Kupang, Ekorantt.com – Pemerintah Provinsi NTT berkomitmen terus melakukan beragam upaya untuk menurunkan angka stunting.
Data yang dihimpun Ekora NTT, persentase anak stunting di NTT hingga Februari 2023 adalah 15,7 persen atau 67.538 anak.
Jumlah tersebut menurun bila dibandingkan 2022 yaitu 17,7 persen atau 77.338 anak.
Penurunan terjadi setiap tahun di mana angka stunting sempat mencapai 35,4 persen atau 81.434 balita pada 2018.
Data tersebut didasarkan pada laporan aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) terhadap 22 kabupaten dan kota di NTT.
Bila dibandingkan, laporan anak stunting tersebut berbeda dengan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 yaitu sebesar 35,4 persen.
SSGI melakukan survei kepada populasi sampel sebanyak 334.848 balita yang tersebar di 486 kota di 33 provinsi di Indonesia. Metode yang digunakan adalah survei.
“Pada momen yang bermartabat ini, saya memberi apresiasi kepada pemerintah kabupaten/kota yang telah berupaya keras dan menunjukkan komitmen dalam upaya penurunan stunting,” ujar Penjabat Gubernur NTT Ayodhia G. L. Kalake saat membuka sekaligus memimpin rapat koordinasi atau rembuk stunting percepatan penurunan stunting Provinsi NTT tahun 2023 di Kantor Bupati Kupang, Oelamasi, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Senin, 20 November 2023.
Setidaknya ada delapan poin yang menjadi arahan Ayodhia untuk menurunkan angka stunting di Provinsi NTT.
Pertama, kata dia, perlu ada langkah terobosan dan inovatif yang tidak hanya menjadi rutinitas semata. Kedua, perlu adanya intervensi, spesifik, dan tepat sasaran.
Ketiga, menentukan sasaran yang tepat dalam hal ini remaja, ibu hamil dan anak stunting atau balita stunting. Keempat, membuat gerakan anak asuh atau pun orang tua asuh.
Kelima, cakupan air bersih. Keenam, gerakan dapur sehat dua butir telur dan satu gelas susu.
Ketujuh, melakukan monitoring terhadap tingkat keaktifan posyandu dan memberikan perhatian khusus terhadap daerah-daerah tertentu yang masih tinggi tingkat persentase stunting-nya.
Kedelapan, optimalisasi anggaran yang ada baik itu melalui Dana Alokasi Khusus (DAU), Dana Desa atau Dana Operasional Kesehatan (DOK), sehingga akan didapatkan penanganan terpadu untuk mengatasi masalah stunting ini.
“Program-program penurunan stunting diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat,” kata Ayodhia.
Harap Temukan Solusi
Dalam kesempatan yang sama, Ayodhia berharap agar rapat koordinasi tersebut dapat menemukan sebuah langkah konkret dan solutif dalam upaya penurunan stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Setelah rapat diharapkan pula ada langkah bersama sebagai upaya preventif ke depan khususnya bagi penanganan Balita Tidak Naik Berat Badan 1 kali (Balita T) pada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi NTT.
Sebab itu, lanjut dia, setiap masukan dan kontribusi dalam kegiatan ini harus dipastikan tercatat dengan baik untuk dirumuskan dalam implementasi kegiatan selanjutnya demi mewujudkan SDM yang unggul dan berdaya saing tinggi untuk ‘NTT Maju dan Sejahtera’.
Selain itu, Ayodhia juga memberikan apresiasi kepada pemerintah kabupaten/kota atas segala usaha dan kerja kerasnya dalam upaya penurunan angka stunting.
“Penghargaan yang sama juga bagi seluruh elemen yang turut mengambil bagian dalam upaya penurunan stunting termasuk lembaga mitra pembangunan yang juga telah berkontribusi dan mendukung Pemerintah Provinsi NTT,” ujar Ayodhia.
Ia berharap ke depan agar praktik yang baik terutama kerja kolaborasi seperti ini harus terus dikreasikan untuk menyelesaikan berbagai persoalan serius di Provinsi NTT.
Sementara itu, Bupati Kupang Korinus Masneno dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat datang sekaligus terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Kupang sebagai tuan rumah penyelenggaraan rapat koordinasi percepatan penurunan stunting Provinsi NTT tahun 2023.
Korinus juga menyampaikan terima kasih kepada Penjabat Gubernur NTT yang telah memilih Kabupaten Kupang sebagai tempat dilaksanakannya kegiatan rapat koordinasi tindak percepatan penurunan stunting.
“Inilah sebuah kepercayaan yang harus dan mesti ditindaklanjuti dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab,” pungkas Bupati Korinus.
Ia berharap seluruh kegiatan dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan sebuah kajian yang komprehensif dalam upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi NTT.