Natal Jadi Sumber Inspirasi Bagi Kemendikdasmen Dukung Toleransi di Sekolah

Natal juga dimaknai sebagai momen untuk merefleksikan nilai-nilai kehidupan, seperti cinta kasih, kesederhanaan, dan rasa syukur.

Maumere, Ekorantt.com – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) merayakan Natal dan Tahun  Baru bersama di Plaza Inzan Berprestasi, Gedung A Lantai I Kompleks Kemendikbudristek, Jalan Jenderal Sudirman Jakarta Pusat, Jumat, 10 Januari 2025.

Salah satu yang hadir dalam acara tersebut ialah Pater Hendrik Maku, SVD, pengajar Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero Maumere. Saat ini dia sedang studi doktoral Islamologi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pater Hendrik, sapaan karibnya, menyampaikan makna pesan Natal 2024. Ia meminta gembala di lingkup Kemendikbudristek agar bisa menjadikan pesan Natal sebagai inspirasi untuk mendukung kurikulum atau kebijakan, yang berorientasi pada upaya untuk menanamkan nilai-nilai toleransi dan inklusi di lingkungan sekolah atau kampus.



Natal juga dimaknai sebagai momen untuk merefleksikan nilai-nilai kehidupan, seperti cinta kasih, kesederhanaan, dan rasa syukur.

“Kita dapat memanfaatkan sasaa rahmat ini untuk bertafakur, merenungkan apa kontribusi kita terhadap dunia pendidikan,” ujar Pater Hendrik.

Ia menambahkan, Natal sebagai momentum merefleksikan terkait program-program strategis yang telah dieksekusi, yang output-nya telah mendongkrak kualitas pendidikan secara signifikan.

“Sembari dengan rendah hati mengakui setiap kegagalan di masa lalu, bukan untuk diratapi tetapi untuk dimaknai sebagai langkah penting dalam proses perjalanan menuju kesuksesan di masa depan,” kata Pater Hendrik.

Menurut dia, Presiden Prabowo Subianto memiliki cita-cita mulia, yakni  “Bersama Indonesia Maju menuju Indonesia Emas.” Sebab itu, ia mendorong semua gembala di lingkup Kemendikbudristek agar memiliki tekad yang sama, antara lain “penguatan nilai kebersamaan.”

Menurut Pater Hendrik, Natal juga bisa dimaknai sebagai simbol persatuan dan solidaritas, melalui upaya mempererat kerja sama dengan semua stakeholders, terutama mereka yang terlibat dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.

“Setiap tahun, setelah Natal dan Tahun Baru, komunitas kami Civitas Youth Camp melakukan acara tukar kado. Walaupun kadonya tampak sederhana, namun nilai yang menjadi inspirasi dari acara itu sangat mulia, yakni kepedulian sosial,” katanya.

Ia pun mengapresiasi perbuatan baik Kemendikbudristek yang telah menginisiasi program-program kemanusiaan untuk membantu kelompok yang kurang beruntung, seperti pemberian beasiswa, pengembangan sekolah di daerah terpencil, atau peningkatan akses pendidikan. Bagi Pater Hendrik, kebijakan ini merupakan bentuk kepedulian sosial Kemendikbudristek.

Dalam konteks negara bangsa yang majemuk, Pater Hendrik menegaskan bahwa Natal membawa pesan keharmonisan dalam keberagaman, menyalurkan energi baru yang positif untuk mengapresiasi pluralitas suku, agama dan budaya, ras, dan bahasa sebagai sebuah kekuatan dan berkat dari Sang Khalik yang harus disyukuri dan dirawat.

“Manusia itu ada dua macam yakni saudaramu dalam iman dan/atau saudaramu dalam kemanusiaan,” demikian kata Pater Hendrik mengutip pernyataan Saidina Ali bin Abi Thalib (656-661).

Penulis: Eginius Moa

spot_img
TERKINI
BACA JUGA