Kemenag Gali Potensi Calon Pemimpin Lewat Festival SMAK Regio Flores Bagian Timur

Oleh sebab itu, sebagai calon pemimpin, peserta didik mesti mengembangkan segala bakat, talenta, dan kemampuannya.

Maumere, Ekorantt.com – Kementerian Agama Bidang Pendidikan Agama Katolik Provinsi NTT mengadakan Festival SMAK Tingkat Regio Flores Bagian Timur bertajuk Future Leader Fest di Kampus Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero Maumere pada 15-18 Mei 2024.

Sekretaris Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama Republik Indonesia Albertus Triyatmojo menerangkan bahwa penyelenggaraan festival merupakan aktualisasi visi mulia pendidikan yakni mendidik generasi pemimpin di masa depan.

Menurutnya, pemimpin bukanlah sesuatu yang terberi melainkan dibentuk dan dipersiapkan dalam proses perjalanan yang panjang.

Oleh sebab itu, sebagai calon pemimpin, peserta didik mesti mengembangkan segala bakat, talenta, dan kemampuannya.

“Ini merupakan kesempatan di mana bukan saja siswa melainkan kami sebagai guru juga belajar bagi terciptanya iklim pendidikan yang sehat dan berkualitas. Semua pihak bertanggung jawab dan mendukung tugas mulia melahirkan calon pemimpin di masa mendatang,” kata Albertus.

iklan

Ia menambahkan, festival rutin tahunan merupakan komitmen bersama SMAK se-NTT untuk membentuk peserta didik menjadi pemimpin yang berkualitas, berkarakter, moderat, dan berwawasan kebangsaan.

Festival SMAK pertama kali terlaksana pada tahun 2022 sebagai festival keagamaan, tahun 2023 sebagai festival literasi, dan di tahun 2024 mengusung tema Future Leader Fest.

Dari tahun ke tahun, terjadi penambahan kuantitas mata lomba serta peningkatan kualitas isi atau penyajiannya. Dengan demikian, festival SMAK ini bisa menjadi salah satu event pelajar yang penting dan strategis di masa yang akan datang.

Lebih jauh, festival ini dapat menjadi jembatan bagi semua peserta didik SMAK regio Flores bagian timur agar bisa saling mengenal sebagai suatu keluarga besar.

Selain itu, dapat menumbuh sikap solider, saling belajar satu dan lainnya untuk tumbuh bersama menciptakan iklim pendidikan yang memungkinkan lahirnya manusia pemimpin.

“Juara tidak juara itu tidak penting. Yang paling adalah bahwa wadah ini menjadi tempat anak-anak memberi diri untuk dibentuk, meningkatkan rasa percaya diri peserta didik, serta mampu menghilangkan rasa takut dan cemas saat berada di atas panggung dan disaksikan oleh banyak orang. Mental mereka menjadi kuat, kemampuannya terus meningkat,” kata Marcella Ina, salah seorang guru dari SMAK Fransiskus Asisi Larantuka.

Festival tahunan itu dikuti tujuh sekolah yakni, SMAK Sta. Maria Monte Carmelo Maumere, SMAK St. Petrus Kewapante, SMAK St. Yosep Tana Ai, SMAK St. Fransiskus Asisi Larantuka, SMAK Sta. Maria Immaculata Adonara, dan SMAK St. Michael Solor serta SMAK St. Yakobus Rasul Lewoloba.

Ada berbagai kegiatan kreativitas yang diselenggarakan seperti karnaval budaya nusantara, pidato Bahasa Inggris, karya ilmiah, seminar, cerdas cermat, debat, orasi, paduan suara, tari kreasi, PBB dan gerak jalan, serta senam massal.

Jurnalis warga: Maria Natalia Ana Yusti

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA