Mahasiswa KKN Unipa Bersihkan Sampah di Kelurahan Kota Uneng Sambil Edukasi Warga

Maumere, Ekorantt.com – Sebanyak 19 Mahasiswa Universitas Nusa Nipa yang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) membersihkan sampah di Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok.

Mereka membawa tema besar; “Selamatkan Bumi Dengan Green Lifestyle” sambil memungut sampah plastik di wilayah Kota Uneng, Maumere.

“Pada dasarnya sampah tidak menjadi masalah jika dikelola secara tepat. Perilaku manusialah yang menyebabkan sampah menjadi persoalan besar dan sampai saat ini masih sulit diatasi di Kelurahan Kota Uneng,” ujar Ketua Tim KKN Unipa, Maria Geraldine Venansi Dou, kepada Ekora NTT Selasa (25/7/2023).

Maria mengemukakan, karena sampah disebabkan oleh perilaku manusia maka tidak hanya sebatas kerja bakti tapi edukasi masyarakat.

“Selain kerja bakti, edukasi terus-menerus dilakukan di beberapa tempat di wilayah Kelurahan Kota Uneng seperti di RT 007 dan 010 RW 02 serta RT 006/RW 04,” tegasnya.

iklan

Biasanya, kata dia, edukasi yang diberikan dikemas dengan metode sharing bersama yang dilakukan usai kerja bakti dan pada saat jeda untuk minum.

“Sasaran utamanya untuk anak- anak yang merupakan generasi penerus sehingga ilmu yang diperoleh akan berkelanjutan,” kata Maria.

Selain itu, Maria bilang bahwa sharing sebagai sarana bagi masyarakat menyampaikan keluh-kesah atau saran yang kemudian diramu menjadi sebuah rekomendasi terhadap pihak Kelurahan Kota Uneng oleh peserta KKN selaku Civitas Akademika dalam laporan hasil KKN.

Gabungan mahasiswa KKN Unipa dan beberapa anak muda-Ekora NTT

Ia bilang, para peserta KKN juga membuat tempat sampah kering yang ditempatkan di beberapa titik dalam wilayah Kelurahan Kota Uneng untuk membantu menyadarkan masyarakat setempat akan pentingnya perilaku membuang sampah pada tempatnya.

Padatnya Pemukiman

Lurah Kota Uneng, Ignatius, mengatakan masalah di Kelurahan Kota Uneng adalah sampah karena padatnya pemukiman.
Warga masyarakat, lanjut Ignatius, sudah melakukan upaya untuk kerja bakti dan membersihkan halaman rumah masing-masing.

“Masih menjadi kendala adalah minimnya kontainer sampah dan angkutan sampah dari BLH sehingga warga menumpuk sampah di halaman rumah, tempat umum atau pinggir jalan,” katanya.

“Saya selaku Lurah bersama Kabid dan staf BLH telah turun ke RT untuk memberikan sosialisasi tentang sampah dan cara pengelolaannya. Kami melakukan sosialisasi malam hari setelah doa bersama di KBG,” tambahnya.

Ketua RT 006/RW 04, Bapak Boi, mengeluh karena susahnya menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat karena masyarakat belum menyadari akan kebersihan lingkungan.

“Wilayah RT kami ini penerima imbasan sampah di mana risikonya sangat besar dengan hadirnya berbagai macam penyakit. Kendala lain kontainer sampah. Keluhan ini telah disampaikan tetapi belum mendapatkan tanggapan,” keluhnya.

Bak sampah yang dibuat sendiri oleh mahasiswa KKN Unipa – Ekora NTT

Boi juga menyampaikan soal sampah bukan dari warga RT setempat tapi juga dari warga RT lainnya.

“Seolah-olah RT kami sebagai tempat pembuangan sampah liar. Kami juga sangat berterima kasih kepada mahasiswa KKN membantu dan bersama warga membersihkan sampah. Harapan saya kiranya mahasiswa KKN bisa mengadakan penggaruk sampah untuk kami,” pintanya.

Sedangkan Ketua RT 010/RW 02 Ludgardis, mengatakan permasalahan di wilayahnya juga masih tentang sampah.

Menurutnya, sampah-sampah tersebut berasal dari warga yang membuang sampah saat malam hari sehingga waktu air laut pasang sampah terbawa air laut.

“Untuk mengatasi sampah di wilayah RT kerja bakti dilaksanakan dua sampai tiga kali dalam sebulan,” ungkapnya.

Ludgardis juga berterima kasih kepada mahasiswa Unipa karena sudah menyediakan bak-bak sampah hasil buatan sendiri.

“Terima kasih kepada adik-adik mahasiswa karena telah membantu kami mengadakan bak sampah,” pungkasnya.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA