Mbay, Ekorantt.com – Pemerintah Kabupaten Nagekeo meminta 46 mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang sebagai leader untuk mempercepat program digitalisasi desa.
Wakil Bupati Nagekeo Gonzalo Gratianus Muga Sada mengatakan hal ini saat menerima utusan dosen dan mahasiswa Jurusan Ilmu Sosial dan Politik Unwira Kupang yang akan melaksanakan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka-Mandiri (MBKM-Mandiri/KKN) di ruang kerjanya pada Rabu, 9 April 2025.
“Hadirnya mahasiswa melalui program KKN juga diharapkan bisa mendukung percepatan pelaksanaan program 100 hari pertama kerja di antaranya digitalisasi desa, program Nagekeo satu data, tata kelola pemerintahan, dan air bersih,” kata Gonzalo.
Para mahasiswa akan melaksanakan program KKN selama dua bulan dari 8 April hingga 8 Juni 2025. Dalam rentang waktu ini, Gonzalo meminta mereka membantu pemerintah desa untuk memperkuat pelayanan berbasis digital.
Ia menjelaskan pemerintah telah menerapkan Sistem Informasi Laporan Keuangan Desa (Simpelkades) dan menjadi satu satunya kabupaten di NTT yang menerapkan aplikasi tersebut.
Namun penerapan aplikasi belum sepenuhnya dilaksanakan oleh pemerintah desa. Digitalisasi, kata Gonzalo, sangat penting dalam menjalankan tata kelola pemerintahan di tengah pesatnya kemajuan teknologi digital.
“Kehadiran teman-teman di desa bisa bantu aparat desa untuk terapkan kembali aplikasi ini. Cara lama dengan membawa dokumen-dokumen, catatan-catatan yang penginputan bisa berhari-hari. Kalau sistem ini dilaksanakan secara maksimal semua menjadi lebih cepat dan efisien,” jelas Gonzalo.
Dia juga menyoroti pentingnya data dan ketersediaan air bersih bagi warga masyarakat yang juga merupakan program super prioritas pemerintah sekarang.
Fakta yang dihadapi sekarang adalah masih sangat sulit untuk mengakses data. Padahal data yang akurat dan valid adalah kunci utama dalam pengambilan sebuah keputusan.
Dia pun berharap kehadiran para mahasiswa nantinya bisa membantu mempercepat program Nagekeo satu data.
“Dimulai dari desa, rapikan data, baik itu data pertanian, peternakan dan lainnya. Kalian bisa perbaharui data terupdate, saya yakin akan sangat membantu nantinya,” ujarnya.
Yohana Fransiska Medho, dosen pendamping mewakili Kampus Unwira Kupang, menjelaskan bahwa Program MBKM merupakan salah satu skema pengabdian yang dipilih oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNWIRA Kupang dalam kurikulum Merdeka Belajar dengan tema umum ‘Membangun Desa’.
Melalui program ini, kegiatan belajar mahasiswa bukan lagi duduk mendengar teori di dalam kelas, tetapi merealisasikan teori di lapangan.
Ia menambahkan, mahasiswa yang telah terbagi di beberapa kecamatan dan desa akan mempresentasikan program kelompok dan program individu kepada perangkat desa, tokoh masyarakat, dan masyarakat desa.
“Program-program tersebut akan disepakati bersama melalui pleno program dan akan disinkronkan dengan kondisi atau potensi yang ada di desa,” jelasnya.
Yohana memaparkan, Program MBKM terbagi dari tiga program studi yakni, Ilmu Pemerintahan, Ilmu Komunikasi, dan Administrasi Publik.
Para mahasiswa tersebar di enam desa yaknii Desa Olaia dan Desa Ngegedhawe di Kecamatan Aesesa, Desa Tutubhada di Kecamatan Aesesa Selatan dan Desa Maukeli, Desa Aewoe, Desa Jawapogo di Kecamatan Mauponggo.
“Kami baru tiba dari Kupang dan mahasiswa langsung menuju ke desa masing-masing sesuai pembagian,” kata Yohana menandaskan.