Maumere, Ekorantt.com – Sisilia Yadila, warga Dusun Orinbelan, Desa Bura Bekor, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka mengusap keringat di dahinya. Ia meletakkan dua jeriken berisi air bersih di salah satu sudut dapur rumahnya.
Ia kelelahan setelah berjalan kaki sejauh 5 kilometer untuk mendapatkan akses air bersih. Sisilia dan warga yang lain mengambil air dari sumur tua yang terletak hanya sepelemparan batu dari pesisir pantai.
Sumur tua itu menjadi satu satunya sumber air bersih bagi warga Orinbelan saat musim kemarau.
“Kalau untuk mandi, cuci pakaian langsung di sumur. Kalau bawa pulang ke rumah hanya dua tiga jeriken saja untuk masak dan minum,” ujar pekan lalu.
Sebenarnya, masih ada pilihan lain bagi Sisilia untuk mendapatkan air yakni memesan mobil tangki air. Namun harganya terlampau mahal.
“Mau beli air tangki harganya mahal Rp300-Rp400 ribu. Kalau mobil tangki air milik Pemdes Wolonwalu harganya Rp250 ribu. Mau beli juga kami tidak mampu,” ujar Sisilia.
Sisilia tidak sendirian. Warga Desa Bura Bekor yang lain, Aloysius Joe merasakan hal yang sama. Ia kesulitan memesan tangki air karena harganya mahal.
Seperti Sisilia, Aloysius juga mengandalkan sumur tua di pesisir pantai demi memenuhi kebutuhan air bersih. Belum ada akses air bersih dari PDAM.
Saat musim hujan, warga desa tidak kesulitan karena persediaan air melimpah. Masing-masing rumah sudah menyiapkan bak penampung air hujan, kata Aloysius.
“Kalau musim hujan datang kami kelimpahan air untuk kebutuhan sehari-hari. Air hujan dipakai untuk masak, minum, mandi, dan kebutuhan lainnya,” ujarnya.
Sayangnya, musim kemarau tahun ini cukup panjang, kata Aloysius. Kondisi demikian merupakan dampak dari El Nino, yang merupakan fenomena iklim yang dapat memengaruhi pola cuaca di berbagai wilayah, menyebabkan kemarau yang panjang dan cuaca ekstrem.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, perkembangan kondisi El Nino dari data satelit terkini diprediksi masih akan berlangsung hingga akhir Oktober. Kemudian, pada bulan November, akan terjadi transisi dari musim kemarau ke musim hujan.
El Nino diprediksi akan tetap berlangsung hingga akhir tahun. Dwikorita menekankan bahwa ada harapan dengan masuknya angin monsun dari arah Asia mulai November.
“Alhamdulillah karena adanya angin monsun dari arah Asia sudah masuk mulai November, jadi insya Allah akan mulai turun hujan di bulan November,” kata Dwikorita di Jakarta pada Selasa, 3 Oktober 2023.
Artinya, kata Dwikorita, pengaruh El Nino akan mulai tersapu oleh hujan. Dengan begitu, musim kemarau berakhir secara bertahap.
Bantuan Air Bersih
Setiap memasuki musim kemarau, tidak sedikit pihak yang ikut menyalurkan bantuan air bersih ke Desa Burabekor. Mulai institusi pemerintah hingga bantuan perorangan.
Akhir September lalu, misalnya, warga Desa Burabekor mendapatkan bantuan air bersih dari Polres Sikka.
Warga yang mendapatkan bantuan air tersebar di tiga dusun yakni Dusun Orinbelan, Dusun Gade, dan Dusun Klotong. Masing-masing dusun mendapatkan bantuan 5.500 liter air bersih.
“Warga sering mendapat bantuan air bersih dari pihak Polres Sikka,” ujar Penjabat Kepala Desa Burabekor, Nolastus.
Selain bantuan air bersih dari Polres Sikka, sambung Nolastus, pihaknya mendapat pasokan air bersih dari BPBD Kabupaten Sikka hampir setiap tahun. Bahkan, ada juga bantuan air bersih dari anggota DPRD Sikka.
Butuh Solusi Permanen
Kendati demikian, Nolastus mendorong adanya solusi permanen terhadap masalah air bersih di Bura Bekor. Hal ini dilakukan demi mengurai persoalan yang sudah puluhan tahun dialami warga setempat.
Nolastus mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Desa Hokor terkait akses air dari mata air Wair Huri, yang letaknya berada di perbatasan kedua desa tersebut.
“Kami akan berusaha berkoordinasi supaya mata air Wair Huri dapat kita manfaatkan secara bersama-sama,” ujarnya.
Kata Nolastus, bila nanti kedua belah pihak sepakat, maka akan dibuat kesepakatan bersama yang nantinya akan dituangkan dalam berita acara agar bisa dilaksanakan.
“Berita acara ini kita bawa ke Musrembang Desa, Musrembang Kecamatan sampai Musrembang Kabupaten,” kata Nolastus.
Di sisi lain Anggota DPRD Sikka Stef Say mengatakan, pihaknya telah melakukan survei mata air demi menyelesaikan masalah air di Desa Burabekor. Survei menunjukkan bahwa terdapat dua mata air di Kecamatan Bola mata air Wairterang dan mata air Wair Huri.
Mata air Wairterang, kata Stef, dimanfaatkan oleh PDAM Kabupaten Sikka, untuk disalurkan ke wilayah Desa Bola, Desa Wolokoli, Desa Ipir, dan Desa Umauta.
“Keempat desa ini krisis air bersih sudah diatasi. Tinggal beberapa desa, seperti Desa Burabekor dan Wolonwalu,” kata Stef.
Stef menambahkan, mata air Wairterang dapat disalurkan juga ke wilayah Desa Burabekor. Caranya; air disalurkan ke kali untuk ditampung pada bak penampung.
“Kemudian dinaikkan ke bukit dengan mekanik. Kemudian ditampung lagi di bak penampung. Kemudian disalurkan ke Desa Burabekor,” jelasnya.
Sementara mata air Wair Huri, sambung Stef, mengalir ke wilayah Desa Hokor, yang juga mendapatkan aliran air dari Hokor mata air Wair Mea Di Desa Sikka, Kecamatan Lela.
“Mata air Wair Huri yang ditarik ke Desa Hokor, bisa dibagikan ke Desa Burabekor dan Desa Wolonwalu, supaya krisis air dapat teratasi,” ujarnya.
Anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp5 miliar, ujar Stef. Dana itu dipakai untuk pembangunan bak resivoir dan hingga pengadaan pipanisasi.
“Kita akan upayakan untuk dapat mengatasi persoalan air bersih di Desa Burabekor. Mudah-mudahan di tahun 2024 atau 2025 dapat terwujud,” pungkasnya.