Syukur Panen Padi dan Sorgum di Tapobali-Lembata Jadi Spirit Merawat Tradisi

Lewoleba, Ekorantt.com – Warga Desa Tapobali, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, merayakan syukur panen padi dan sorgum (yang baru dipanen) di rumah adat suku Mudaj dan Ledun, Senin (17/4/2023).

Syukur panen ini sebagai bagian dari merawat tradisi warisan leluhur yang sudah diwariskan secara turun-temurun.

“Ritual ini kami tetap jalankan karena ini warisan dari leluhur untuk tetap dilestarikan turun-temurun,” ujar Stefanus Doni Mudaj, tetua adat suku Mudaj.

Disaksikan media ini, ranting bambu aur beserta daun, buah kelapa muda tanpa daging dan pucuk daunnya, pinang muda, padi dan sorgum dibawa serta ke dalam rumah adat suku Mudaj dan Ledun.

Acara memasukkan daun baru dari bambu aur dan buah kelapa muda dan pucuk kelapa, buah pinang, padi dan sorgum menjadi tanda syukur kepada Lera Wulan Tana Ekan atau Tuhan sebagai wujud tertinggi dalam bahasa Lamaholot.

iklan

“Tuhan yang telah menumbuhkan tanaman-tanaman itu,” kata Stefanus.

Sebagai bagian dari etnis Lamaholot, kata Stefanus, warga Desa Tapobali percaya penyelenggaraan Tuhan dan restu leluhur menjadi sumber berkah setiap kali musim panen tiba.

Ia menjelaskan lebih jauh simbol daun bambu aur adalah lambang ketenangan dan kesejukan. Pucuk daun kelapa muda melambangkan keindahan dan keharmonisan. Sedangkan buah kelapa tanpa daging sebagai simbol kemurnian hati.

“Ada juga buah pinang muda sebagai tanda kesucian. Dan padi dan sorgum sebagai lambang kehidupan,” ungkapnya.

Syukur Jadi Kata Kunci

Upacara yang diikuti ratusan warga ini, sesungguhnya juga menjadi bagian dari merawat tradisi dan menjadi kalender wajib suku.

“Syukur itu jadi kata kunci. Baik hasilnya berlimpah maupun kurang wajib untuk tetap bersyukur,” ujar Stefanus.

Ia menambahkan, dalam upacara ini, peran kaum lelaki dan perempuan pun jadi bagian penting untuk saling menopang keberlangsungan merawat tradisi.

Dimulai dengan rangkaian memanggil arwah para leluhur atau dalam bahasa setempat disebut dengan Hon Kfoko di mana dilaksanakan oleh kaum perempuan di ujung pemukiman warga kemudian bergeser ke rumah adat yang dilaksanakan oleh kaum pria.

Yulita Peni Lolon, warga setempat mengatakan, peran perempuan dalam setiap acara syukur panen sangat strategis karena perempuanlah yang menjadi penjaga lumbung pangan keluarga.

Yulita tetap berharap agar pemerintah desa setempat memberikan perhatian khusus untuk memfasilitasi proses kegiatan syukur panen sebagai bentuk perhatian merawat kebudayaan di desanya.

Mikhael Sare Melon, Local Champion Desa Tapobali

TERKINI
BACA JUGA