tidak menentu saat ini.
Kemudian adanya pergeseran ternak babi yang tinggi dari satu kabupaten ke kabupaten lain. Hal ini mampu memicu stres pada ternak babi yang mengakibatkan daya tahan tubuh atau imun tubuh melemah.
Hal lainnya adalah adanya aktivitas pedagang yang sering keluar masuk ternak saat Natal dan Tahun Baru 2023 karena adanya peningkatan permintaan daging babi.
“Hewan ini sama dengan manusia. Jika stres maka imun tubuh jadi melemah akibatnya virus mudah masuk. Terus pedagang mencari stok babi itu dia keliling-keliling cari babi. Keliling-keliling keluar masuk kandang. Dari kandang pertama dia bawa kotoran dari dia punya sepatu ke kandang kedua. Sampai kandang kelima, kandang kelima terima dia punya penyakit semua,” ujar Melky.
Pemicu lainnya adalah aktivitas manusia yang sering keluar masuk di kandang saat Nataru. Adanya permintaan yang tinggi menyebabkan yang mana para pedagang saat itu sering keluar masuk kandang.
Mengantisipasi penyebaran virus ASF yang cukup tinggi, Melky menegaskan agar menghentikan pergeseran ternak babi dari kabupaten ke kabupaten lainnya di NTT.
“Di mana ada pergerakan babi dari satu tempat ke tempat lain itu, penyakit mengikuti karena penyakit ada di hewan itu. Termasuk manusianya ikut menyebarkan,” katanya.
Dinas Peternakan NTT saat ini untuk membantu peternak dengan memberikan desinfektan kepada masyarakat.
“Kami hanya salurkan desinfektan kepada masyarakat atau peternakan nanti peternak yang semprot sendiri. Kenapa tidak petugas? Karena kalau petugas dari kandang ke kandang dia juga ikut menyebarkan,” ucap Melky menandaskan.