25 Anggota DPRD Ngada Resmi Dilantik

0

Bajawa, Ekorantt.com – Sebanyak 25 anggota DPRD Ngada terpilih resmi dilantik dan diambil sumpah oleh Ketua Pengadilan Negeri Bajawa, Herbert Harefa, pada Rabu, (28/08/2019) di ruang sidang DPRD Ngada.

Acara pelantikan ini dihadiri oleh Bupati Ngada, Paulus Soliwoa, Ketua Pengadilan Tinggi Negeri Bajawa, Ketua Kejaksaan Negeri Bajawa, Kapolres Ngada, DPRD Periode 2014-2019 serta keluarga dan undangan lainnya.

Pada kesempatan itu, Ketua DPRD Ngada periode 201–2019, Helmut Waso diberikan kesempatan menyampaikan pidato singkat mewakili segenap anggota DPRD periode 2014-2019.

Dalam pidato tersebut Waso meyakinkan bahwa pelaksanaan kewajiban untuk menjawab aspirasi masyarakat Ngada telah dilakukan dengan baik oleh para anggota DPRD periode yang lalu. Meskipun demikian, perlu disadari bahwa ada banyak hal yang belum sempat dibenahi dan diselesaikan secara maksimal. Untuk itu, ia berharap, anggota DPRD yang bar dapat melanjutkan tugas pelayanan kepada masyarakat Ngada.

Waso melanjutkan, sejak awal masa jabatan di tahun 2014 hingga selesai, DPRD periode yang lalu telah melaksanakan berbagai kegiatan legislatif, yaitu rapat-rapat internal dewan maupun bersama OPD pemerintah, dialog interaktif dengan eksekutif, dialog komunikatif dengan kelompok masyarakat, kunjungan kerja serta kegiatan Reses untuk menampung aspirasi masyarakat. 

Dalam menjalankan tugas dan kewenangannya, DPRD periode 2014-2019 telah menghasilkan 93 Keputusan DPRD, 29 Perda Persetujuan, 5 Perda Inisiatif DPRD, 9 Keputusan Pimpinan DPRD dan 31 keputusan DPRD bersama Kepala Daerah.

Sementara itu, Bupati Ngada, Drs. Paulus Soliwoa dalam acara pelantikan tersebut berkesempatan membacakan sambutan Gubernur NTT kepada seluruh peserta sidang pelantikan.

Dalam surat tersebut, Gubernur NTT menegaskan dan mengingatkan para anggota DPRD untuk memperhatikan berbagai masalah krusial yang perlu diatasi di NTT. Beberapa isu yang disorot secara khusus oleh Gubernur NTT, antara lain kemiskinan, perumahan tidak layak huni, stunting, ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, pertanian, peternakan, pertambangan dan berbagai masalah sosial lainnya.

Paulus juga menambahkan, sinergi antara Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam pengentasan persoalan-persoalan tersebut tentunya harus menjadi komitmen bersama, termasuk DPRD.

DPRD perlu menjalankan fungsinya untuk bersama-sama dengan pemerintah daerah mengelola sumber daya yang ada secara efektif dan efisien, terutama yang berkaitan dengan alokasi dan penyerapan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. Hal itu perlu diwujudkan demi mencapai perbaikan atas persoalan-persoalan krusial di daerah.

Adeputra Moses

Ani Idong Soroti Masalah “Stunting” dan Sampah Plastik di Kabupaten Sikka

0

Maumere, Ekorantt.com – Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Sikka Maria Cahyani Idong atau Ani Idong menyoroti persoalan “stunting” dan sampah plastik di Kabupaten Sikka.

Sorotan itu disampaikan Istri Bupati Sikka Robby Idong itu saat melantik enam (6) Ketua TP PKK Kecamatan se-Kabupaten Sikka di Aula Rumah Jabatan Bupati Sikka, Selasa (27/8/19).

Ketua PKK Kecamatan yang dilantik itu berasal dari Kecamatan Alok Barat, Kecamatan Kangae, Kecamatan Waigete, Kecamatan Bola, Kecamatan Nita, dan Kecamatan Lela.

Ani Idong dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada para Ketua PKK Kecamatan yang telah menyelesaikan masa jabatannya.

Ia berharap, mereka tetap menjalin komunikasi yang harmonis satu sama lain.

Selanjutnya, dia mengucapkan selamat mengabdi kepada ibu-ibu TP PKK Kecamatan yang baru dilantik.

Dia mengajak para ketua TP PKK saling mengisi dan melengkapi untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang berkualitas.

“Ini amanah sekaligus tanggung jawab kita sebagai istri pimpinan wilayah,” ungkap Ani Idong.

Ia mengatakan, saat ini, Presiden Jokowi memberi perhatian besar kepada PKK.

Presiden telah meningkatkan status gerakan PKK melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 9 Tahun 2017 tentang PKK.

“Gerakan PKK dengan 10 program pokok bukanlah hal yang asing bagi kita, karena itu merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari yang kita kemas dalam program kegiatan,” terangnya.

Ani menjelaskan, berbagai masalah aktual di tengah masyarakat belum terselesaikan. Masalah-masalah itu antara lain, stunting, dan sampah plastik.

Menurut dia, TP PKK secara nasional bekerja sama mendukung pemerintah mencegah “stunting” dan meminimalisasi penggunaan plastik. 

Selain itu, masalah aktual lainnya, demikian Ani Idong, adalah pergeseran pola hidup masyarakat yang menjadi serba instan.

Oleh karena itu, menurut dia, PKK siap mendukung program pemerintah melalui Germas, Gemari, dan PHBS.

“Gerakan PKK dan TP PPK di semua jenjang sebagai motor penggeraknya dengan berbagai kondisi keterbatasan yang ada. Namun, kami mempunyai semangat dan tekad siap berkolaborasi dengan pemerintah untuk mensukseskan pembangunan di daerah kita,” ungkapnya.

Selaku Ketua TP PKK Sikka, Ani Idong sangat mengharapkan dukungan mitra kerja baik dari pemerintah di tingkat kabupaten, pemerintah di tingkat kecamatan, pemerintah di tingkat kelurahan dan desa selaku ketua pembina.

“Mari kita bergerak bersama dalam membangun Kabupaten Sikka ini,” katanya.

Usai pelantikan TP PKK Kecamatan, dilanjutkan dengan acara Jambore Kader PKK dan Kader Posyandu tahun 2019.

Hadir dalam kegiatan itu Bupati Sikka Robby Idong, Wakil Ketua TP PKK Mathilde Clementia Woga, para camat, Kader PKK, Kader Posyandu, dan tamu undangan lainnya.

Berdasaran data yang dihimpun EKORA NTT, sebanyak 5.601 anak di Kabupaten Sikka menderita “stunting.”

Laporan EKORA NTT juga menunjukkan, 60 anak di Kecamatan Nita menderita “stunting.”

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) Kementerian Kesehatan RI Tahun 2018, prevalensi Balita “stunting” di Kabupaten Sikka mencapai angka 33%, lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 30,8%.

Anak-anak penderita “stunting” itu menyebar di semua kecamatan dengan jumlah terbanyak di Kecamatan Tanawawo, Waiblama, dan Talibura. (yop)

Pesan “Jaga Laut Kita” dari Teluk Maumere

Maumere, Ekorantt.com – Pekikan kemerdekaan menggelegar di Pantai Krokowolon-Maumere, 15 Agustus 2019 lalu. Lintas komunitas se-Kota Maumere berkumpul untuk mengibarkan bendera bawah laut di perairan Teluk Maumere.

“Indonesia,” teriak melengking seorang penyelam. “Merdeka,”  sahut penyelam-penyelam lain dengan kompak.

Belasan penyelam berenang dan bertolak ke tempat yang lebih dalam. Tepatnya pada jarak 100-an meter dari bibir pantai, mereka menerima bendera merah putih dari komunitas snorkeling, yang sebelumnya diestafetkan dari Gunung Egon.

Segera mereka menyelam ke dasar laut dan di kedalaman 10 meter mereka membentangkan dan mengibarkan bendera merah putih. Sekitar 45 menit kemudian, mereka muncul ke permukaan dan kembali ke bibir pantai. 

Menariknya, pengibaran bendera bawah laut ini diikuti juga oleh pasangan suami istri asal Argentina, Pablo dan Nadine.

Keduanya, kata salah satu Dive Master di Maumere, Yohanes Saleh, sedang dalam perjalanan wisata di beberapa tempat di Nusa Tenggara Timur.

Hans Journey, sapaan Yohanes Saleh, menuturkan bahwa keduanya datang ke Maumere untuk liburan sekaligus untuk melakukan survei ke beberapa spot dive.

“Kebetulan pas kita ada acara pengibaran bendera bawah laut, kita ajak mereka. Ya, mereka senang dan ikut,” kata Hans.

Pablo yang terlibat dari pengibaran bendara bawah laut mengaku bangga dan senang karena bisa mengikuti pengibaran bendera bawah laut. Baginya, ini menjadi momen langkah apalagi terjadi di Maumere.

Pablo tertarik sekali dengan keindahan bawah laut Teluk Maumere dan berharap agar keindahannya terus dirawat dan jangan sampai dirusak.

Jaga Laut Kita

Pengibaran bendera bawah laut di Teluk Maumere merupakan yang pertama kali terjadi. Ketua panitia upacara, Dionisius Bruno Conterius menuturkan, walaupun baru pertama kali, kegiatan ini terbilang sukses.

“Kita bangga karena sudah kibarkan bendera di bawah laut. Kita persembahkan ini untuk Nian Tana Sikka,” ujar Bram Conterius, sapaan sehari-hari Dionisius Bruno Conterius.

Menurutnya, upacara bendara bawah laut ini merupakan rangkaian kegiatan memeriahkan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74.

Awalnya, kata Bram Conterius, upacara bendera bawah laut ini digagas Maumere Dive Community (MDC), sebuah komunitas menyelam di Kota Maumere. MDC memiliki kepedulian khusus untuk menjaga kebersihan pantai dan alam bawah laut.

Alam bawah laut Maumere, kata Bram Conterius, sangat indah dan kaya akan keanekaragaman biota laut. Alam yang indah ini harus ditopang juga oleh kesadaran manusia untuk menjaga, merawat dan melestarikannya.

“Kita semua baik pemerintah, masyarakat dan komunitas-komunitas yang ada harus sama-sama jaga laut kita. Tidak boleh dicemari oleh sampah-sampah. Ini aset yang harus kita jaga,” tandas Bram Conterius.

“Kita mengibarkan bendera di bawah laut juga untuk mempromosikan keindahan Teluk Maumere yang eksotis. Potensi alam yang indah di Maumere ini wajib kita promosikan ke dunia luar,” tambahnya.

Dodot Cobain, pegiat komunitas Snorkeling Ga’i Toma juga berpandangan bahwa Teluk Maumere adalah “tempat bermain” yang harus kita jaga dan rawat bersama.

Hal inilah yang ia dan kawan-kawan sekomunitasnya lakukan selama ini. Bersnorkeling ria sambil memberikan edukasi kepada masyarakat tentang betapa pentingnya menjaga laut melalui wisata yang ramah lingkungan.

Ia berharap, anak-anak muda, khusus anak-anak muda Maumere untuk memperbanyak kegiatan-kegiatan positif sembari menyebarkan kebaikan kepada yang lain.

Senada dengan itu, Ben Boy Bogar selaku pimpinan Bank NTT Cabang Maumere mengapreasi kegiatan lintas komunitas di Kota Maumere dalam mempromosikan pariwisata di Kabupaten Sikka.

Boy Bogar menuturkan, peran kaum muda dalam mempromosikan pariwisata jangan diabaikan. Kehadiran mereka sangat dibutuhkan, apalagi kalau diorganisir dengan baik.

Ia pun berharap, semangat anak-anak muda ini tidak boleh pudar, khususnya dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar kita. 

“Kita harus jaga alam kita, laut kita. Jaga kebersihannya dan Bank NTT siap untuk mendukung,” tutup Ben Boy Bogar.

Mama-Mama di Desa Suelain Buka Kelas Menganyam

Rote, Ekorantt.com – Mama-mama di Desa Suelain, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Roten Ndao membuka kelas menganyam secara sukerala dan gratis kepada kamu muda di desa tersebut.

Hal ini merupakan salah satu rekomendasi dari pelatihan menganyam yang dilakukan sebelumnya oleh Mahasiswa STPM  Santa Ursula Ende bersama  PT. Karya Du’anyam.

Salah seorang waga Desa Suelain, Yanse Loloion (59) membuka kelas menganyam di rumahnya.  Ia mengajak pemudi di kampungnya untuk belajar menganyam di rumahnya di sela-sela waktu senggang.

Para pemudi diajarkan untuk membuat beberapa kerajinan anyaman dari lontar seperti  keranjang belanja, tas, dan keranjang buah.

Yanse menuturkan, dirinya senang  melatih kamu muda untuk menganyam. Karena, menurutnya, menganyam harus diajarkan kepada anak-anak muda agar terus dilestarikan kepada generasi selanjutnya.

“Setelah beta ikut pelatihan di kantor desa dan dapat penjelasan dari mahasiswa dong kalau anyaman ini katong pung budaya. Apalagi bisa hasilkan uang, beta mulai ajak ana ana dong, supaya dong tau. Katong ni mama-mama su tua. Nanti dong bisa lanjut ini anyaman. Dong bisa hidup mandiri dapat penghasilan sendiri,” kata Mama Yanse.

Menurutnya, awalnya memang susah. Tapi para pemudi di kampung mengikutinya dengan serius. Mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dan mereka bisa menghasilkan beberapa kerajinan anyaman dari lontar.

Dong ikut serius. Bahkan dong lebih dari beta. Dong su bisa buat keranjang belanja dari lontar. Kalau untuk latihan na, beta siap beta pu rumah. Kalau dong ada waktu kosong na dong boleh datang sa. Beta siap latih mereka,” ucap Mama Yanse dengan bangga.

Marlin, salah seorang pemudi kampung yang ikut dalam kelas mengayam sangat senang. Alumnus SMK Negeri 3 Kupang ini harus pulang kampung dan tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena terkendala biaya. Selama ini ia bingung harus buat apa di kampung. 

“Awalnya beta bingung mau buat apa di desa. Apalagi beta dulu jurusan menjahit, tidak punya modal untuk buka usaha. Na kebetulan beta dengar ada pelatihan menganyam untuk ibu-ibu,” tutur Marlin.

Beta pikir ini sangat bagus, ini bisa hasilkan uang karena dia pu bahan dari katong punya lontar yang ada. Terus ini juga untuk jaga katong pung budaya. Na beta mulai ajak teman-teman. Katong minta mama Yanse untuk latih katong,” tambah Marlin.

Berkat ketekunannya, Marlin dan beberapa temannya sudah bisa menganyam beberapa produk dari bahan baku lontar. Kedepan ia akan terus berlatih dan berharap dukungan dari banyak pihak.

Konsep kelas menganyam yang dimulai oleh mama-mama di Desa Suelain disambut positif oleh Kepala Desa Suelain, Jonathan Dillak. Pihak desa pun akan memfasilitasi pembentukan kelompok menganyam. Langkah ini dilakukan untuk mewadahi kegiatan menganyam dan meningkatkan ekonomi rumah tangga warga.

“Mereka ini nantinya akan dibentuk  menjadi  kelompok  penganyam, kemudian dibimbing  terus untuk tetap  pertahankan  kualitas  anyaman. Ini  sangat membantu kami dalam mewujudkan program inovasi desa dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada,” ungkap Kades Dillak.

Kades Dillak  yakin, Desa Suelain akan menjadi pusat produksi anyaman lontar jika ini ditata dengan baik.

“Anak-anak muda kita berpotensi. Sudah saatnya yang muda muda dong berkarya untuk desa dan untuk kehidupan yang lebih baik. Lebih penting lagi, partisipasi kaum muda. Tugas kami adalah mendorong partisipasi mereka,” tegasnya.

Fide Dari, Mahasiswa STPM Ende

Tiga Puluh Anggota DPRD Ende Resmi Dilantik

0

Ende, Ekorantt.com – Sebanyak 30 orang anggota DPRD Ende resmi dilantik pada Selasa, (27/8/2019). Fransiskus Taso, Anggota DPRD Ende dari Dapil Ende IV diangkat sebagai pejabat pimpinan sementara DPRD Ende, periode 2019-2024. 

Fransiskus Taso yang juga ketua DPC PDIP kabupaten Ende menggantikan posisi Heri Wadhi dari partai Golkar, yang sebelumnya menjabat ketua DPRD Ende periode 2014-2019.

Selain Fransiskus Taso, Erikos Emanuel Rede, Ketua DPD II Partai Nasdem juga menempati kursi Pimpinan DPRD Ende sebagai Wakil ketua 1. 

Pada pemilu legislatif yang lalu di Ende, PDIP keluar sebagai pemenang dan mendapat 4 kursi di DPRD. Selain PDIP, Nasdem dan Hanura pun sama-sama memperoleh 4 kursi.

Fransiskus Taso berharap, 30 anggota DPRD Ende yang baru dilantik hendaknya bisa sama-sama bekerja untuk kepentingan masyarakat kabupaten Ende. Anggota DPRD tiga periode ini juga menyampaikan terima kasih kepada anggota DPRD Periode 2014-2019 yang sudah mengabdi selama 5 tahun sebagai jembatan aspirasi bagi masyarakat kabupaten Ende.

Sementara itu, Anggota DPRD Periode 2014-2019, Yohanes Antonius Bata menyampaikan terimakasih kepada masyarakat Kabupaten Ende terkhusus Dapil II yang sudah mempercayai dirinya menjabat sebagai wakil rakyat selama 5 tahun. 

Ketua PMKRI Ende, Firmus Rigo, menyampaikan aspirasinya terkait pelantikan 30 Anggota DPRD Ende tersebut. Ia berharap  Anggota DPRD Ende yang baru diambil sumpahnya bisa bersungguh-sungguh menjalankan tugas sesuai UU yang berlaku, di antaranya tugas pokok sebagai pengawas, tugas budgeting dan legislasi. Dengan demikian, tidak ada penyelenggaraan kebijakan yang keluar jalur. 

Berikut  Nama- Nama  30 anggota DPRD kabupaten Ende yang dilantik  Periode 2019-2024.

Daerah Pemilihan Ende I: Kecamatan Ende Tengah, Kecamatan Ende Selatan, Kecamatan Ende Utara dan Kecamatan Ende Timur.

1. Sitti Hajarul Hastuti,SE.(P. Nasdem)

2. Maria Margareta Siga Sare, SE. (P. Golkar)

3. Yulius Cesar Nonga,SE (PKB)

4. Sabri Indra Dewa, SE. (PDIP)

5. Mohhamad Orba Kamu Ima,SE (P. Gerindra)

6. Fadlin Delly (PAN)

7. Chairul Anwar (PKS) dengan

8. Hironimus Irwan Kila Pelo,SE (Hanura)

9. Emanuel Minggu,S.Kom(PSI)

10. Yohanes Marinus Kota (Partai Berkarya)

Daerah Pemilihan Ende II: Kecamatan Nangapanda, Kecamatan Ende, Kecamatan Pulau Ende dan Kecamatan Maukaro

1. Cyprianus Pendi, S.Sos( Partai Gerindra)

2. Hj. Selviah Daifura Indradewa, SE ( PDIP)

3. Oktavianus Moa Mesi,ST. (Nasdem )

4. Samsudin, SE (PKB)

5. Ir. Ambrosius Reda (Partai Golkar)

6. Stefanus Bidi (Hanura)

Daerah Pemilihan Ende III: Kecamatan Wewaria, Kecamatan Detukeli, Kecamatan Lepembusu Kelisoke, Kecamatan Maurole, Kecamatan Kota Baru.

1. Drs. Agustinus Pake (Partai Hanura)

2. Baltasar Sayetua,A.Ma (PKPI)

3. Vinsensius Sangu, SH (PDIP)

4. Yohanes Donbosco Rega,SH.(P. Nasdem)

5. Virgilius Kami S,ST.(Partai Demokrat)

6. Ishak Moses Paso Pande (PSI)

Daerah Pemilihan Ende IV: Kecamatan Ndona, Kecamatan Ndona Timur, Kecamatan Detusoko, Kecamatan Kelimutu,  Kecamatan Wolowaru, Kecamatan Wolojita, Kecamatan Ndori, Kecamatan Lio Timur.

1. Fransiskus Taso, S. Sos.(PDIP)

2. Maximus Deki (Partai Gerindra)

3. Erikos Emanuel Rede (Partai Nasdem)

4. Mahmud (Partai Demokrat)

5. Tibertius Didimus Toki (Partai Hanura)

6. Riberu Kanisius (PSI) dengan

7. Martinus Tata (Partai Golkar)

8. H. Hasbullah Moh. Mberu,ST. (PKS)

Acara pelantikan dan pengambilan sumpah dibacakan oleh ketua Pengadilan Negeri Ende. Turut hadir di acara itu Wakil Bupati Ende Djafar Achmad, Sekda Kabupaten Ende, Forkompinda Kabupaten Ende, Pimpinan OPD dan tamu undangan lainya.

Aleks Leda: Orang Muda Flores Harus Jadi Pelaku Utama Pariwisata!

0

Ende, Ekorantt.com – Polemik ketidaksinergian perencanaan pariwisata antar wilayah di Flores, membuat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ende menggelar seminar nasional bertajuk “Pariwisata Flores Untuk Siapa ?”.

Seminar ini diselenggarakan di Aula Paroki Onekore (23/8/2019), dengan mengundang ratusan peserta dari para mahasiswa, akademisi, dan anggota PMKRI se-daratan Flores. Dalam seminar ini, PMKRI mengajak para peserta diskusi untuk memikirkan perkembangan pengelolaan pariwisata di pulau Flores agar dapat memberikan manfaat untuk masyarakat.

Ketua PMKRI Cabang Ende, Firmus Rigo mengatakan bahwa pemerintah Indonesia saat ini sedang berupaya melakukan peningkatan ekonomi melalui sektor pariwisata. Sektor pariwisata adalah faktor utama penyumbang devisa terbesar setelah migas dan batubara. Namun demikian, menurutnya saat ini pembangunan pariwisata masih menghadapi beberapa kendala yaitu masalah peningkatan destinasi dan pemasaran. 

Firmus berpendapat, Flores merupakan pulau yang memiliki banyak destinasi pariwisata bahkan hampir di setiap kabupaten. Dengan adanya modal itu, pihak–pihak yang ada di Flores harus memikirkan cara agar pariwisata dapat memberi manfaat bagi peningkatan ekonomi masyarakat dengan mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya, baik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Ia berpendapat kebijakan pemerintah harus jelas dan harus memiliki orientasi pada kesejahteraan masyarakat, dengan terukur dan terencana. Pelaksanaan diskusi ini diharapkan akan menemukan formula terkait kebijakan yang bisa direkomendasikan untuk pemerintah dan para praktisi pariwisata di Flores agar pembangunan pariwisata Flores benar-benar untuk kemakmuran rakyat.

Seminar tentang pariwisata ini dihadiri oleh empat orang narasumber di antaranya Valens Daki Soo, Tenaga Ahli Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan; Alexander Leda, Kepala Balai Wilayah Sungai Papua Barat Kementerian PUPR; Mansuatus Gare, Dosen Fakultas Teknik Unflor; serta Adrianus Pala yang merupakan Direktur LBH PP PMKRI.

Seminar ini sendiri merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Konferensi Studi Regional (KSR) PMKRI Regio Flores tahun 2019,  yang berlangsung selama 23–26 Agustus 2019 di Kabupaten Ende. Dalam KSR PMKRI Regio Flores tahun ini, PMKRI Cabang Ende didapuk sebagai tuan rumah.

KSR  ini juga merupakan bagian dari pembinaan kader berjenjang yang ada dalam organisasi PMKRI. PMKRI berharap KSR kali ini dapat melahirkan rekomendasi-rekomendasi tentang keberlanjutan pengelolaan pariwisata Flores sebagai acuan bagi pihak pemerintah

Aleksander Leda, Tokoh Flores yang kini menjabat sebagai kepala Balai Wilayah Sungai di Papua hadir sebagai salah satu pemateri. Dirinya membedah infrastruktur sebagai penunjang destinasi Wisata Flores.

Kepada wartawan usai membawakan materi di hadapan ratusan mahasiswa, Aleks Leda berpandangan bahwa infrastruktur hanyalah satu dari sekian indikator penunjang dunia pariwisata. Pemerintah daerah dan pengusaha industri pariwisata juga perlu menyiapkan paket pariwisata yang terintegrasi antara satu wilayah dengan yang lain. Setiap daerah di Flores harus memiliki desain pariwisata yang berbeda agar terjadi pemerataan.

“Coba kita desain wisata Rohani di Semana Santa di Larantuka, lalu ada paket wisata di Maumere terus dilanjutkan dengan Festival Danau Kelimutu kan bagus tuh”, katanya.

Aleks Leda merekomendasikan generasi muda untuk terlibat dalam usaha-usaha di bidang pariwisata.

“Pertanyaan menggelitik tentang pariwisata Flores untuk siapa? mestinya juga ditambah saya berperan di bagian apa dalam urusan pariwisata? Jangan sampai kita jadi penonton. Harus ambil peran menjadi pelaku. Yang penting dalam menjual destinasi wisata itu bagaimana membuat event, bagaimana penginapan, bagaimana makan dan minum. Jadi orang muda harus terlibat”, tegasnya.

STKIP Citra Bakti Gelar Yudisium Akhir Kelulusan Mahasiswa T.A. 2018/2019

Bajawa, Ekorantt.com – Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Citra Bakti Ngada menggelar yudisium akhir kelulusan untuk mahasiswa Tahun Akademik 2018/2019. 

Kegiatan tersebut berlangsung di auditorium STKIP Citra Bakti  pada Selasa (27/8/2019), dihadiri oleh Koordinator-Koordinator Program Studi dan seluruh anggota dewan dosen STKIP Citra Bakti.

Peserta yudisium gelombang I untuk Tahun Akademik 2018/2019 berjumlah  105 orang, tergabung dari Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR), Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, dan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD).

Dr. Dek Ngurah Laba Laksana, M.Pd, yang mewakili ketua STKIP Citra Bakti mengatakan, para dosen -mewakili yayasan- sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan ilmu, baik ilmu yang sesuai bidang keilmuan masing-masing maupun ilmu yang berkaitan dengan kemampuan mahasiswa dalam mengajar.

“Tahun ini, akan ada perekrutan untuk Aparatur Sipil Negara (ASN). Harapannya, kalian bisa mengikuti kompetisi di situ”, kata Laksana di depan ratusan peserta yudisium.

Dikatakan Laksana, 105 orang peserta yudisium telah dibekali banyak hal, termasuk dalam bidang kewirausahaan dan jurnalistik. Harapannya mereka bisa membuktikan diri mereka sebagai lulusan Sekolah Tinggi, dan segala hal yang telah diberikan oleh lembaga dapat diterapkan di tempat kerja masing-masing.

“Kontribusi dari kalian kepada negara ini akan mewartakan eksistensi STKIP Citra Bakti. Kami semua berharap sebagai seorang sarjana, kalian bisa berbuat banyak hal baik dan berkarya” imbuhnya.

Adeputra Moses

Pembangunan Infrastruktur Vital Iringi Rencana Pendirian Stadion di Matim

0

Borong, EKORA NTT – Rencana pembangunan stadion, fasilitas olahraga dan sekolah bakat dan prestasi di lahan seluas 132.682 meter persegi di Desa Bamo, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Matim memunculkan konsekuensi yang positif berkaitan dengan penyediaan infrastruktur vital di sekitar lokasi tersebut.

Hal ini diakui oleh Bupati Matim,  Andreas Agas, SH, M.Hum dalam sambutannya pada acara penyerahan tanah oleh Pemerintah Desa Bamo kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Timur (27/8/2019).

Bupati Agas mengungkapkan, ada beberapa hal yang menjadi faktor pendukung pembangunan stadion di sekitar pantai Nanga Rawa tersebut, yang juga harus dibangun demi memperlancar rencana pembangunan stadion. Hal-hal tersebut antara lain pengadaan air bersih, penggusuran jalan, pembangunan jembatan, dan pengadaan listrik.

Hal tersebut, terang Agas, sudah didiskusikan bersama dengan kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Manggarai Timur.

Pertama, harus dibangun sumber air minum bersih di lokasi tersebut. Aliran air dari dua sumber air utama yaitu Rana Mese dan Wae Tengka Nampo bisa dipastikan akan mengalir ke wilayah selatan. Sehingga talang atau penampungan air minum bersih dimungkinkan dibangun dan diadakan di tempat ini.

Agas menegaskan, pengadaan air minum bersih itu tidak hanya ditujukan untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat tetapi juga demi menunjang kebutuhan operasional stadion dan fasilitas olahraga kelak.

Kedua, pada tahun ini dana swakelola sebesar Rp. 500.000.000,00 akan digunakan untuk menggusur ruas jalan dari lokasi penyerahan tanah hingga Wolokolo. Untuk rencana penggusuran jalan tersebut, Bupati minta kehadiran dan keterlibatan Kadis PUPR  bersama Lurah Tanah Rata. 

“Saya yakin kalau stadion dibangun, tidak mungkin keadaan jalan tetap seperti ini. Jalan pasti akan hotmix, supaya nanti orang yang datang nonton pertandingan nyaman dan stadion ini bisa cepat dijangkau”, tutur Agas.

Ketiga, Agas menjelaskan bahwa pembangunan jembatan akan segera dikerjakan. Dana untuk pembangunan jembatan tersebut sudah ada dalam anggaran induk. Pembangunan jembatan akan beriringan dengan pengerjaan jalan menuju Wolokolo.

Keempat, aliran arus listrik. Tahun ini, Desa Bamo menjadi salah satu dari 179 desa di tujuh kecamatan yang bakal dipasang jaringan listrik. Ada 7 kecamatan yang disasar pembangunan listrik di wilayah Kabupaten Manggarai Timur tahun ini. Yang tidak ada sama sekali adalah Kecamatan Elar dan Kecamatan Elar Selatan. Sementara di Kecamatan Poco Ranaka, Poco Ranaka Timur, dan Lamba, tidak ada lagi kampung yang tidak dialiri listrik.

Ditegaskan Bupati Agas, pembangunan infrastruktur vital tersebut bisa diperjuangkan beriringan dengan cita-cita besar pembangunan stadion dan fasilitas olahraga di Matim. Ia meminta dukungan dari semua pihak untuk mendukung pembangunan sarana-prasarana publik tersebut.

Bupati Agas mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada tokoh masyarakat, tokoh adat,  kepala Desa Bamo, dan seluruh masyarakat Desa Bamo yang bersedia menyerahkan tanah kepada pihak Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur untuk pembangunan fasilitas olahraga tersebut.

Mulia Donan

WVI Ende Beri Pelatihan Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat

0

Ende, Ekorantt.com – Merespon tindakan dan upaya responsif penanggulangan bencana di Kabupaten Ende, Wahana Visi Indonesia (WVI) Area Program Ende menggelar pelatihan penanggulangan bencana berbasis masyarakat di Wisma Emaus-Ende, Rabu (28/08/2019).

Dalam sambutannya Manajer WVI Area Program Ende, Johny Noya yang disampaikan Koordinator Kesehatan WVI Ende, Yohanes Brechmans Tanaboleng menjelaskan, pelatihan ini bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat dan pemangku kepentingan di desa terkait penanggulangan bencana. Salah satunya dengan memperkuat kelembagaan tim penanggulangan bencana di desa.

Menurutnya, ancaman bencana sangat rentan dan berdampak pada seluruh kehidupan masyarakat. Apalagi Kabupaten Ende adalah daerah nomor dua setelah Kabupaten Sikka yang paling beresiko bencana.

Dibutuhkan penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko menekan timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, upaya tanggap darurat dan rehabilitasi paska bencana.

Dia berharap, pelatihan ini dapat membangun kesadaran bersama akan pentingnya sinergi baik kebijakan di daerah. Komitmen pemerintah desa untuk memasukan konsep penanggulangan bencana dalam rencana kerja pemerintah desa atau RKPDes mesti dibuat.

Sekretaris Badan Pebanggulangan Bencana Kabupaten Ende, Yayo Sungkono dalam materinya memaparkan sejumlah ancaman bencana. Pihaknya sejauh ini melakukan upaya pencegahan bencana berbasis masyarakat demi menghilangkan dan mengurangi ancaman bencana. 

“Hal ini dilakukan terutama membangun kesadaran masyarakat baik upaya peringatan dini akan kemungkinan terjadi bencana, kesiapsiagaan, mitigasi atau upaya mengurangi resiko bencana melalui pembangunan infrastruktur serta tanggap darurat melalui sosialisasi penyelamatan, evakuasi, pemenuhan kebutuhan dasar dan pemulihan prasarana,” ungkap Yayo.

Pihaknya mengapresiasi WVI AP Ende karena telah memfasilitasi kegiatan ini.

“Kami ucapkan terima kasih dan kita akan lakukan sinergi dengan WVI karena masalah bencana itu selalu mengancam kapan, dimana dan siapa saja. Jadi masyarakat harus diberi pemahaman bagaimana upaya menghadapi bencana,” tegasnya.

Ketua Panitia kegiatan pelatihan yang juga CESP Coordinator WVI AP Ende, Wilhelmina Seniwati kepada Ekora NTT mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan oleh pihak WVI berkerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Ende, Dinas Kesehatan Kabupaten Ende dan Dinas Sosial Kabupaten Ende.

Pesertanya adalah desa dampingan WVI di Kabupaten Ende yaitu Desa Fataatu, Desa Mukureku dan Desa Ndito.

Selain Stadion, Bupati Agas Berencana Bangun Sekolah Bakat dan Prestasi di Matim

Borong, Ekorantt.com – Dalam sambutannya di sela-sela acara penyerahan tanah dari Pemerintah Desa Bamo kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur (27/08/2019), Bupati Matim Agas Andreas menyampaikan visinya membangun sebuah sekolah bakat dan prestasi di sekitar lokasi tanah yang direncanakan akan didirikan stadion dan fasilitas olahraga tersebut.

Menurut Bupati Agas, Kecamatan Kota Komba adalah salah satu kecamatan di Matim yang sangat menonjol dalam bidang olahraga, entah sepakbola maupun olahraga atletik. Untuk menjawab ketersediaan potensi itu,  pembangunan fasilitas olahraga di daerah tersebut akan berjalan beriringan dengan pembangunan sekolah bakat dan prestasi. 

Bupati Agas menegaskan, pemerintah berencana membangun sekolah, sejak SMP yang secara khusus membina anak-anak yang memiliki bakat dan komitmen di bidang olahraga. Sekolah ini diharapkan dapat mencetak bibit-bibit unggul dan profesional yang bisa hidup dan mendapat penghasilan ekonomi dari olahraga.

Bupati Agas juga menyinggung prestasi seorang pesepakbola dari Kisol yang dikontrak oleh salah satu klub profesional di Indonesia, Borneo FC. Sebagai Bupati, Agas mengaku bangga melihat putra daerah bisa berpartisipasi di kompetisi berskala nasional. Ia berharap lebih banyak pesepakbola dari daerah yang menjadi profesional di bidangnya dan mampu menunjang ekonomi rumah tangga dan juga daerah.

“Yang cepat kaya di zaman sekarang adalah orang-orang yang memiliki bakat atletik. Untuk itu saya menginginkan Bapa, Ibu sekalian membina anak-anak kalian ke situ. Ada tiga cabang olahraga baru yang saya mau buka di Kabupaten Manggarai Timur dan sudah ditandatangani kemarin. Tiga cabang olahraga itu yakni, atletik, silat, dan taekwondo. Mengapa saya buka tiga cabang olahraga ini? Menurut saya, ketiga inilah yang sejauh ini punya prestasi. Bola kaki tetap kita bina karena itu bagian dari olahraga masyarakat”, jelas Bupati Agas.

Ia juga berharap stadion dan fasilitas olahraga tersebut bisa dikelola oleh Dinas Pemuda dan Olahraga.

“Kemarin saya berusaha untuk mengadakan Dinas Pemuda dan Olahraga, tetapi skornya belum layak, masih kurang. Saya ingin kalau besok dievaluasi dan hasilnya layak dan jadi bentuk dinas tersebut maka saya buka kantornya dan kita tempatkan di tempat ini supaya dinas yang kelola stadion ini”, katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya oleh Ekorantt.com, Pemerintah Desa Bamo, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur (NTT) menyerahkan tanah seluas 132.683 (seratus tiga puluh dua ribu enam ratus delapan puluh tiga) meter persegi kepada pihak Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur.

Penyerahan tanah yang berlokasi di pantai Nanga Rawa ini akan digunakan untuk pembangunan fasilitas olahraga oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur. Penyerahan tanah tersebut terjadi pada Selasa, (27/08/2019).

Mulia Donan