Desa Hoder Rancang Rencana Kontijensi Hadapi Kekeringan Tahunan

Pimpinan Proyek Yayasan FREN, Lentje Pelapadi, menyebut Desa Hoder sebagai salah satu wilayah yang paling rentan terhadap kekeringan di Kabupaten Sikka.

Maumere, Ekorantt.com – Kekeringan yang terjadi hampir setiap tahun di Desa Hoder, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, kerap memicu kebakaran lahan.

Untuk mengantisipasi dan memitigasi dampak bencana tersebut, masyarakat setempat menyusun rencana kontijensi melalui lokakarya di Kantor Desa Hoder selama dua hari, Selasa-Rabu, 29-30 April 2025.

Lokakarya yang difasilitasi oleh Yayasan Flores Children Development (FREN) dengan dukungan dari YAKKUM Emergency Unit (YEU) ini diikuti oleh perwakilan kelompok masyarakat, pemerintah desa, dan lembaga pendidikan setempat.

Pimpinan Proyek Yayasan FREN, Lentje Pelapadi, menyebut Desa Hoder sebagai salah satu wilayah yang paling rentan terhadap kekeringan di Kabupaten Sikka.

“Untuk Desa Hoder, berdasarkan penilaian bencana dan dampaknya, setelah dilakukan skoring, nilai tertinggi adalah kekeringan,” ujar Lentje dalam sambutannya.

Ia menjelaskan, bencana kekeringan yang terjadi di Desa Hoder merupakan dampak dari perubahan iklim. Salah satu sektor yang terdampak langsung adalah pertanian, dengan menurunnya hasil panen masyarakat.

“Dulu di sini banyak sekali lumbung padi masyarakat, tetapi sekarang sudah hampir tidak ditemukan lagi. Itu dapat dilihat terjadi karena hasil panen masyarakat sudah menurun, yang disebabkan oleh adanya bencana kekeringan,” ujar Lentje.

Ia menegaskan, penyusunan rencana kontijensi bertujuan untuk mempersiapkan masyarakat agar lebih tanggap terhadap bencana.

Menurutnya, proses penyusunan ini dilakukan secara inklusif dengan mengedepankan perspektif aksi iklim dan kepemimpinan perempuan.

“Penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk terlibat, karena kita semua adalah pemangku kepentingan di Desa Hoder,” kata Lentje.

Ia menambahkan, ketangguhan desa tidak hanya dibangun saat bencana terjadi, tetapi juga sejak tahap perencanaan.

“Secara undang-undang, kita memiliki tanggung jawab untuk membangun ketangguhan Desa Hoder. Ketangguhan itu bukan hanya terjadi saat kejadian, tapi juga dari perencanaan,” ujar Lentje.

Ia berharap pemerintah desa dan masyarakat dapat terbuka dalam memberikan data dan informasi sehingga penyusunan rencana kontijensi dapat dilakukan dengan baik.

Bencana Kekeringan Jadi Isu Prioritas

Penjabat Kepala Desa Hoder, Fransiska Konfrida mengatakan, bencana kekeringan menjadi isu prioritas dan nomor satu di desanya.

Fransiska berharap masyarakat berpartisipasi aktif selama kegiatan berlangsung.

“Kami berharap hasil yang akan dicapai maksimal dan berguna bagi kesiapan kita menghadapi perubahan iklim terutama bencana kekeringan,” pungkasnya.

Apresiasi Pelibatan Kelompok Inklusif

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sikka, Johanes BC Putu Botha mengatakan, masyarakat Desa Hoder mesti berterima kasih kepada Yayasan FREN yang telah memberikan perhatian terhadap persoalan kekeringan di desa itu.

Botha mengapresiasi pelibatan kelompok masyarakat inklusif, termasuk penyandang disabilitas, dalam penyusunan rencana kontijensi.

Ia juga menghargai peran Yayasan FREN yang mendukung pemerintah dalam merancang rencana kontijensi di tingkat kabupaten.

“Kabupaten Sikka langganan hampir semua jenis bencana. Kapan dia datang, kita harus selalu siap. Makanya harus ada rencana kontijensi. Perlu ada mitigasi dan upaya-upaya penanggulangan bencana,” kata Botha.

Botha juga berharap rencana kontijensi Desa Hoder dapat menjadi model bagi desa-desa lain.

Lokakarya hari pertama berisikan pemaparan materi dari BPBD dan Yayasan FREN, dilanjutkan diskusi kelompok berupa FGD praktek penyusunan draft rencana kontijensi  kekeringan Desa Hoder.

Selanjutnya, hari kedua akan dilakukan lanjutan FGD, presentasi diskusi, serta rencana aksi dini dan protokol aksi dini.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA