Pileg 2024, PKB Manggarai Optimis Dapatkan Lima Kursi

0

Ruteng, Ekorantt.com – Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Cabang Manggarai, Kosmas Banggut mengaku optimis untuk mendapatkan minimal 5 kursi pada Pileg 2024 mendatang.

“Kita target bertambah minimal 5 kursi,” kata Banggut kepada Ekora NTT setelah kegiatan konsolidasi dan penguatan kader PKB menuju Pemilu 2024 yang bertempat di Sekretariat PKB Cabang Manggarai, Kelurahan Tenda – Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Sabtu (15/10/2022).

Partai besutan Muhaimin Iskandar ini telah meraup 4 kursi di DPRD Kabupaten Manggarai pada Pileg 2019 lalu. Namun, untuk Pileg 2024 mendatang, mereka lebih beroptimis meraih kursi terbanyak di legislatif.

Banggut bilang, penguatan kapasitas kader tentu sangat dibutuhkan agar melahirkan kader yang loyal dan militan. Menurutnya, kehadiran anggota DPR RI, N. M. Dipo Nusantara Pua Upa menjadi kekuatan baru bagi pengurus dan kader PKB Manggarai.

“Dengan kehadiran Pak Dipo, DPC PKB Kabupaten Manggarai merasa kuat, karena kehadirannya sebagai anggota DPR RI menunjukkan bahwa tidak hanya di pusat saja yang besar tetapi di daerah juga,” kata anggota DPRD asal Dapil Ruteng Lelak itu.

Dalam kesempatan yang sama, Banggut sempat menyentil kekosongan kursi PKB pada Dapil I Langke Rembong dalam dua kali pertarungan, yakni 2014 dan 2019. Kala itu PKB harus menerima kekalahan dua kali merebut kursi terakhir dengan NasDem.

“Untuk 2024 saya harus optimis untuk keluar dari persoalan yang sama itu. Maka untuk Langke Rembong, mudah-mudahan mencapai suara yang lebih besar lagi agar tidak merebut kursi terakhir lagi. Sebab sebelumnya keterwakilan dari Langke Rembong itu tidak ada,” terangnya.

Senada juga disampaikan N. M. Dipo Nusantara Pua Upa. Ia mengemukakan, tujuan penguatan kader juga demi membesarkan partai.

“Tentu sesuai tagline ‘Bangkit, Solid, dan Menang’, jadi bagaimana partai ini bersatu padu untuk meraih jumlah kursi yang ditargetkan,” pungkasnya.

Siswi SMA di Nagekeo Juara Pembicara Terbaik Lomba Debat Festival Ekologi

0

Bajawa, Ekorantt.com – Veronika Tuku, siswi kelas XII IPA SMAN I Mauponggo ini tidak bisa menahan air mata saat juri mengumumkan nama sebagai pembicara terbaik pada mata lomba debat Festival Ekologi Flores di Desa Nginamanu, Kecamatan Wolomeze, Kabupaten Ngada.

Veronika berharap keberhasilan yang diraihnya tersebut semoga menjadi inspirasi buat kawan-kawannya.

“Puji Tuhan dengan terpilihnya saya sebagai pembicara terbaik, semoga bisa memotivasi buat teman-teman saya yang mau ikut lomba seperti ini,” ujar Veronika, Sabtu (15/10/2022).

Putri dari pasangan Egidius Sugi dan Tekla Pasu ini tidak menyangka nama keluar sebagai pembicara terbaik. Pasalnya, waktu latihan yang disiapkan sangat singkat.

“Saya merasa senang dan bangga karena ikut mengharumkan nama lembaga saya,” ucap dia.

Veronika menyampaikan terima kasih kepada Kepala SMAN I Mauponggo yang telah memberi kesempatan kepada timnya untuk ikut perlombaan debat pada kegiatan Festival Ekologi Flores.

“Terima kasih juga kepada semua guru yang sudah membimbing kami lebih khusus kepada guru bapak Lodofikus Raja Muja selain guru matematika juga cukup berpengalaman dalam berdebat,” ungkap Veronika.

Meskipun timnya juara tiga pada perlombaan tersebut ia mengaku puas terhadap prestasi yang diraihya tersebut.

Veronika kembali berharap kegiatan tersebut dalam diselenggarakan lagi pada tahun-tahun berikut sehingga bisa membangun pemikiran kritis siswa terhadap keberlangsungan lingkungan hidup.

Enggan Libatkan Media dalam Turnamen Bupati Cup, Wartawan Nilai Pemkab dan Askab Ende Tidak Transparan

0

Ende, Ekorantt.com – Turnamen sepak bola antar kecamatan memperebutkan piala Bupati Ende resmi digelar pada Senin (17/10/2022).

Turnamen yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Ende tersebut dinilai tidak transparan karena tidak melibatkan awak media dalam peliputan untuk memberikan informasi kepada publik.

“Kita heran, kenapa Pemda dan Askab jalan sendiri. Kok wartawan tidak dilibatkan. Ada apa ini. Jangan-jangan ada kepentingan lain,” ujar Son Bara, Wartawan Viktory News wilayah tugas Kabupaten Ende kepada Ekora NTT, Minggu.

Son Bara menyatakan, di tengah Pandemi Covid-19 serta kepedihan tragedi Kanjuruhan Malang-Jawa Timur, semestinya Pemerintah Kabupaten Ende dan Askab memberikan rasa empati dan juga menyampaikan secara terbuka kepada publik melalui media massa terkait pegelaran turnamen ini.

“Banyak informasi publik yang tertutup setiap ada gelaran turnamen di Ende. Soal pendapatan karcis, hadiah dan lain-lain. Apalagi ini pakai uang APBD, mestinya publik harus tahu. Contohnya di turnamen Soeratin Cup, belum ada pertanggujawabannya. Peran humas ada di situ,” jelas dia.

Senada dengan Son, Wartawan Flores Pos Wily Aran berpendapat Panitia dan Pemda Ende telah membuat jarak dengan media sebagai pilar demokrasi bangsa.

Setiap pegelaran turnamen yang menggunakan keuangan daerah, kata Wily, wajib diinformasikan ke publik.

“Inikan turnamennya pemerintah, pakai uang daerah. Harus terbuka dong. Kalau kita tidak dilibatkan maka dugaan kita ada hal yang disembunyikan,” terang Wily.

Untuk itu, Wily Aran meminta Bupati Ende H. Djafar H Achmad dan Ketua Askab Ende Sabri Indradewa untuk memberikan penjelasan resmi terkait tidak dilibatkanya media dalam turnamen ini.

Bayang-bayang Bacabup Ende 2024: Ada Politisi, Birokrat hingga Akademisi

0

Ende, Ekorantt.com – Meski masa jabatan Bupati Ende H. Djafar H Achmad dan Wakil Bupati Erikos Emanuel Rede akan berakhir pada April 2024 mendatang, bayang-bayang nama bakal calon bupati (Bacabup) telah ramai diperbincangkan publik Kabupaten Ende akhir-akhir ini.

Beberapa di antara nama-nama yang disebut telah masif bersosialisasi diri baik melalui papan reklame maupun media massa.

Mereka diprediksi bakal membuat suksesi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Ende terasa semakin hangat karena bermunculan figur baik berlatarbelakang politisi, akademisi maupun birokrat.

Walau gong Pilkada belum ditabu, beberapa partai politik telah merilis nama-nama Bacabup Ende.

Sebut saja Partai Golkar dan PDIP yang telah mengumumkan daftar bakal calon untuk selanjutnya dilakukan survei popularitas dan elektabilitas masing-masing figur sesuai dengan mekanisme internal partai.

Informasi dan data yang dihimpun Ekora NTT hingga pertengahan Oktober 2022, nama-nama figur calon bupati Ende periode 2024-2029 antara lain, dari kelompok politisi; H. Djafar H Achmad, Erikos Emanuel Rede, Herman Yosef Wadhi, Fransiskus Taso, Angelo Wake Kako dan Honing Sani.

Sedangkan dari kelompok akademisi tercantum nama Laurentius Gadi Djou, Servas Mario Pati dan Stef Tani Temu.

Begitu juga nama dari kalangan birokrat antara lain; dr. Agustinus G Ngasu, Dominikus Minggu Mere dan Don Bosko Wangge. Sedangkan satu nama dari latarbelakang profesional adalah Antonius Bata.

Ketua DPC PDIP Kabupaten Ende Fransiskus Taso melalui Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Heribertus Gani, sebelumnya menyebutkan, PDIP telah merekam 18 nama calon Bupati Ende yang merupakan hasil aspirasi masyarakat.

Ke-18 nama calon tersebut antara lain; H. Djafar H Achmad (Bupati Ende saat ini sekaligus Ketua Pertimbangan Cabang PDIP Ende), Fransiskus Taso (Ketua DPRD Ende saat ini sekaligus Ketua DPC PDI Kabupaten Ende).

Kemudian, Laurentius Gadi Djou (Ketua Yapertif), Agustinus Ngasu (Sekda Ende), Erikos Emanuel Rede (Wakil Bupati Ende terpilih sekaligus Ketua DPC Partai Nasdem Ende) dan Angelo Wake Kako (Anggota DPD RI).

Selain itu ada nama Heribertus Gani (Mantan Anggota DPRD Ende), Yustinus Sani (Direktur Perumda Tirta Kelimutu), Dominikus Minggu Mere (Mantan Kadis Kesehatan NTT) dan Sabrin Indradewa (Anggota DPRD Ende).

Lalu, Sharulan Pua Sawa (Mantan Anggota DPR RI), Yulius Cesar Nonga (Anggota DPRD Ende), Supriyadin Pua Reke (Anggota DPRD NTT), Stefanus Tani Temu (Dosen Undana Kupang), Moh Orba Kamu Ima (Anggota DPRD Ende) dan Servas Mario Pati (akademisi) serta Novel Alhabsyi (pengusaha).

Oleh PDIP, nama-nama tersebut akan dilakukan survei baik elektabilitas maupun popularitas, termasuk mengakomodir nama baru jika ada nama lain hasil masukan atau aspirasi masyarakat.

Heribertus menerangkan, PDIP adalah partai terbuka yang akan selalu mendengar masukan masyarakat yang betul-betul merepresentasi kepentingan publik untuk menentukan pemimpin daerah.

Nantinya, berdasarkan hasil surve tersebut, partai akan menetapkan posisi wakil bupatinya, kata Heribertus menandaskan.

Breaking News: Warga Ruteng Dihebohkan Penemuan Kantong yang Diduga Berisi Janin Bayi

0

Ruteng, Ekorantt.com – Warga Nekang, Kelurahan Watu, Kecamatan Langke Rembong, Kota Ruteng dihebohkan dengan penemuan kantong yang diduga isinya janin bayi pada Minggu (16/10/2022) sore.

Pantauan Ekora NTT, janin bayi tersebut dibungkus menggunakan plastik warna merah dengan kain.

Warga menemukannya di bawah pohon bambu tepi jalan wilayah RT 04, RW 01.

RT setempat, Adrianus Yohanes Ponedi mengatakan, seorang pengendara motor dan boncengannya menemukan sebuah kantong saat sedang melintasi jalan tersebut.

“Pemboncengnya turun. Sempat-sempat dia menengok ke timur jalan melihat kantong warna merah,” kata Adrianus.

Melihat mereka berhenti, warga sekitar pun langsung mendekati lokasi.

Adrianus langsung menghubungi Bhabinkamtibmas dan Babinsa setempat untuk mendatangi lokasi untuk memastikan apa isi dari kantong itu.

Bhabinkamtibmas Kelurahan Watu, Aipda Andi Darma mengatakan isi kantong sudah hancur. Dia juga belum memastikan isinya karena masih menunggu hasil penyelidikan polisi.

“Saya belum pastikan, karena di dalamnya sudah hancur,” ucap Andi.

Drainase Tak Terurus, Otoritas Bandara Ende Minta Kewenangan Dialihkan ke Kemenhub

0

Ende, Ekorantt.com – Saluran pembuangan air di kawasan Bandar Udara H. Hasan Aroeboesman Ende, NTT saat ini kondisinya memprihatinkan. Drainase tersebut dipenuhi sedimen tanah dan pasir serta sampah rumah tangga yang bervolume sekitar ribuan ton.

Hal itu menyebabkan saluran tersumbat, air meluap hingga landasan pacu maupun kawasan terminal bandara digenangi air. Material sampah yang berasal dari wilayah Jalan Gatot Subroto dan Ahmad Yani membuat aktivitas penerbangan terganggu.

Drainase itu merupakan kewenangan Pemerintah Kabupaten Ende. Pemerintah hingga kini belum melakukan pembersihan di kawasan itu.

Otoritas Bandara H. Hasan Aroeboesman dikabarkan telah melayangkan surat kepada Pemkab Ende agar lahan saluran tersebut diserahkan ke Pemerintah Pusat dan menjadi aset Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Hal itu dimaksud agar biaya pemeliharaan menjadi tanggungjawab Kemenhub, tidak membebankan anggaran daerah.

Kepala Bandara Aroeboesman, Indra Tryantono saat dikonfirmasi Ekora NTT pekan lalu menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ende sejak setahun lalu perihal permintaan pengalihan aset.

“Kita sudah surati Pemda. Tujuannya biar aset itu kita yang pelihara karena berada dalam kawasan bandara. Faktanya begitu, jarang diurus sehingga saat musim hujan sangat mengganggu kenyamanan kawasan bandara,” kata Indra.

Sejak dua tahun terakhir, Bandara Ende harus mengeluarkan biaya untuk pemeliharaan saluran melalui dana pemberdayaan.

“Ini untuk kenyamanan. Pak lihat itu sedimen tanah dan sampah hampir memenuhi saluran. Pernah saat banjir, air masuk landasan pacu. Makanya kita minta biar aset ini pusat yang urus lewat Kemenhub. Biar mudah dalam pemeliharaannya,” kata dia.

Di Mana Tuhan Saat Kita Butuh?

0

Oleh: Yurgo Purab*

Bila seseorang mengalami penderitaan, boleh jadi ia kesal dengan Tuhan. Mengapa Tuhan mendatangkan musibah kepada saya, juga kepada saudaraku yang baik?

Pertanyaan ini seakan-akan menegaskan, orang baik tidak perlu mendapat celaka, cobaan atau pun penderitaan.

Ketika saya berlibur di Ile Ape, Lembata, saya menemukan gugatan serupa. Sepupu saya, Yohanes Ola Kobu, siswa SMA di Atambua meninggal tersengat listrik. Tak hanya itu, adik kandung saya Nikolaus Wurin juga meninggal saat mengadu nasib di tanah perantauan.

Nasib hidup manusia kita tak tahu dan Tuhan memberi terbaik untuk itu. Kepergian mereka kadang bikin kita mengeluh, sesal, marah dan cemberut dengan Tuhan. Apakah kita kurang melayani Tuhan? Atau lupa melayani sesama?

Segudang Tanya

Kepergian mereka menyisakan segudang pertanyaan di batok kepala setiap orang. Apakah ini rencana Tuhan bagi keluarga?

Di hadapan musibah, manusia tak sungkan memprotes Tuhan, mempertanyakan keberadaan Tuhan, dan menimbulkan sikap skeptis terhadap penyelenggaraan Tuhan.

Betulkah Tuhan sungguh ada? Ataukah Tuhan hanyalah sekadar dongeng yang diceritakan dalam Kitab Suci agama berabad-abad tahun lalu? Jika memang Tuhan itu tidak ada, ke mana manusia mengaduh dan ke mana manusia pergi sesudah kematian menjemput?

Ketika menjalani praktik TOP di Paroki Santo Martinus Hinga, Adonara, saya mendapati gugatan yang sama datang dari sebuah keluarga yang mengalami kematian anak laki-laki tunggal mereka.

Anak semata wayang itu baru saja menamatkan pendidikan S-2 bagian Farmasi. Sebelum wisuda, ia mengalami kondisi kritis gara-gara sakit lambung. Nyawa anak itu tidak tertolong dan meninggal dunia. Keluarga merasa sangat terpukul atas kejadian tersebut.

Waktu itu, saya diminta oleh Ketua Dewan Stasi memimpin ibadat penguburan. Saya sempat bingung. Pikiran saya tak henti-henti bekerja memikirkan bagaimana caranya agar saya meneguhkan keluarga duka. Saya sempatkan diri untuk berdoa memohon kekuatan Tuhan.

Setelah berdoa, saya mendapat inspirasi dari sebatang pohon rambutan yang tumbuh di depan rumah. Saya saksikan pohon rambutan itu berbuah lebat dan berjatuhan di tanah.

Saya katakan kepada keluarga yang berduka begini: “Bapa dan mama, keluarga berduka yang terkasih. Lihat pohon rambutan ini. Keluarga menanam dan merawat pohon ini hingga tumbuh besar. Pohon ini tumbuh melewati pelbagai proses. Ketika pohon ini berbuah, kadang buahnya dipetik keluarga, dipetik anak-anak sekolah, juga dimakan kelelawar,” kataku kala itu.

“Begitu pula manusia. Kita boleh mengklaim bahwa anak adalah buah paling manis, yang kita rawat, kita pelihara, dan kita penuhi kebutuhan sekolahnya, namun pada akhirnya bukan kita yang petik hasilnya tetapi Tuhan yang petik hasilnya,” tambahku.

Selanjutnya, saya menyertakan pendasaran biblis dari teks tentang Abraham yang setia dan rela menyerahkan anaknya Isak untuk persembahan bagi Tuhan. Kerelaan itu menandakan iman Abraham akan Allah.

Dari cerita di atas, saya berpikir bahwa pertanyaan tentang keberadaan Tuhan di saat manusia tertimpa musibah adalah pertanyaan yang tidak sekadar menuntut logika. Pertanyaan ini menantang iman manusia.

Gugatan

Harold S. Kushner, dalam bukunya “When Bad Things Happen to Good People” menulis dengan hangat kisah kematian putranya.

Segala bentuk protes dan tuduhan terhadap Tuhan atas kematian putranya mengharuskan ia bergumul dan menemukan Tuhan dalam suatu pemahaman yang lain: “Tuhan yang justru menangis bersama kita, tidak meninggalkan kita, dan bisa mengisi kebutuhan terdalam dari hati kita yang sedang luka.”

Situasi-situasi demikian melahirkan gugatan. Manusia kerap kali menyalahkan Tuhan atas peristiwa hidup, semisal kecelakaan, tantangan, cobaan yang menimpa dirinya dan keluarga.

Ada saja cobaan yang datang silih berganti, yang menuntut manusia untuk mengeluh dan mempertanyakan kebesaran Tuhan.

Lain halnya ketika manusia merasa diri tidak dicintai, tidak dipercaya, tidak berguna, dan tidak diperhatikan oleh keluarga maupun sesama di sekitarnya. Manusia bisa jadi lari dari kenyataan hidup.

Krisis kasih sayang, krisis perhatian dan penderitaan seakan membuat manusia gerah dan mengambil jalan pintas, yakni ingin bunuh diri.

Kasus-kasus ini melahirkan banyak persepsi terhadap keterlibatan Tuhan dalam hidup manusia. Kebimbangan terhadap keterlibatan Tuhan membuat manusia terjebak pada sikap tidak percaya dan kehilangan arah hidup.

Sebenarnya, Tuhan selalu berinisiatif mengundang manusia. Namun manusia tidak menyediakan tempat di hatinya untuk Tuhan. Manusia tidak membiarkan Tuhan masuk dan bersemayam.

Tuhan juga selalu mengundang manusia untuk terlibat sebagai rekan kerja, partner dalam karya keselamatan-Nya. Tentu hal itu membutuhkan jawaban kepastian manusia.

Manusia yang merasa diri selalu bersalah, seharusnya mengundang Tuhan masuk ke dalam kediaman hatinya yang kadang retak dan penuh persoalan tanpa henti. Singkatnya, manusia membutuhkan Tuhan sepanjang hidup.

Mencari Tuhan yang Kontekstual

Kitab Talmud (tahun 200S M-500 SM) menjelaskan ujian yang dijalani Abraham, yakni; “Jika Anda pergi ke pasar, maka Anda akan melihat penjaja keramik akan memukul keramiknya dengan tongkat untuk memperlihatkan betapa kuat dan padatnya keramik itu. Tetapi penjaja yang cerdik hanya akan memukul keramik yang benar-benar kuat, bukan yang rapuh. Jadi, Tuhan akan melakukan ujian dan cobaan yang sama hanya kepada orang-orang yang Tuhan tahu akan mampu menjalaninya agar setelah ujian itu berlalu, orang tersebut dan orang-orang lain di sekelilingnya bisa melihat bagaimana teguh iman mereka” (Harold S. Kushner, 1988: 30).

Dengan begitu, manusia harus percaya bahwa Tuhan yang manusia kenal bukan Tuhan yang berdiam diri, Tuhan yang tinggal di dalam teks-teks teologi, tetapi Tuhan yang selalu hadir dalam konteks hidup manusia.

Ia hadir di tengah hidup manusia dan menguji iman umat-Nya. Tuhan hadir di dalam diri orang-orang yang Ia anggap kuat dan mampu untuk menjalani cobaan dengan setia. Dan, setiap orang yang memandang kesetiaan, mereka juga memandang Tuhan Sang pencipta.

“Tuhan tidak pernah meletakkan beban di atas pundak kita lebih dari yang bisa kita pikul. Tuhan membiarkan hal itu terjadi pada diri kita, karena Ia tahu bahwa kita cukup kuat untuk menanggungnya.”

Manusia percaya, apa pun cobaan, tantangan hidup, penyakit, dan penderitaan jika dijalani dengan iman kepada Tuhan, maka manusia dapat memetik hikmah di balik rasa sakit, derita, air mata, dan luka. Sebab, Tuhan lebih dahulu terluka untuk manusia dan bahkan sampai mati di kayu salib.

Tuhan yang diimani adalah Tuhan yang hadir, terlibat di dalam penderitaan manusia, dan menghadirkan diri saat manusia mengalami situasi batas, krisis identitas, dan juga putus asa.

Oleh karena itu, cara yang paling tepat adalah manusia harus selalu mencari Tuhan dan menghadirkan Tuhan di dalam setiap perjumpaannya dengan siapa pun. Dengan demikian, bukan manusia yang bekerja, tetapi Tuhan yang bekerja di dalam diri manusia dengan segala kesanggupan manusia yang terbatas.

Dukung Desainer Lokal NTT, Bunda Julie Datangkan Instruktur Ternama

0

Kupang, Ekorantt.com – Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat, mendatangkan Maya Ratih dan Tema Prasetyo, instruktur atau desainer ternama dari luar NTT untuk memberikan pelatihan kepada desainer lokal.

Kedua desainer top ini melatih para desainer NTT dari berbagai kalangan, mulai dari dewasa hingga pelajar SMK dan telah mengikuti 3 event besar yakni, Indonesia Fashion Week, Jakarta Fashion Food Festival, dan Road To Jakarta Fashion Week.

Bunda Julie mengatakan, saat ini Dekranasda sedang melatih 11 siswa SMK utusan dari Kota Kupang, Kabupaten TTS, TTU, Malaka dan Belu.

Peserta ini juga dipersiapkan mengikuti Road To Jakarta Fashion Week pada 28 Oktober 2022 mendatang.

“Sebelum mengikuti program pelatihan ini, para peserta telah lolos seleksi berdasarkan penilaian dari pelatih,” ujarnya, Sabtu (15/10/2022).

Menurut Bunda Julie, betapa penting menghasilkan desainer-desainer muda NTT yang mampu berdaya saing secara kualitas dan tentunya mejadi seorang desainer profesional dan bukan hanya menjadi seorang penjahit biasa.

“Setiap tahun saya datangkan mentor untuk mempersiapkan mereka mulai dari cara mereka membuat pola, cara memotong sampai dengan cara menjahit standar nasional dan standar internasional,” ungkap Bunda Julie.

Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan NTT 1 ini berharap suatu saat masyarakat NTT lebih memilih menggunakan jasa desainer lokal ketimbang memilih menggunakan desainer luar NTT.

“Kita di NTT ini tidak ada yang mengaku sebagai desainer tapi hanya sebagai penjahit saja. Makanya bukan hanya kain tenun saja yang saya promosi tapi saya punya keinginan tenun NTT dijadikan fesyen,” ujar Bunda Julie.

Sementara itu, Maya Ratih mengatakan, dirinya telah tiga kali memberikan pelatihan di NTT. Kali ini, ia menjadi pelatih bagi 6 pelajar tentang teknik mendesain baju wanita dari bahan kain tenun.

“Kali ini untuk ajang Road To Jakarta Fashion Week, ada 6 peserta dari beberapa kabupaten dan peserta yang mengikuti program pelatihan ini semuanya adalah para pelajar dari SMK. Ini programnya Bunda Julie dan sangat brilian,” ujar Maya Ratih.

Pemilik Brand Maya Ratih Indonesia ini mengakui, dengan menjadi instruktur atau mentor, dirinya mempunyai keinginan dan kerinduan memajukan desainer-desainer lokal dan misi lain yaitu menjaga warisan Nusantara berupa kain tenun NTT.

“Jadi, mereka yang ikut pelatihan ini sudah ada basis dan berpotensi jadi desainer handal tapi pengetahuan mereka hanya sebatas pengetahuan tata busana seperti pecah pola. Di sini, kami perdalam lagi dengan pengetahuan tentang fesyen dan tren tapi tekniknya juga. Mereka juga harus kerjakan sampai selesai bajunya,” ucapnya.

“Latih sejak dini bagaimana mereka tampil, bagaimana mereka menampilkan hasil karyanya agar lebih semangat berkreativitas dan mampu membangun kepercayaan diri,” tambahnya.

Selain memberikan pelatihan, peserta juga diberi motivasi agar tidak hanya sebatas menjadi penjahit, namun mereka diberi edukasi gambaran dunia fesyen dan perkembangan tren dan teknologi.

Instruktur lainnya, Tema Prasetyo secara terpisah mengatakan, terlaksananya program pelatihan tersebut berkat dukungan dari Bunda Julie Laiskodat.

“Jadi ini semua inisiatifnya Bunda Julie. Suportnya itu, kain tenunnya semuanya dari Dekranasda,” ujar Tema Prasetyo.

Desainer asal Jakarta yang khusus pakaian pria ini mengatakan, ia berkolaborasi bersama Dekranasda NTT menjadi pelatih bagi desainer-desainer asal NTT dan telah terlibat di 3 event fashion nasional di Jakarta.

“Untuk kali ini ada 5 pelajar SMK yang lolos seleksi pelatihan desainer khusus pakaian pria. Sebelum saya pilih untuk ikut, mereka harus punya konsep desain seperti apa,” ungkap Tema.

Dirinya berharap, para peserta mampu melihat potensi kain tenun bagi perkembangan fesyen di zaman modern saat ini. Pasalnya, kain tenun NTT mempunyai nilai jual tinggi.

Debat Seru SMAN Aimere vs SMAN I So’a tentang Ekologi

0

Bajawa, Ekorantt.com – Debat ekologi antara SMAN Aimere dan SMAN 1 So’a berlangsung seru di lapangan bola Desa Nginamanu, Kecamatan Wolomeze, Kabupaten Ngada pada Sabtu (15/10/2022). Kedua tim saling lempar isu soal lingkungan.

Kedua tim pelajar ini lolos ke babak final setelah masing-masing mengalahkan SMAN 1 Mauponggo dan SMAK Baleriwu dari Kabupaten Nagekeo.

Debat antar siswa tersebut merupakan mata acara Festival Ekologi Flores yang diselenggarakan Yayasan Puge Figo.

Ketua panitia pelaksana sekaligus juri debat Emanuel Djomba mengatakan kegiatan debat dilakukan untuk membangun daya kritis siswa dalam menjaga lingkungan.

“Sebenarnya untuk peka terhadap kerusakan lingkungan,” ujar Emanuel, Sabtu.

Selain itu, debat juga memberi edukasi kepada siswa agar memahami bagaimana cara menjaga lingkungan dari ancaman global.

“Kita ingin membangun kesadaran pada siswa khusus kaum muda untuk selalu menjaga lingkungan, apalagi mereka kaum muda,” kata dia.

Dikabarkan, kegiatan debat ekologi kali ini diikuti 12 sekolah yang berasal dari Kabupaten Ngada dan Kabupaten Nagekeo. Adapun dua juri lain yakni Merlin Idju Lalu dan Kristo Loko yang bertugas memberi penilaian kepada peserta secara profesional saat debat ekologi tingkat SMA.

Cabor Basket di Ende Butuh Infrastruktur dan Kolaborasi Pemerintah-Swasta

0

Ende, Ekorantt.com – Pengurus induk olahraga bola basket atau disebut Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Kabupaten Ende, melakukan temu pendapat dengan pemerintah Kabupaten Ende, Rabu (12/10/2022).

Ketua Perbasi Kabupaten Ende, Oktavianus Moa Mesi didampingi Sekretaris Rustam Sumbi dan Wakil Ketua Desi Natalia bersama pengurus diterima Wakil Bupati Ende, Erikos Emanuel Rede.

Oktavianus yang akrab disapa Vian Moa Mesi kepada Wabub Erik menyampaikan, perkembangan dan pembinaan cabang olahraga basket di Ende perlu mendapat perhatian bersama baik pemerintah dan swasta.

Menurut Vian Moa, saat ini Perbasi telah mereorganisir pengurus dan merumuskan berbagai program kerja baik penyelenggaraan turnamen antar sekolah maupun klub pada 2023 mendatang.

Selain itu, Perbasi juga mempersiapkan tim basket Kabupaten Ende untuk mengikuti Pekan Olahraga Provinsi NTT yang akan digelar pada akhir 2022.

Dikatakan Vian, yang juga merupakan Wakil Ketua DPRD Ende tersebut, olahraga basket cukup diminati oleh generasi muda di Kabupaten Ende.

Namun diakuinya, minimnya pagelaran turnamen dan kesiapan infrastruktur seperti lapangan basket yang representatif membuat cabang olahraga basket belum berkembang maksimal.

“Kita punya potensi pemain yang bagus. Beberapa sekolah sudah ada lapangan. Namun belum dikoordinir dengan baik. Utamanya soal lapangan dan event. Mudah-mudahan tahun depan kita gelar turnamen. Kami akan terus berkoordinasi dengan sekolah-sekolah dan berharap pemerintah menfasilitasinya,” ungkap Vian.

Wakil Bupati Ende, Erikos Emanuel Rede kepada Pengurus Perbasi menegaskan, pemerintah mengapresiasi peran Pengurus Perbasi.

“Kami berterima kasih atas niat dan komitmen Pengurus Perbasi. Pemerintah tentu berkomitmen mendukung seluruh cabang olahraga untuk menjadi media bagi saluran hobi dan minat generasi muda Kabupaten Ende,” terang Erikos.

Wabub Erik meminta Perbasi Kabupaten Ende untuk segera menyusun perencanaan detail dan berkoordinasi dengan KONI agar tahun 2023 dapat menggelar turnamen tingkat Kabupaten Ende.

“Kita dukung penuh. Kalau tahun depan mau digelar turnamen maka teman-teman menyiapkan rencana detailnya. Soal lapangan atau infrastruktur tentu itu tanggung jawab pemerintah,” pinta Wabub Erik.