Borong, Ekorantt.com – Pricila Moren Totos adalah siswi kelas 11 di SMAK Pancasila Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim). Ia mewakili siswa SMA dan dipercayakan oleh KPA Matim untuk menjelaskan bahaya Virus HIV AIDS dalam seminar memperingati Hari AIDS Sedunia di Aula Kevikepan Borong, Kota Borong, Selasa (10/12/2019).
Moren, sapaan akrabnya di sekolah, menjelaskan banyak hal tentang HIV dan AIDS di hadapan para pelajar dan ratusan peserta yang hadir.
Kata Moren, Virus imunodifisiensi manusia adalah dua spesies lentivirus penyebab AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan tubuh. Akibatnya tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Jika virus ini terus menyerang tubuh, lama kelamaan tubuh kita akan menjadi lemah dan menyebabkan kematian.
“HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4,” kata Siswi berparas cantik itu.
Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, ujar Moren, maka kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai penyakit.
“Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya, dan akan menemu ajal bagi penderitanya,” jelas Moren
Moren menerangkan, belum ada obat untuk menangani HIV dan AIDS. Akan tetapi, ada obat untuk memperlambat perkembangan penyakit tersebut dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita.
Virus HIV terbagi menjadi 2 tipe utama, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing tipe terbagi lagi menjadi beberapa subtipe. Pada banyak kasus, infeksi HIV disebabkan oleh HIV-1, 90% di antaranya adalah HIV-1 subtipe M. Sedangkan HIV-2 diketahui hanya menyerang sebagian kecil individu, terutama di Afrika Barat.
Lebih jauh, Moren menjelaskan, infeksi HIV dapat disebabkan oleh lebih dari 1 subtipe virus, terutama bila seseorang tertular lebih dari 1 orang. Kondisi ini disebut dengan superinfeksi. Meski kondisi ini hanya terjadi kurang dari 4% penderita HIV, risiko superinfeksi cukup tinggi pada 3 tahun pertama setelah terinfeksi.
Moren pun mengajak semua pihak, lebih khusus kepada para pelajar, untuk mencegah HIV AIDS dengan hindari prilaku seks bebas.
“Lima cara hindari HIV AIDS yaitu; puasa seks, setia pada pasangan bagi yang berkeluarga, jangan konsumsi miras, narkoba lalu hentikan pemakaian suntik yang tidak steril serta pakailah kondom sebagai sabuk pengaman,” jelas siswi yang hobi menari ini diikuti tepuk tangan peserta seminar.
Ia juga meminta, masyarakat tidak boleh menjauhi penderita HIV AIDS.
“Jangan hindari penderitanya. Sebab HIV AIDS tidak tertular lewat gigitan nyamuk, kutu, atau serangga lainnya, tidak lewat air liur, air mata, atau keringat yang tidak bercampur dengan darah dari orang yang positif HIV, serta tidak tertular lewat pelukan, jabatan tangan, berbagi alat makan, atau ciuman dengan mulut terkatup atau cipika-cipiki dengan orang yang positif HIV atau aktivitas seksual lainnya yang tidak melibatkan pertukaran cairan tubuh misalnya, bersentuhan,” beber Moren.
Moren mengungkapkan, pada umumnya HIV AIDS hanya tertular lewat donor darah, hubungan seksual tanpa kondom atau seks bebas, dan penularan HIV dari ibu ke anak.
Moren menyampaikan pesan moral bahasa setempat (Bahasa Manggarai) terkait dorongan untuk hindari HIV AIDS.
“Neka inung toe nipu, neka hang toe tanda (Jangan makan dan minum sembarangan),” tutup Moren.
Mulia Donan