Geotermal Poco Leok Kebanggaan Pemerintah dan Perusahaan, Bukan Masyarakat

Menurut Thadeus, kebanggaan masyarakat Flores adalah kekayaan alamnya dan pertanian. Sebab, mayoritas masyarakat Flores menggantungkan hidup dari sektor pertanian.

Ruteng, Ekorantt.com Proyek perluasan geotermal Poco Leok, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai hingga kini masih menuai penolakan warga.

Poyek geotermal berkapasitas 2×20 MW ini merupakan proyek perluasan panas bumi dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu yang berlokasi di Desa Wewo, Kecamatan Satarmese.

Proyek itu dilakukan dalam rangka memenuhi target menaikkan kapasitas dari 7,5 MW saat ini menjadi 40 MW. Tetapi, rencana perluasan masih menuai pro dan kontra kendati sebagian warga telah menyerahkan lahan mereka kepada perusahaan.

Thadeus Sukardin, warga Poco Leok mengatakan, proyek geotermal Poco Leok merupakan kebanggaan pemerintah dan perusahaan, bukan masyarakat.

iklan

Masyarakat, kata dia, justru mendapatkan kerugian yang sangat besar. Sebab, jika proyek panas bumi itu terjadi maka dipastikan lahan masyarakat diambil perusahaan.

“Sementara masyarakat itu bisa menghasilkan hasil pertanian dari tanah yang mereka ambil,” tandas Thadeus setelah mendengar ada sosialisasi pemberitahuan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu Unit 5-6 (2X20MW) wellpad H, I, J dan Access Road yang berlangsung di Aula Paroki St. Arnoldus Janssen Ponggeok pada Jumat, 14 Juni 2024.

Menurut Thadeus, kebanggaan masyarakat Flores adalah kekayaan alamnya dan pertanian. Sebab, mayoritas masyarakat Flores menggantungkan hidup dari sektor pertanian.

“Kalau ada yang mengatakan kita bangga dengan geotermal, menurut saya itu keliru sekali,” pungkasnya.

Geotermal Poco Leok Kebanggan Pemerintah dan Perusahaan, Bukan Masyarakat1
Kampung Lungar, Poco Leok, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai (Foto: Adeputra Moses/Ekora NTT)

“Kita juga punya hak untuk memperoleh lingkungan yang ramah dan bersih. Landasan itu juga menjadi dasar penolakan selain kami mempertahankan budaya,” kata Thadeus.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Manggarai, Yosep Mantara menegaskan,penetapan Flores sebagai Pulau Panas Bumi adalah sesuatu yang harus dibangga-banggakan oleh masyarakat wilayah itu.

“Kalau dicermati kita punya kebangaan yaitu kita punya geotermal yang di daerah lain tidak punya,” kata Yosep ketika sosialisasi.

Keputusan tersebut berdasarkan surat keputusan nomor 2268 K/30/MEM/2017 pada tanggal 19 Juni 2017 dengan tujuan mengoptimalkan penggunaan energi panas bumi di Pulau Flores baik sebagai sumber listrik

Yosep berpendapat, potensi ini tidak dimiliki oleh daerah lain tapi hanya Pulau Flores, terutama di Poco Leok.

“Jadi Pulau Flores saja yang sudah ditetapkan.
Ini adalah karunia Tuhan,” terangnya.

Karena itu, potensi yang ada di dareah ini harus diangkat dan dimanfaatkan demi kepentingan bersama, baik masyarakat Manggarai maupun Flores pada umumnya.

“Untuk kepentingan kita semua baik warga Karena targetnya kalau listrik ini sudah dihasilkan untuk mencukupi seluruh Flores,” ucapnya.

Tiga Titik Pengeboran Baru

Sejauh ini rencana proyek tersebut sudah memasuki tahap kedua dengan menargetkan tiga titik pengeboran (wellpad) dan access road (satu akses jalan menuju titik pengeboran).

Ketiga lokasi pengeboran ini di antarnya; wellpad H berada di Desa Lungar, dengan luas lahan sekitar 2,195 hektare. Wellpad I berada di Desa Lungar, dengan luas lahan sekitar 2, 087 hektare. Sedangkan wellpad J berada di Desa Wewo, dengan luas lahan sekitar 1,901.

Lokasi tiga titik baru ini juga terdapat di sejumlah tanah ulayat, di antaranya  wellpad H terletak di Gendang Rebak dan Gendaang Lungar, wellpad I Gendang Rebak (Suku Laking), sedangkan wellpad J terdapat di lahan Gendang Lale.

Sementara data kebutuhan lahan access road Desa Wewo 1,195 hektare, Ponggek 0,210 hektare, Desa Mocok 0,5 hektare, Desa Lungar 4, 320 hektare.

Lokasi access road ini terdapat di sejumlah tanah ulayat, di antaranya; Gendang Wewo, Gendang Rebak, Gendang Lale, Gendang Tere, Gendang Mesir, Gendang Leda, dan Gendang Lelak.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA