Tingkatkan Jiwa Kewirausahaan, OSIS SMPN Kolisia Bikin Kebun Sekolah

Maumere, Ekorantt.com – OSIS SMP Negeri Kolisia, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, memanfaatkan halaman sekolah menjadi kebun produktif.

Ketua OSIS Yohanes Avita Nita mengatakan, warga sekolah bekerja sama menyiapkan lahan untuk membuat kebun sekolah produktif sejak Sabtu, 4 Maret hingga Senin 6 Maret 2023.

Tujuan membuat halaman jadi kebun sekolah adalah menanam dua jenis tanaman yaitu bayam dan kangkung.

Yohanes berharap supaya dalam program kerja OSIS, saat panen sayur nanti, pihaknya akan mengadakan bazar.

“Hal ini dimaksud agar para pembeli langsung membeli di lokasi tanaman halaman sekolah sementara harga sesuai dengan yang dipatok OSIS ,” katanya.

Sementara Kepala Sekolah SMPN Kolisia, Kristina Deran Duli, mengatakan, tujuan utama adalah meningkatkan jiwa kewirausahaan.

“Pemanfaatan lahan tersebut bertujuan meningkatkan jiwa kewirausahaan bagi peserta didik di sekolah dan meningkatkan kecintaan peserta didik pada bidang pertanian,” kata Kepsek Kristina, Rabu (08/03/2023).

Kristina lebih lanjut mengatakan, kegiatan ini juga merupakan aplikasi dari pembelajaran Kurikulum Merdeka yakni pembelajaran atau proyek kewirausahaan.

“Dengan poyek kewirausahaan ini dapat memberikan edukasi kepada peserta didik dalam pemanfaatan lahan kosong menjadi lahan produktif yang bernilai ekonomis,” tambahnya lagi.

Kristina juga menyayangkan jika lahan kosong tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik.

Warga sekolah saat bersama-sama menyiapkan lahan kebun sekolah-Ekora NTT

Wakasek Urusan Kesiswaan Gabriel A. Seto mengemukakan, dengan melihat kondisi lingkungan sekolah, sudah lama sekolah merencanakan konsep menyulap lahan kosong atau halaman kosong jadi punya dampak ekonomis.

“Melalui OSIS SMPN Kolisia, kini peserta didik mengolah lahan halaman sekolah dengan menanam bibit sayuran bayam dan kangkung,” tandas Gabriel.

Gabriel bilang, lahan dikapling dan dibagikan per kelas untuk peserta didik kelas 7 dan 8.

“Sedangkan peserta didik kelas 9 tidak dilibatkan, mereka hanya merawat tanaman yang dulunya ditanam penjaga sekolah,” jelasnya.

Ia menambahkan, dari kaplingan ada 2 kapling dengan panjang 7 sampai 8 meter dengan lebar 1 meter ditanami bibit sayuran oleh peserta didik kelas 7 dan 8.

“Semua kaplingan dibagi lalu ditanam dengan bibit sayur bayam dan kangkung; tinggal perawatannya,” pungkasnya.

Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan Meningkat, TRUK Imbau Warga Lapor bila Temukan Kasus

0

Maumere, Ekorantt.com – Kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan sepanjang tahun 2022 mengalami peningkatan. Total 111 korban, dengan rincian 83 anak dan 28 perempuan dewasa.

“Dari 111 korban, pengaduan yang diterima TRUK F Maumere ada 103 pengaduan. Sementara pengaduan yang diterima TRUK F Cabang Ende ada delapan pengaduan,” ujar Koordinator TRUK F Maumere, Suster Fransiska Imakukata, SSpS dalam acara peluncuran catatan tahunan (Catahu) 2022di Kantor TRUK F Maumere, Rabu, 8 Maret 2023.

Laporan kasus tahun 2022 mengalami kenaikan 6,30% dibandingkan tahun 2021, ada pengaduan 104 korban.

Suster Ika mengatakan, kekerasan anak dan perempuan terjadi pada dua dimensi yakni ranah personal dan ranah komunitas. Ranah personal mencakup Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan Kekerasan Dalam Pacaran (KDP)

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan kekerasan dengan angka pengaduannya tertinggi; jumlah korban yang melapor 58 orang (52,25%).

Dirincikan, 21 pengaduan dari istri, dua pengaduan yang dilaporkan oleh mantan istri, dua pengaduan yang dilaporkan oleh keponakan, satu pengaduan yang dilaporkan oleh anak asuh, 30 pengaduan yang dilaporkan oleh anak kandung, dan dua pengaduan yang dilaporkan oleh anak tiri.

Pada umumnya korban KDRT, jelas Suster Ika, mengalami kekerasan berlapis dengan frekuensi kekerasan lebih dari sekali.

“Karena pelaku orang dekat dan dalam kasus ini korban sulit untuk memutuskan rantai kekerasan yang dialaminya karena berbagai alasan. Relasi kuasa yang timpang menjadikan istri dan anak sulit keluar dari situasi kekerasan tersebut,” jelas Suster Ika.

Sementara kekerasan dalam pacaran (KDP), dialami oleh sembilan orang dan tujuh  diantaranya berusia anak. Kata suster Ika, motif asmara menyebabkan sembilan korban mengalami kekerasan seksual dan eksploitasi seksual.

Dijelaskan bahwa dominasi laki-laki dalam relasi ini menjadikan si perempuan tak berdaya. Keyakinan masyarakat yang menganggap bahwa harga diri atau martabat seorang perempuan terletak pada keperawanannya.

“Dan janji akan menikahi korban menjadikan korban terjebak dan terpaksa bertahan dalam lingkaran kekerasan yang dialaminya,” ujar Suster Ika.

Khusus ranah komunitas, kekerasan terhadap perempuan dan anak dilaporkan oleh 42 korban (38.53%) dengan rincian; laporan dari 33 anak korban dan 11 korban perempuan dewasa.

Bentuk kekerasan yang dialami korban beragam; kekerasan psikis dialami oleh 16 orang, kekerasan fisik dialami oleh enam orang, kekerasan seksual dialami oleh 31 orang.

Dari 31 orang tersebut ada 21 orang diantaranya mengalami kekerasan seksual berbasis elektronik. Ada empat perempuan dewasa yang direkrut secara non prosedural yang mengarah pada indikasi menjadi korban perdagangan orang.

Suster Ika menyebut, kasus kekerasan seksual yang terjadi di Kabupaten Sikka dan Kabupaten Ende masih tinggi dan cenderung naik. Ada kenaikan sebesar 7,14 % pada tahun 2022. Naik menjadi 56 kasus pada 2022 dari 52 kasus pada tahun 2021.

Kasus incest meningkat pada tahun 2022 sebanyak tujuh kasus dibandingkan tahun 2021 hanya lima kasus. Kekerasan berbasis elektronik/siber meningkat di tahun 2022 dengan jumlah korban 21 orang.

Dengan meningkatnya kasus kekerasan anak dan perempuan, Suster Ika mengajak seluruh masyarakat agar melaporkan apabila menemukan ada tindak pidana kekerasan.

“Karena melaporkan adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat,” pungkasnya.

Desa Ululoga Suguhkan Paket Wisata Tur Rempah pada Rakor Desa Wisata Floratama

0

Mbay, Ekorantt.com – Sebanyak 30 peserta Rapat Koordinasi Desa Wisata di Flores, Alor, Lembata dan Bima (Floratama) 2023 mengikuti tur rempah di Desa Wisata Ululoga, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Rabu, 8 Maret 2023 sore.

Tur rempah menjadi salah satu paket wisata yang dikemas oleh Pemerintah Desa Ululoga.

“Para peserta diberi kesempatan ke lokasi pembuatan sirop pala. Nah, kita punya kebun pala, vanili, cengkih dan merica,” ujar Kepala Desa Ululoga, Petrus Leko.

Ia mengatakan potensi pariwisata yang ada di Ululoga mencakup keindahan Kampung Pajoreja yang dilengkapi dengan penginapan (homestay).

Selain itu, terdapat potensi wisata sejarah peninggalan umat Islam berupa Wudu yang dibangun sejak tahun 1700-an. Peserta juga mengunjungi tempat pembasuhan yang terletak di Pajo.

“Kemudian ada potensi wisata rempah dan mata air panas Aebana yang bisa akses sekitar satu kilometer dari Pajoreja,” kata dia.

Para peserta kemudian mengunjungi kebun vanili milik Antonius Jou. Dalam kunjungan tersebut, para peserta antusias menanyakan pola penanaman vanili yang dimodifikasi menggunakan sabut kelapa dan kawat.

“Saya menggunakan media kawat agar saat musim panas bisa menyimpan banyak air,” terang Antonius.

Sebanyak 115 tonggak vanili milik Antonius yang akan dipanen pada Juni 2023.

Los Pasar Inpres Ruteng: Penuh Tumpukan Sampah dan Sepi Peminat

0

Ruteng, Ekorantt.com – Sebanyak 25 ruangan los lantai dua di Pasar Inpres Ruteng, Kabupaten Manggarai, belum terisi atau tidak dimanfaatkan.

Tempat ini terlihat sepi dari aktivitas jual beli. Beberapa pintu los tampak berlubang. Tumpukan sampah plastik hampir ditemukan di setiap sudut gedung. Tak heran setiap pengunjung yang datang selalu menghirup aroma yang tak sedap.

Salah seorang penjual, Maria Mue mengatakan, puluhan ruangan los itu sudah lama tidak digunakan. Sepengetahuannya, dari sekian banyak los, hanya satu yang dimanfaatkan.

“Kami tidak tahu ini milik siapa. Setahu saya hanya satu los saja ini yang ada pemilik, namun jarang juga buka,” katanya pada Selasa, 7 Maret 2023.

Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Manggarai, Charlenson Z. Rihimone menjelaskan, puluhan los belum ditempati karena tidak ada yang berminat.

Pihaknya sudah berusaha memberi ruang kepada pengusaha agar los yang ada dijadikan tepat jualan, ataupun gudang. Akan tetapi, sampai sekarang belum ada yang berminat untuk menempatinya.

“Kami sudah berusaha untuk bersihkan, tapi tetap tidak ada peminatnya. Kami sudah buka ruang untuk memanfaatkan, tetap tidak juga,” akunya.

Charles berencana melakukan perombakan untuk memudahkan akses masuk para  penjual maupun pembeli.

“Kalau ada anggaran kami akan bagaimana caranya untuk itu bisa dimanfaatkan. Tentu dengan melakukan perombakan akses masuk,” pungkasnya.

Soal ASN Masuk Kerja Jam 5.30 Pagi, Plt Sekda NTT: Tidak Ada Instruksi dari Gubernur

Kupang, Ekorantt.com – Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Provinsi NTT, Yohana Lisapaly menepis isu terkait akan adanya pemberlakuan masuk kantor jam 5.30 pagi bagi ASN lingkup Provinsi NTT.

Ia mengakui, sampai sekarang belum mendapat himbauan atau pun instruksi dari gubernur tentang penerapan jam masuk kantor bagi ASN lingkup Provinsi NTT.

“Tidak ada kebijakan dari pak gubernur ASN masuk seperti itu. Tidak ada. Sampai saat ini tidak ada arahan. Tidak benar informasi itu,” ujar Yohana Lisapaly kepada Ekora NTT pada Selasa, 7 Maret 2023.

Terkait penerapan masuk kantor jam 05.30 pagi bagi ASN di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Yohana menjelaskan bahwa kebijakan tersebut merupakan kebijakan internal dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

“Itu kan internal mungkin. Disepakati mereka dalam rangka melakukan evaluasi terhadap apa yang sudah ditetapkan dengan dua sekolah SMA,” kata Yohana.

Ia menegaskan kebijakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT tidak akan dijadikan aturan tetap bagi ASN di dinas tersebut.

“Aturan ini tidak selama-lamanya. Kebijakan keluar hanya dari gubernur. Tidak harus jadi aturan yang tetap. Kan harus tunduk semua di gubernur. Tidak bisa seorang kepala dinas membuat sebuah kebijakan merombak itu semua,” tandasnya.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan  NTT mengeluarkan kebijakan masuk kerja jam 5.30 pagi bagi ASN di dinas itu, menyusul kebijakan sekolah pagi.

Kepala Dinas Pendidikan, Linus Lusi mengatakan pihaknya menyesuaikan diri dengan kebijakan Gubernur NTT Viktor Laiskodat tentang jam masuk sekolah bagi SMA dan SMK di Kota Kupang.

Linus bilang, kebijakan masuk kerja jam 5.30 pagi mengantisipasi adanya kebutuhan sekolah yang telah menjalankan kebijakan sekolah pagi.

Jeritan Bumi dan Pertobatan Ekologis

Oleh: Paul Ama Tukan*

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Filsafat dan Teknologi (IFTK) Ledalero melakukan aksi road show (aksi jalanan seperti orasi, teatrikal, monolog, live ba­nd) dan malam Pentas Seni di kota Maumere bertajuk “Merawat Bumi” pada Sabtu (25/2/23).

Aksi ini merupakan bentuk keprihatinan terhadap bumi yang sedang “sakit” karena ulah manusia dalam berbagai skala dan konteks. Aksi ini bisa disebut juga sebentuk representasi kegelisahan publik terhadap kondisi bumi.

Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada 22 Februari 2022 menunjukkan kondisi kritis bumi karena eksploitasi dan deforestasi besar-besaran. Anomali iklim dan peningkatan panas bumi terjadi secara masif (Firda: 2022). Gejala ini merupakan indikasi konkret atas jeritan bumi yang sakit hari-hari ini.

Perubahan iklim disebut telah mengakibatkan korban jiwa, merobohkan ketahanan pangan masyarakat dan merusakkan alam serta tempat tinggal manusia. Dalam skala global dan nasional, dampak perubahan iklim bisa menghambat pertumbuhan ekonomi bangsa, berikut menggusur perkembangan kemanusiaan universal karena memperparah sektor pendidikan, kesehatan, dan bahkan stabilitas politik (Firda: 2022).

Aksi mahasiswa IFTK Ledalero merupakan bentuk edukasi untuk masyarakat luas sekaligus ajakan menjalankan pertobatan ekologis dengan cara menjaga lingkungan dari sampah, polusi, penggundulan hutan, serta mengontrol kebijakan-kebijakan publik yang mengabaikan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

Kegiatan yang dilakukan mahasiswa IFTK Ledalero ini merupakan aksi lanjutan dari sejumlah aksi konkret sebelumnya seperti pembersihan pasar di Kota Maumere dan reboisasi di pesisir Pantai Magepanda, Kabupaten Sikka. Respons kolektif untuk mengambil langkah-langkah konkret sangat diperlukan untuk menyelamatkan bumi, rumah bersama (common home) dari eksploitasi besar-besaran.

Ajakan Laudato Si Action Platform (LSAP)

Paus Fransiskus melalui ensiklik Laudato Si, sebuah ajaran sosial Agama Katolik, menyapa tidak hanya umat Katolik tetapi semua warga dunia untuk menjawab persoalan global yaitu kerusakan bumi. Ensiklik yang diterbitkan pada 18 Juni 2015 ini menjadi sebuah gebrakan dalam ajaran sosial Katolik dan telah mendapat tanggapan luas.

Secara global, respons atas ensiklik tersebut terejawantah dalam Laudato Si Action Platform (LSAP) yang dimulai sejak April 2021. Gerakan ini bertujuan mendorong masyarakat dunia untuk secara sinergis menyelamatkan masa depan bumi. Konsep di balik LSAP ialah pembangunan manusia yang integral yakni manusia yang memiliki relasi harmonis dengan sesama, Tuhan dan lingkungan tempat ia tinggal.

Bumi dilihat secara lebih integral yakni bukan saja persoalan geografis melainkan juga terkait semua problematik yang menimpa manusia yang menghuni termasuk kebijakan-kebijakan birokratis yang menindas kaum lemah dan terpinggirkan.

Dalam komitmen global, LSAP berlangsung selama tujuh tahun sejak 2021 dengan tujuh bidang fokus yang berbeda, di antaranya: tanggapan terhadap jeritan bumi, tanggapan terhadap jeritan orang miskin, ekonomi ekologis, penerapan gaya hidup berkelanjutan, pendidikan ekologis, spiritualitas ekologis, komunitas keterlibatan, dan tindakan partisipatif (Budi Kleden: 2022). Komitmen ini sedang dikampanyekan di seluruh dunia.

Secara formil, ajakan mendasar LSAP menyasar antara lain pada instansi-instansi pemerintahan untuk membangun komitmen secara simultan dan programatik serta berkiblat pada pembangunan komitmen personal masyarakat luas tentang pentingnya menjaga lingkungan. Di bidang ekonomi, investasi-investasi dan aktivitas industri mesti berbasis pada AMDAL. Di bidang pengambilan kebijakan publik, pemerintah mesti menghormati hak hidup masyarakat banyak dan mempertimbangkan kelestarian lingkungan yang sifatnya berkelanjutan.

Undang-Undang tentang Masyarakat Adat misalnya mengatur tentang wilayah-wilayah yang tidak boleh mendapat intervensi kebijakan pemerintah. Hal ini tentu didasarkan pada komitmen menjaga kelestarian alam dan bentuk kepedulian humanistik yang diatur secara konstitusional. Negara mengatur secara tegas tentang kelestarian bumi dan eksistensi masyarakat adat.

Di NTT khususnya, polemik tentang klaim kepemilikan tanah Besipae belum juga berakhir. Silang sengkarut klaim secara prosedural tentang Besipae mesti membuat pemerintah kembali berpikir secara lebih arif dan komprehensif, tidak saja dari sisi idealisme pembangunan progresif tetapi juga pertimbangan secara biosentris (berpijak pada kelangsungan hidup manusia dan alam). Ajakan LSAP di atas tepat juga dalam konteks mendengar jeritan kaum lemah dan miskin yakni masyarakat kebanyakan yang menjadi korban dari kisruh berkepanjangan ini.

LSAP mengajak semua kita untuk berpartisipasi dalam merawat bumi dan menciptakan situasi dunia yang damai dan berkeadilan lebih-lebih dalam pengaturan sistem birokrasi pemerintahan. Di sini, keberpihakan pada kehidupan adalah tugas mutlak semua kita.

Pertobatan Ekologis

Paus Fransiskus menulis, “manusia yang tidak menghargai lingkungan itu berdosa. Merusak lingkungan termasuk dalam kategori dosa yang dinamakan dengan dosa ekologis. Untuk menghapus dosa tersebut diperlukan pertobatan ekologis”. Pertobatan merupakan sebuah sikap “beralih” yakni beralih menuju kebaikan.

Eksploitasi besar-besaran terhadap bumi, pembabatan hutan, kebijakan publik yang tidak mempertimbangkan kelangsungan hidup masyarakat akat rumput serta aktivitas industri yang menimbulkan pencemaran adalah bentuk dosa ekologis manusia. Laudato Si mengajak semua orang untuk beralih dari sikap tersebut, pertama-tama dengan menyadari dan mengevaluasi diri baik secara komunal-institusional maupun secara personal.

LSAP mengajak masyarakat global untuk menjalankan pertobatan ekologis dalam empat model keterlibatan (Bdk. Budi Kleden: 2022) yakni Doa dan Refleksi (secara personal maupun komunal untuk menumbuhkan kesadaran personal dan kolektif), Aksi (pembersihan lingkungan, penghijauan di wilayah rawan bencana dan mengindari pemakaian bahan-bahan abiotik sekali pakai), Edukasi (sosialisasi dan pengajaran dalam berbagai sektor tentang pentingnya merawat bumi), serta Advokasi (mengontrol dan mengevaluasi kebijakan publik yang mengabaikan kelestarian lingkungan hidup).

Partisipasi Kolektif dan Sinergis

Merawat bumi mesti membutuhkan partisipasi kolektif dan kerja sama sinergis. LSAP telah mendapat respons global di antaranya dari instansi akademik. Sebanyak 153 Universitas di dunia telah berkomitmen secara tegas untuk menjalankan tahun ekologis di atas. 28 Universitas di antaranya per/2022 telah memasukkan program aksi nyata. Di Indonesia, terdapat 3 Universitas yang telah berkomitmen terhadap LSAP yakni Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Soegiyapranata Semarang dan Universitas Widya Mandira Kupang (Budi Kleden: 2022).

Tidak hanya dalam instansi akademik, LSAP juga perlu menginspirasi semua instansi konstitusional untuk berkomitmen menjaga bumi melalui aksi-aksi nyata. Komitmen itu diperlukan untuk menegaskan bahwa masa depan bumi ada di tangan kita. Gerakan bersama akan sangat berimplikasi pada perubahan bumi, rumah bersama.

Untuk itu, pertobatan ekologis tidak hanya sebuah seruan moral tetapi mesti diejawantahkan dalam aksi. Jeritan bumi membutuhkan aksi konkret saat ini dan di tempat ini (hitc et nunc) oleh semua pihak terutama yang membaca ini. Mari menjaga dan melestarikan bumi kita!

*Anggota KMK dan Diskusi Filsafat Ledalero

Lolos Duta SMA, Dua Siswa SMAK Frateran Podor Wakili NTT ke Bekasi

0

Larantuka, Ekorantt.com – Adrianus Misi Boleng (17) dan Yeren Vania Cikita Amalo (17) menoreh prestasi membanggakan untuk lembaga pendidikan SMAK Frateran Podor Larantuka, Kabupaten Flores Timur.

Adrianus dan Yeren lolos dalam ajang pemilihan Duta SMA Provinsi Nusa Tenggara Timur setelah melewati tahapan seleksi yang ketat dalam kegiatan mempresentasikan esai dan video.

Adrianus Misi Boleng mengatakan, dirinya mempresentasikan esai dengan judul “Profil Pelajar Pancasila”. Sedangkan, Yeren Vania mempresentasikan esai dengan judul “Perundungan dan Intoleransi”.

Menurut Yeren, kesulitan utama saat menggarap tema perundungan adalah siswa-siswi yang terkena dampak perundungan sulit mengungkapkan apa yang mereka alami.

“Perundungan masih ditutup-tutupi karena takut aib,” kata Yeren Vania.

Sedangkan, Adrianus Misi Boleng mengatakan, pada seleksi tahap pertama ada empat siswa dari SMA Frateran Podor yang lolos dan satu dari SMA Negeri 5 Kupang.

Setelah diadakan tahap seleksi kedua, dirinya dan Yeren lolos di tahap final tersebut.

“Kami bawa ciri khas dari Flores Timur yakni jagung titi dan pakaian dari Flores Timur,” kata Adrianus.

Guru pembimbing, Yohana Kristanty Golu Ritan Atas mengatakan, atas kerja keras Adrianus dan Yeren, mereka siap berangkat ke Jakarta demi menghadiri evaluasi dan mengikuti seminar di Hotel Aston Bekasi, Jawa Barat.

Menurut Yohana, tujuan kedua siswa menuju Jakarta adalah untuk mengevaluasi hal-hal terkait Duta Provinsi NTT, pun mengasah soft skill mereka.

“Itu karena mereka telah menjadi duta Provinsi NTT setelah mengalahkan beberapa peserta dari seluruh SMA di NTT,” katanya.

Yohana menambahkan, selain soft skill, adapun kegiatan lain yang dilakukan adalah membuat konten Duta SMA yang nantinya akan di-upload pada medsos Direktorat SMA, yakni Instagram, TikTok, dan YouTube.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMAK Frateran Podor Larantuka, Robertus Sabon Taka, mengatakan, pihaknya sudah membuat pelepasan kepada dua siswa dan guru pendamping ke Jakarta pada Rabu, 7 Maret 2023.

“Mereka akan mengikuti kegiatan tiga hari mulai 9 Maret hingga 11 Maret 2023,” katanya.

Robertus bilang, Adrianus dan Yeren telah mengharumkan nama sekolah dan merupakan kebanggaan Kabupaten Flores Timur dan Provinsi NTT.

“Mereka ini kebanggaan bagi sekolah, kabupaten dan provinsi karena diutus atas nama provinsi. Sehingga kalian tunjukkan di sana bahwa ada sesuatu yang baik dari NTT. Kami semua keluarga besar SMAK Frateran Podor selalu mendukung,” pungkas Kepsek Robertus.

Diketahui, kegiatan tersebut diinisiasi langsung oleh Direktorat SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Bagi Beras Rusak, DPRD NTT ke PT Flobamor: Kalau Masih Terjadi, Kita Langsung PHK

0

Kupang, Ekorantt.com – Komisi III DPRD NTT memanggil manajemen PT Flobamor untuk mempertanggungjawabkan pembagian beras rusak ke ASN lingkup Pemprov NTT.

Rapat Dengar Pendapat (RDP) ini dipimpin Ketua Komisi III DPRD NTT, Jonas Salean, Wakil Ketua, Viktor Mado Watun, Leo Lelo, Sekretaris, Naky Uly, dan anggota, Fredy Mui, Paulus Nuwa Weto, Hugo Rehi Kalembu, Lily Adu, Yohanes Halut.

Komisi III DPRD NTT merekomendasikan PT Flobamor untuk tidak kembali membagi beras rusak.

“Untuk tidak berpolemik, kita kasi kesempatan 1 atau 2 bulan ke depan. Kalau masih terjadi, kita tidak perlu rapat lagi. Kita langsung PHK,” ujar Ketua Komisi III DPRD NTT, Jonas Salean.

Kesempatan diberikan kepada PT Flobamor, kata Jonas, karena adanya jaminan dari PT Flobamor yang bersedia menyediakan beras premium bagi ASN Pemprov NTT.

“Karena ada jaminan kualitas dan ketepatan waktu bisa terpenuhi maka kesempatan diberikan. Jaminan ini yang kita pegang,” kata Jonas.

Menanggapi rekomendasi Komisi III DPRD NTT, Direktur Utama (Dirut) PT Flobamor, Ian Bokotei mengatakan pihaknya bersedia menjalankan rekomendasi yang telah diberikan Komisi III DPRD NTT.

“Kami masih bersedia dan yakin penyaluran beras akan stabil dilakukan pada bulan Maret 2023 karena di beberapa tempat akan dilakukan panen raya,” ujarnya.

Sementara Direktur Operasional PT Flobamor, Run Ataupah mengatakan bahwa pihaknya bersedia mengganti beras yang telah disalurkan ke beberapa ASN lingkup Pemprov NTT.

“Boleh. Tidak masalah kalau ditukar, walaupun mereka sudah tanda tangan berita acara penyerahan,” ujar Ataupah.

Meski demikian, kata Run, pihaknya sudah bersurat ke semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD), agar ke depan harus terlebih dahulu memeriksa kondisi beras, sebelum menandatangani berita acara.

“Kalau sekarang tidak masalah untuk diganti. Tetapi ke depan tolong diperiksa. Karena berikutnya tidak ada lagi seperti ini (ganti beras),” jelasnya.

“Jadi kita minta semua OPD kalau bisa harus melakukan pemeriksaan saat beras diturunkan di gudang masing-masing agar tidak ada saling tuduh. Jangan sudah tanda tangan berita acara, dan selang satu minggu atau satu bulan baru ada keluhanbahwa beras rusak,” jelas Run menambahkan.

Karena, kata dia, permasalahan itu akan berdampak pada nama baik PT. Flobamor. Selain itu juga nanti terjadi saling tuduh.

“Padahal kita ini partner. Jadi penyelesaiannya adalah tolong kita periksa sama-sama agar tidak ada saling tuduh,” ungkapnya.

Dia menerangkan, tahun lalu Dinas Perdagangan pernah mengembalikan beberapa karung beras yang dinilai rusak. Namun pengembalian dilakukan sebelum menandatangani berita acara penyerahan.

“Karena mereka tahu jelas bahwa jika sudah menandatangani berita acara, maka sudah menjadi tanggung jawab mereka. Jadi mau rusak juga itu urusan mereka,” tandasnya.

Atap Ruang Kelas Bocor, Siswa SD di Nagekeo Belajar di Rumah Guru

0

Mbay, Ekorantt.com – Sebanyak 79 siswa SDI Kajusopi, Desa Ululoga, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, NTT, belajar di bawah atap sekolah yang bocor.

“Saat hujan, kegiatan belajar mengajar sangat terganggu. Atap di semua kelas bocor dan air tergenang di ruangan,” ujar Kepala SDI Kajusopi Florida Guyu kepada Ekora NTT, Rabu, 8 Maret 2023.

Kerusakan parah terjadi di ruang kelas 1, 2 dan 3. Bila musim hujan, siswa kelas 1 dan 2 harus bergabung di ruang kantor untuk mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Sedangkan siswa kelas 3 harus dipindahkan ke rumah guru.

“Kalau untuk tiga ruang kelas tinggi terdapat beberapa bagian atap bocor. Saat hujan guru dan siswa harus cari tempat yang aman,” katanya.

“Tapi kegiatan belajar mengajar tidak berjalan efektif selama musim hujan,” kata Florida menambahkan.

Florida mengatakan, pihak sekolah sudah sering mengusulkan pembangunan ruang kelas baru di sekolah itu. Bahkan kondisi sekolah yang memprihatinkan tersebut sudah terinput pada aplikasi data pokok pendidikan (Dapodik).

“Tapi belum terealisasi sampai sekarang. Mudah-mudahan bisa akomodir tahun ini,” kata Florida.

Selain kondisi atap, sarana ruang kelas juga dinilai tidak layak. Florida menyatakan banyak kursi dan meja siswa lapuk sehingga mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di kelas.

“Mebeler juga sudah tidak layak juga, sudah lama dan lapuk,” katanya.

Atap gedung SDI Kajusopi rusak

Ketua Komite SDI Kajusopi, Stanislaus Mite berharap perhatian pemerintah terhadap sarana dan prasarana sekolah itu.

Pihaknya bersama lembaga sekolah telah berkali-kali menyampaikan kondisi tersebut ke Pemkab Nagekeo, namun belum terealisasi.

“Selain bangunan sekolah, lima rumah guru juga tidak layak. Ini penting untuk diperhatikan,” kata Stanislaus.

Pemkab Ngada Batal Merumahkan 2.740 Tenaga Honorer

0

Bajawa, Ekorantt.com – Pemerintah Kabupaten Ngada resmi mengambil kebijakan untuk tidak merumahkan 2.740 tenaga honorer yang bekerja di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kabupaten itu.

Bupati Ngada Andreas Paru mengatakan kebijakan tesebut sudah diputuskan oleh pemerintah sejak Januari 2023.

Menurutnya, jam kerja para honorer juga akan diatur oleh OPD di mana akan diatur secara shift. Dengan begitu ada keseimbangan antara beban kerja dan pendapatan.

“Jadi mereka tidak keberatan, namun prinsip mereka tidak diberhentikan,” ujarnya kepada awak media di Bajawa, Senin, 6 Maret 2023.

Ia mengatakan kebijakan tersebut diambil agar para honorer bisa punya kesempatan untuk mengikuti tes P3K dan CPNS, di mana salah satu persyaratannya adalah kontrak tidak boleh terputus.

“Jumlah kerja mereka akan kita sesuaikan sehingga bisa ada keseimbangan dengan pendapatan mereka,” ujarnya.

Dikatakannya, jadwal masuk kantor para honorer akan diatur oleh OPD tempat mereka bekerja.

“Surat keputusan (SK) sedang disiapkan OPD, bulan ini sudah selesai,” tandas Andreas.