Maumere, Ekorantt.com – Ketua Forum Bela Rasa Difabel Nian Sikka (Forsadika) Yoseph Loku, meminta insan pers mendorong pemerintah supaya mengadvokasi hak-hak disabilitas.
“Insan pers lewat tulisan harus mendorong pemerintah setempat untuk memperhatikan hak-hak penyandang disabilitas yang belum dipenuhi,” ujar Yos kepada Ekora NTT, Kamis (9/02/2023).
Menurut Yos, penyandang disabilitas mengalami diskriminasi akibat minimnya pemahaman masyarakat dan stigmatisasi.
“Minimnya pemahaman menjadi salah satu tantangan yang dihadapi untuk dapat memperoleh ruang publik yang ramah dan berkeadilan. Untuk itu diharapkan teman-teman pers lebih banyak menulis tentang penyandang disabilitas sehingga masyarakat tahu tentang hak-hak disabilitas,” pinta pria asal Talibura ini.
Yos menjelaskan, fokus Forsadika saat ini adalah sosialisasi memberikan pemahaman tentang isu disabilitas.
“Saat ini kita turun ke kecamatan-kecamatan sosialisasi dan pendataan Sahabat Difabel. Karena pemahaman isu disabilitas di Nian Sikka belum inklusi di tengah masyarakat terutama masyarakat kalangan bawah,” ujarnya.
Yos bilang Forsadika akan terus melakukan sosialisasi agar masyarakat paham dulu tentang karakter disabilitas baru mengadvokasi.
“Setelah itu pembentukan kelompok disabilitas di desa dan kecamatan juga berusaha mendapatkan SK dari desa,” katanya.
Ia juga mengakui bahwa saat sosialisasi pihaknya menyampaikan profil organisasi dan juga program kerja Forsadika.
Yos bilang, ada 5 kecamatan yang menjadi sasaran kegiatan sosialisasi yakni Bola, Talibura, Mego, Mapitara, dan Magepanda.
Ketika ditanya tentang data jumlah anggota Forsadika, Yos mengatakan untuk data belum ter-update.
“Data lama dampingan Caritas sebanyak 540 orang tersebar di 25 kelompok. Tetapi pasti sudah ada penambahan anggota,” pungkasnya.
Sementara Koordinator Program Rehabilitasi Berbasis Masyarakat Caritas Keuskupan Maumere Margaretha Helena kepada Ekora NTT mengakui bahwa masyarakat akar rumput belum banyak paham tentang inklusi.
Helen menambahkan, supaya masyarakat tahu dan paham maka harus memperbanyak sosialisasi dan kampanye.
“Advokasi perlu dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan. Tidak hanya dari Forsadika juga pemerhati penyandang disabilitas dan Pers,” tutupnya.