Petani Cabai di Nagekeo Terancam Gagal Panen

0

Mbay, Ekorantt.com – Petani cabai di Desa Raja Timur, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo mengalami kerugian pada musim ini. Tanaman cabai mereka membusuk saat memasuki usia panen.

“Rata-rata mau panen, semua sudah mulai busuk lalu kering. Ya, kerugian sudah pasti,” ujar Viktorianus Lado Wea kepada Ekorantt.com, Minggu (24/04/2022).

Dia menyatakan, pada musim hujan banyak penyakit menyerang tanaman cabai, sehingga menyebabkan buah cepat busuk. Kemudian belakangan cabai mengering saat memasuki musim kemarau.

Kondisi itu membuat hasil panen mereka menurun drastis hingga mengalami kerugian jutaan rupiah.

“Apalagi sekarang saudara-saudara kita mau merayakan Idul Fitri, permintaan cabai pasti tinggi. Nah, ini yang kami rugi,” ucap Viktorianus.

Dia sendiri tidak bisa menyiasati rusaknya tanaman cabai di lahan yang ia kontrak itu, karena keterbatasan ilmu pengetahuan. Ia berharap perhatian pemerintah agar bisa menjelaskan cara mengatasi.

“Pegawai PPL datang dan foto, lalu pulang. Tidak memberi solusi kepada kami,” ujar dia.

Viktorianus adalah ketua kelompok petani cabai milenial di wilayah Funga, Desa Raja Timur. Ia khawatir pengaruh gagal panen terhadap keberlanjutan usaha cabai para anggotanya.

Ia kembali berharap kepada pemerintah untuk memberi solusi dan penguatan terhadap para petani cabai mandiri itu agar usaha mereka tetap berjalan ke depan.

“Inti yang kami minta itu adalah pendampingan dan bisa beri solusi kepada petani. Kami ada 10 orang dan ada sekitar dua kebun yang terancam gagal panen,” kata dia.

Meriahkan Bulan Matematika, HMPS Pendidikan Matematika Unika Ruteng Adakan Perlombaan

Ruteng, Ekorantt.com – Dalam rangka memeriahkan Bulan Matematika, Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Unika Santu Paulus Ruteng mengadakan berbagai jenis perlombaan antar kelas, Sabtu (23/04/2022).

Kegiatan yang bertajuk ‘Pendidikan Berbasis Digital di Era 4.0” itu berlangsung di Aula GUT lantai V Unika Santu Paulus Ruteng dan diikuti oleh mahasiswa tingkat satu hingga tingkat tiga pada Prodi Pendidikan Matematika.

Jenis perlombaan tersebut di antaranya, lomba pembuatan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) berupa PKM-Riset, PKM-Gagasan Tertulis, PKM-Pengabdian kepada Masyarakat, serta PKM-Artikel Ilmiah, lomba PHP2D, lomba pembuatan video dongeng digital, lomba pembuatan video pembelajaran Matematika, lomba pidato, dan lomba debat.

“Kegiatan pada Bulan Matematika sebenarnya dilaksanakan pada bulan Maret, karena beberapa pertimbangan dan keadaan, Kegiatan ini ditunda sampai tanggal 4 April kemarin,” Ketua Panitia Kegiatan, Rosantri Ermelinda dalam sambutan singkatnya.

Melalui kegiatan ini, kata Rosantri, mahasiswa melatih menulis karya tulis ilmiah dengan sumber-sumber terpercaya.

Kegiatan ini juga dapat menumbuhkan kreativitas mahasiswa dalam mendesain video dongeng digital, maupun dapat menjelaskan dan menguasai materi sebagai seorang guru dalam lomba video pembelajaran.

“Dengan segala hal yang menjadi keterbatasan selama kegiatan semoga dapat menjadi pelajaran untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya dan kegiatan seperti ini nanti dapat diteruskan oleh adik-adik tingkat,” imbuhnya.

Senada juga disampaikan Moderator HMPS Pendidikan Matematika Ricardus Jundu, kegiatan ini mampu membangkitkan semangat mahasiswa dalam menunjukkan kreativitas, inovasi, dan daya juang mahasiswa.

“Semoga dari kegiatan perlombaan ini bisa membangkitkan semangat dari adik-adik mahasiswa,” ujarnya.

Sementara Ketua Program Studi Pendidikan Matematika RD Emilianus Jehadus mengemukakan bahwa dengan tema ‘Pendidikan Berbasis Digital di Era 4.0’ diharapkan proses pembelajaran daring dan luring dapat menggunakan teknologi yang ada sekarang.

“Apalagi pembelajaran matematis diharapkan bisa menggunakan aplikasi-aplikasi berbasis digital,” ujarnya.

“Dan yang akan mendapat juara dalam perlombaan ini akan direkomendasikan untuk melanjutkan kegiatannya, contohnya yang akan mendapat juara PKM-Pengabdian kepada Masyarakat, direkomendasikan untuk melanjutkan kegiatannya itu,” jelas Romo Emil.

Kontributor : Gracela Medot

Kopdit Pintu Air Beri Solusi Pendampingan kepada Anggota

Lewoleba, Ekorantt.com – Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lembata, Maria Sadipun mengingatkan jajaran komite dan manajemen KSP Kopdit Pintu Air cabang Lewoleba di Kabupaten Lembata untuk tetap memberi pendampingan kepada para anggota.

Maria menegaskan kepada jajaran komite dan manajemen supaya tidak hanya gencar mencari anggota dan membiarkan anggota berjalan sendiri, tetapi misi utamanya adalah menyejahterakan anggota harus terwujud.

“Caranya memberikan jalan keluar atau solusi bagi anggota dan pendampingan berkelanjutan dalam usaha ekonomi produktif anggota sehingga anggota merasa beda dengan lembaga keuangan lainnya yang hanya kejar tagihan jika anggota sudah pinjam,” katanya.

”Di Lembata ini banyak koperasi dan bank tetapi saya yakin masyarakat kecil lebih nyaman pilih koperasi, tetapi mereka juga selalu membandingkan. Kalau Kopdit Pintu Air saya kira masyarakat suka tapi butuh solusi jika masyarakat alami kesulitan dan dampingi terus sehingga mereka bisa mandiri,” sambungnya.

Hal ini diingatkan ketua Tim Penggerak PKK saat beraudiensi dengan tim kantor pusat dan komite serta manajemen cabang Lewoleba di Rujab Bupati Lembata, Sabtu (23/4 2022) malam, pukul 19.00 WITA.

Sebagai penggerak kelompok Dasa Wisma Kabupaten Lembata, Maria Sadipun mengakui ibu-ibu sangat membutuhkan modal usaha dan pihaknya selalu mengajak bergabung di Kopdit Pintu Air.

“Kerena saya dan suami sudah menjadi anggota aktif,” ungkap Maria.

Menurutnya, ekonomi ibu-ibu Dasa Wisma mati total selama kurang lebih 2 tahun kerena pandemi Covid-19 dan sekarang mulai aktif lagi sehingga peluang ini sebaiknya dimanfaatkan oleh Pintu Air.

”Sosialisasi umum juga baik tapi harus datang omong langsung dengan mereka di tempat mereka jualan setiap hari. Banyak ina-ina yang jual jagung titi, kolak, sayur, jagung bose, pisang dan keripik belum disentuh. Mereka butuh modal kecil dan pasnya ada di pintu air,” kata Maria.

Bupati Lembata Thomas Ola Langoday mendukung rencana kegiatan sosialisasi Kopdit Pintu Air Lewoleba keliling desa-desa di tanah Lembata dari tanggal 24 April-2 Mei 2022.

Bupati Thomas mengakui dari data yang diajukan, dia telah kontak para camat dan kepala desa yang siap jadi koordinator untuk menghadirkan masyarakat supaya masyarakat teredukasi berwirausaha dengan Pintu Air.

”Saya sudah di posisi Kesbangpol pantau jangan omong politik tapi omong pemberdayaan ekonomi. Kalau ada waktu yang pas saya pasti ikut kita sama-sama,” kata Thomas.

Sementara itu, Ketua Tim Kantor Pusat Vincensius Deo mengatakan, timnya datang melapor diri di bupati selaku kepala wilayah.

”Kami datang lapor diri dan mohon restu Ama Thomas sehingga lewo tana dukung kami kerena kegiatan ini merupakan lanjutan dari eksplorasi budaya Taan Tou Sare Dame bulan Februari lalu di mana saat itu Kopdit Pintu Air hadir dan telah terjalin komunikasi,” kata Vincen.

Berdasarkan data yang diajukan Wakil Komite Veny Korehama kepada Bupati Thomas, sosialisasi akbar Kopdit Pintu Air itu dimulai tanggal 24 di Desa Puor A, Puor B dan Desa Imulolong.

Pada tanggal 25 wilayah berlanjut di Kedang, tanggal 26 di Desa Lewolein; tanggal 27 di Desa Bautaran dan tanggal 28 di Desa Lodoblolong serta Kalikasa, tanggal 30 Desa Tapolangu, tanggal 1 Mei Alap Atadei dan Desa Mulan Kera serta tanggal 2 Mei ikut misa Lefa, yakni perayaan Ekaristi penangkapan ikan paus di Pantai Lamalera.

”Semua lokasi ini dikoordinir di setiap titik kumpul oleh camat dan kepala desa jadi relawan Kopdit Pintu Air,” tutup Veny.

Wali Kota Kupang Resmikan Nama Jalan Frans Lebu Raya

0

Kupang, Ekorantt.com – Wali Kota Kupang Jefirstson R. Riwu Kore secara resmi menetapkan ruas jalan di kawasan Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) hingga Kelurahan Oebufu Kota Kupang sebagai Jalan Frans Lebu Raya. Penetapan perubahan status jalan digelar di Kupang pada Jumat (22/04/2022).

Sebelumnya, ruas jalan sepanjang kurang lebih 2,5 km itu bernama Jalan Perintis Kemerdekaan. Kemudian diubah menjadi Jalan Frans Lebu Raya sesuai Surat Keputusan Wali Kota Kupang No 69/KEP/HK/2002.

Benediktus Belang Niron, perwakilan Keluarga Besar Lamaholot dari Solor Watan Lema mengapresiasi langkah Wali Kota Kupang, Dr. Jefirstson R. Riwu Kore dan segenap jajarannya.

“Sebagai orang Lamaholot, pemberian nama ini menjadi kebanggaan tersendiri. Di sini, kami mengingat bahwa ada tokoh hebat dari Lamaholot yang sangat berjasa terhadap pembangunan bagi orang-orang NTT,” tutur Benediktus.

“Dengan demikian jasa dan karya almarhum Frans Lebu Raya akan selalu dikenang dan menjadi motivasi bagi generasi muda Lamaholot dan generasi muda NTT, untuk terus berkontribusi dalam pembangunan di Nusa Flobamora tercinta dan bagi bangsa Indonesia,” tambah dosen Stikes Nusantara Kupang itu.

Jefri Riwu Kore mengatakan penetapan nama Jalan Frans Lebu Raya datang dari niat hati yang tulus untuk memberi penghormatan kepada almarhum yang telah menjadi salah satu kebanggaan NTT karena dedikasi dan jasa yang sangat besar.

Menurut Jefri, Frans Lebu Raya telah menorehkan prestasi yang terbilang gemilang untuk daerah ini. Sejak menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD NTT pada tahun 1999, kemudian sebagai Wakil Gubernur NTT periode 2003-2008, lalu sebagai Gubernur NTT dua periode sejak 2008-2018, berbagai karya besar telah dihasilkannya.

“Salah satu gebrakan pro rakyatnya yang terkenal adalah program Desa Mandiri Anggaran untuk Rakyat Menuju Sejahtera (Anggur Merah),” ungkap Jefri.

Penetapan nama Jalan Frans Lebu Raya ini ditandai dengan penyerahan SK Wali Kota tentang penetapan nama jalan kepada perwakilan keluarga.

Acara dimeriahkan dengan suguhan tarian adat massal dari suku Sikka, Lamaholot dan Alor. Sebelum membuka selubung nama jalan Frans Lebu Raya, Wali Kota bersama perwakilan keluarga mengikuti ritual singkat menurut adat Lamaholot.

Warga Minta Pemkab Ende Bangun Perkerasan Jalan Lingkar Luar Lokoboko-Ndungga

0

Ende, Ekorantt.com – Warga Kelurahan Lokoboko, Kecamatan Ndona meminta Pemerintah Kabupaten Ende melalui Dinas PU untuk segera menganggarkan dana perkerasan jalan lingkar luar Wolomere Lokoboko-Ndungga.

Meski telah dibuka sejak tahun 2017 silam, akses jalan tersebut belum dimanfaatkan. Kondisinya masih jalan tanah dan telah tergerus air karena ketiadaan saluran drainase.

Ketua RT 11 Kelurahan Lokoboko, Eman Ngga’e mengatakan bahwa jalan lingkar luar Wolomere Lokoboko menuju jembatan Kilometer 10 Kecamatan Ende Utara merupakan akses penting untuk warga di kedua wilayah.

Pembangunan jalan tersebut merupakan janji politik Marsel-Djafar dan telah pengerjaannya telah dimulai sejak tahun 2017 silam.

“Ini antusias warga luar biasa. Sebanyak 56 warga membebaskan lahannya untuk buka jalan ini. Banyak tanaman perdagangan seperti kakao dan kelapa warga yang dikorbankan,” kata Eman Ngga’e saat ditemui di Lokoboko, Jumat (22/4/2022).

“Sekarang sudah empat tahun kerja tapi jalan belum bisa digunakan karena kondisinya pada saat musim hujan sudah tergerus air. Mesti diaspal atau dirabat, termasuk drainasenya harus dibuat,” tambah Eman.

Sementara tokoh masyarakat Lokoboko, Geradus Gagi meminta pemerintah dan DPRD Kabupaten Ende untuk menganggarkan dana peningkatan jalan itu agar tidak mubazir.

“Kalau tidak dirabat atau diaspal, maka jalan ini praktis mubazir. Lihat saja pak. Yang perbaik tahun 2021 yang lalu sudah rusak. Sudah tergerus air karena masih jalan tanah dan tidak ada drainase,” ujar Geradus.

Sementara itu, Lurah Lokoboko, Fransiskus Xaverius Pesa mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Ende, melalui dinas PUPR telah mengalokasikan pembukaan dan perbaikan jalan tersebut pada tahun 2017, 2018, 2020, dan 2021.

Pihak Kelurahan Lokoboko, tutur Lurah Frans, telah mengusulkan peningkatan jalan lingkar luar melalui forum Musrenbangcam namun pada tahun 2022 tidak masuk dalam RKPD Kabupaten Ende.

“Kita sudah usulkan untuk ditingkatkan. Di beberapa musyawarah kelurahan maupun kecamatan, kami selalu sampaikan hal ini. Saat pansus LKPJ bupati turun ke Ndona kita sudah sampaikan juga. Mudah-mudahan tahun 2023 bisa dianggarkan,” pungkasnya.

Warga Ngampang Mas Manggarai Timur Gotong-royong Perbaiki Jalan Rusak

0

Borong, Ekorantt.com – Sejumlah warga di Desa Ngampang Mas, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur bergotong-royong memperbaiki jalan rusak di wilayah mereka, Sabtu (23/4/2022).

Voyensius Ondi, warga yang menginisiasi kegiatan itu mengatakan bahwa ia bersama kepala desa dan beberapa masyarakat mengecor campuran batu, pasir dan semen untuk menutupi lubang yang menganga pada beberapa titik ruas jalan kabupaten jalur Warat-Paan Leleng tersebut.

“Titik perbaikan tadi di Wae Kotong. Di titik ini sudah rusak parah sekali,” katanya saat dihubungi Ekorantt.com, Sabtu sore.

Jalan ini diaspal pada 2019, tetapi kini kondisinya sudah rusak.

Voyen mengatakan, ia menanggung semua material untuk perbaikan jalan ini, termasuk konsumsi warga yang terlibat bekerja.

“Saya lakukan ini, supaya pemerintah bisa segera melakukan perbaikan. Ini jalan baru diaspal pada 2019, tetapi sudah rusak berat. Ini karena pekerjaannya tidak berkualitas,” ujarnya.

Ruas jalan kabupaten Warat-Paan Leleng merupakan jalur ekonomi bagi warga beberapa desa di Kecamatan Borong dan Kota Komba Utara.

“Kalau tidak berinisiatif untuk perbaik begini, dalam waktu dekat kami tidak bisa bawa hasil pertanian ke pasar karena jalan sudah tidak bisa dilalui kendaran,” sebut Voyen.

Ia berharap, Pemerintah Manggarai Timur segera merespons dengan melakukan perbaikan menyeluruh pada titik-titik yang rusak di ruas jalan Warat-Paan Leleng tersebut.

Bupati Ngada Minta 277 Lulusan PNS Menjadi Pelopor untuk Masyarakat

0

Bajawa, Ekorantt.com – Bupati Ngada Andreas Paru meminta 277 lulusan Pegawai Negeri Sipil (PNS) menjadi pelopor atau penggerak dalam setiap pelayanan terhadap masyarakat.

Hal ini disampaikan untuk tercapainya program Tante Nela Paris yang menjadi konsep pembangunan pemerintah Kabupaten Ngada.

“Sampai saat ini kita mengalami kendala sumber daya untuk mendigitalisasi pelayanan di kantor-kantor pelayanan pemerintah,” kata Andreas saat menyerahkan Surat Keputusan (SK) pengangkatan bagi 277 Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) formasi tahun 2021 di Lapangan Kartini Bajawa, Sabtu (23/04/2022).

Di samping itu, ia juga mengingatkan tentang pentingnya integritas bagi para PNS di Kabupaten Ngada. Menurutnya, integritas merupakan modal yang harus dijaga sehingga bisa memberi pelayanan yang baik kepada masyarakat.

“Saya minta saudara-saudara harus menjadi aparatur yang berintergritas. Jujur, peduli, disiplin, mandiri, bertanggung jawab, kerja keras, berani dan adil ini adalah nilai integritas,” terang Bupati Andreas.

Bagi dia, kehadiran 277 PNS tersebut dapat memberi dampak positif bagi pelayanan. Sehingga ia berharap secepatnya mereka menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja.

“Saya menyampaikan apresiasi dan selamat kepada kalian semua karena dari ribuan orang kalian yang terpilih untuk bergabung di Pemerintahan Daerah Kabupaten Ngada,” ungkapnya

Terakhir, Bupati Andreas meminta para aparatur yang baru harus bisa belajar tentang konsep visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Ngada yang sudah termuat di dalam RPJMD 2021-2026.

 

SMK ST. Thomas Maumere Sabet Juara 1 Lomba Tari Kreasi Tradisional

Maumere, Ekorantt.com – Tim tari SMK St. Thomas Maumere berhasil menyabet juara 1 lomba tari kreasi tradisional antar SMK se-Kabupaten Sikka yang berlangsung di halaman SMK St. Thomas Maumere, Jumat, 22 April 2022.

Tim tari SMK St. Thomas Maumere membawakan tarian Tere Wair yang mengisahkan kebiasaan nenek moyang zaman dahulu untuk mengucapkan terima kasih kepada sang pencipta kerena telah memberikan hujan. Bukti terima kasih tersebut dituangkan lewat tarian Tere Wair.

Para penari memegang bambu yang digunakan untuk menadah air hujan secara bersama-sama, sambil bernyanyi untuk saling memberikan semangat.

Pembina tari SMK St. Thomas, Silvia Yuanista mengaku bangga dan terharu dengan pencapaian tim tari binaannya yang tampil optimal dan menjadi juara.

“Perjuangan kami selama latihan hingga tampil optimal tidak sia-sia. Semoga ini dapat menjadi contoh untuk murid-murid yang memiliki minat dan bakat di bidang seni tari sehingga dapat dikembangkan,” ujarnya.

Seorang penari SMK St. Thomas Maumere, Emanuel Rikardus sangat senang dengan hasil yang diperoleh.

Rikardus berharap, perlombaan-perlombaan seperti ini terus diadakan agar siswa-siswi SMK Se-kabupaten Sikka dapat mengembangkan bakat dan minatnya.

“Saya berharap agar ketika kami lanjut ke provinsi dapat dukungan dari semua elemen di Kabupaten dan bisa mengharumkan nama Kabupaten Sikka. Semoga kami bisa go nasional bahkan internasional,” harap Riki, begitulah ia akrab disapa.

Harapan yang sama disampaikan oleh Kepala Sekolah SMK Thomas Maumere, Agustino Lameng. Anak-anak harus didukung dalam mengembangkan bakat dan minatnya.

Agustino mengatakan bahwa pihaknya selalu memberi ruang bagi peserta didik untuk mengekspresikan diri dalam kegiatan ekstrakurikuler.

“Tentu saya bangga dengan prestasi tim tari kami yang berhasil meraih juara 1,” kata Agustino.

Diketahui, lomba yang diselenggarakan oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran Seni Budaya (MGMP) SMK se-Kabupaten Sikka ini diikuti oleh sembilan tim tari untuk menyambut hari pendidikan nasional 2 Mei 2022.

Nivan Gomez

Tekan Nenawen, Ténu Naoten sebagai Pendidikan ala Lamaholot

Oleh: Antonius Bunga Thomas, S.Pd*

Pembukaan UUD 1945 memuat tugas dan tanggung jawab besar untuk “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Hal ini tidak saja berarti memajukan bangsa dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga kehidupan bangsa seutuhnya yang lebih bermartabat, sefrekuensi dengan Pancasila yang sering dibacakan setiap kali apel bendera pada Senin tetapi penerapannya seringkali diabaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Lihat saja lingkungan sekitar dan sajian berita yang dengan mudah kita temukan berbagai permasalahan di Indonesia seperti korupsi, kekerasan seksual, diskriminasi sosial berdasarkan agama, ras, dan golongan, pembunuhan, perampokan, pencurian, pencemaran nama baik, dan lain sebagainya.

Manusia Indonesia belum mencapai dirinya sebagai manusia utuh Pancasilais. Namun, bukan berarti tidak ada manusia utuh Indonesia tersebut di lingkungan kita berada. Keberadaan mereka justru masih memberikan harapan bahwa negara ini masih memiliki orang-orang yang sangat mencintai dan menghayati Pancasila melalui tutur kata dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk itu, pendidikan sebagai salah satu elemen dasar agar tercapainya tujuan negara mencerdaskan manusia Indonesia secara umum, dan secara khusus orang Nusa Tenggara Timur. Bahkan, dalam bidang pendidikan, muatan lima sila tersebut dijabarkan menjadi 18 (delapan belas) karakter bangsa yang mesti dimiliki setiap manusia dalam hal ini peserta didik.

Adapun karakter bangsa yang dimaksud antara lain; religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Bukan mudah untuk menanamkan karakter bangsa ini ke dalam diri peserta didik sekalipun seorang guru telah memiliki kompetensi yang tinggi dan tidak diragukan kredibilitasnya.

Maka, ini menjadi tugas semua pihak. Dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan, hingga pemerintah desa/kelurahan harus andil dalam menciptakan lingkungan kelurahan/desa yang aman dan nyaman untuk anak bertumbuh secara fisik maupun psikologis, belajar dan berdinamika dengan sesama di lingkungan sekitarnya. Jika pemerintah tidak memberi dukungan terhadap anak, maka tidak mungkin anak luput dari pelbagai persoalan di lingkungan sekitarnya.

Selain guru, lembaga pendidikan, dan pemerintah setempat, peran orang tua sangat penting dalam pengembangan karakter anak sejak anak itu lahir, tumbuh dan berkembang. Terlebih, jika anak itu bertumbuh dan berkembang di lingkungan yang tidak mendukung, andil orang tua menjadi sangat vital dalam memberikan pendidikan keluarga kepada anak.

Begitu banyak teori terkait tentang pendidikan keluarga. Namun, penulis menyajikan di sini adalah pendidikan keluarga Lamaholot yang termaktub dalam falsafah tekan nenawen ténu naoten. Secara harafiah tekan nenawen ténu naoten dapat di terjemahkan (kita) makan nasehat, (kita) minum petuah.

Tekan ténu, (kita) makan (kita) minum atau pangan merupakan kebutuhan primer manusia selain sandang dan papan. Makanan yang kita makan dan minuman yang kita minum diolah oleh tubuh menjadi energi agar manusia dapat melakukan aktivitas.

Jika kebutuhan akan makan dan minum terpenuhi maka, manusia mencapai kemakmuran hidup. Dengan adanya banyak masalah kelaparan yang terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia sehingga dapat dikatakan bangsa-bangsa di negara-negara berkembang termasuk bangsa Indonesia belum mencapai kemakmuran hidup.

Nenawen naoten adalah bentuk jamak dari tenaw naot (tunggal), nasehat atau petuah yang dapat diartikan sebagai anjuran, petunjuk, atau teguran baik. Nasehat atau petuah bertujuan untuk menjadikan seseorang dari bertutur kata dan atau berperilaku tidak baik menjadi baik sesuai dengan norma-norma yang berlaku di lingkungan setempat.

Dengan kata lain, tekan nenawen ténu naoten dapat dimaknai bahwa nasehat atau petuah adalah makanan dan minuman — kebutuhan primer — kita yang diolah oleh akal dan budi menjadi energi positif untuk bertutur kata dan berperilaku baik.

Dalam kebiasaan Lamaholot, tekan nenawen ténu naoten menjelma dalam pasca makan bersama pada malam hari. Ayah sebagai kepala keluarga memberikan nasehat atau petuah selain menceritakan adat dan budaya Lamaholot serta temutu—dapat berarti sejarah, lagenda, dongeng, atau mitos—kepada anak-anaknya. Bukan berarti Ibu tidak memiliki peran di sini.

Pada momentum itu, anak tidak hanya tahu tentang adat, budaya dan temutu tetapi juga dibekali nasehat atau petuah dari orang tuanya seperti yang tersirat dalam falsafah Lamaholot heku tobo daé nong aman, noi koda (siapa yang duduk dekat dengan ayahnya, dia tahu “bertutur kata”).

Tenaw naot orang tua memberikan dampak pada perkembangan karakter anak agar bertumbuh dan berkembang menjadi Ata Diken (manusia berhati baik), homo homini hominus (manusia yang manjadi manusia bagi sesamanya), yang terpatri dalam manusia utuh Indonesia: Manusia Pancasilais.

Namun, untuk mewujudkan manusia utuh ini tergantung pada bagaimana cara masing-masing orang tua dalam memberi tenaw naot kepada anak, karena tidak mudah untuk seorang anak menerima tenaw naot itu.

Tantangan Hari Ini

Tempus mutantur et nos mutamur in illid (zaman berubah dan kita pun ikut berubah di dalamnya). Pepatah Latin kuno ini sangat lugas menyatakan bahwa manusia berubah sesuai dengan tuntutan zamannya. Sebutnya saja manusia seharusnya beradaptasi terhadap modernisasi dan globalisasi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni mempengaruhi sebuah peradaban, tentu saja mempengaruhi karakter manusia itu sendiri.

Misalkan, handpone android yang dilengkapi fitur-fitur canggih, penggunaannya sudah menyebar secara global di era modern ini, berdampak pada munculnya dominasi prilaku individualis pada diri seseorang sehingga ruang komunikasi dengan sesama menjadi berkurang. Bahkan, efek dari “kecanduan” akan penggunaan alat ini terjadi dalam lingkup keluarga.

Sadar atau tidak sadar, suka atau tidak suka, terima atau tidak terima, pada kenyataannya, intensitas kebersamaan antara anggota keluarga berkurang akibat penggunaan handphone android. Orang Lamaholot tidak luput dari persoalan ini. Hal ini dapat ditinjau dari tradisi tekan nenawen ténu naoten yang berpotensi hilang ditelan zaman.

Faktanya, dalam sebuah keluarga, masing-masing anggota memiliki handphone android. Yang sering terjadi adalah pasca makan bersama, masing-masing anggota keluarga lebih menyibukkan diri dengan handphone android daripada melakukan interaksi dalam anggota keluarga.

Tidak adanya interaksi antara anggota keluarga dalam hal ini orang tua dan anak, menyebabkan proses tenaw naot tidak terjadi pula. Dampaknya dapat ditinjau dari perkembangan karakter anak baik tutur katanya maupun tindakannya terhadap sesama dalam kehidupannya sehari-hari.

Sebagaimana yang diungkapkan dalam falsafah Lamaholot: pana di todok, gawé di walét yang berarti berjalan terhantuk (sendiri), melangkah disengajai (orang), anak yang tidak peten doré (ingat ikut) atau tidak mengalami nasehat atau petuah dari orang tua, dalam perjalanan hidupnya, anak dapat terhantuk oleh tutur kata dan perbuatan tidak baiknya sendiri ataupun disengaja oleh pengaruh tidak baik dari orang lain. Akibatnya, kenakalan remaja menjadi permasalahan yang tidak dapat dihindari oleh anak dalam prosesnya bertumbuh dan berkembangnya.

Maka dari itu, kualitas sebuah lembaga pendidikan dan kompetensi guru yang mumpuni bukan jaminan mutlak untuk memastikan anak berkembang dengan baik pada aspek kognitif (pengetahuan) dan psikomotorik (keterampilan), dan aspek afektif (sikap).

Jika pendidikan keluarga Lamaholot: tekan nenawen ténu naoten, tidak dilestarikan oleh kita (baca: orang tua), maka kita sebetulnya sedang berkontribusi dalam mengasilkan anak, generasi muda Lamaholot, bertumbuh dan berkembang menjadi Ata Daten (manusia tidak berhati baik), homo homini lupus (manusia yang menjadi serigala bagi sesamanya), tidak mampu menghayati dirinya sebagai manusia utuh Indonesia: Manusia Pancasilais.

Penutup

Guru, lembaga pendidikan, pemerintah setempat tidak dapat melaksanakan pendidikan kepada anak tanpa peran orang tua yang lebih dahulu memberikan pendidikan kepada anak.

Hanya beberapa jam saja anak bersama guru dan lingkungan sekolah, selebihnya anak bersama lingkungan di luar sekolah sehingga peran pemerintah setempat dan orang tua sangat penting di sini. Pemerintah setempat dengan aturan-aturannya dan orang tua dengan didikan meraka kepada anak.

Sebagai orang Lamaholot, menjadi sebuah kebanggaan luar biasa karena memiliki tradisi tekan nenawen ténu naoten yang diwariskan oleh leluhur kita. Dapat kita maknai bahwa leluhur kita sudah memberikan wawasan tentang peran orang tua memberikan pendidikan kepada anak melalui tenaw naot. Ibarat kompas, nasehat atau petuah orang tua adalah penuntun jalan hidup anak. Itulah pendidikan keluarga Lamaholot yang mesti kita (baca: orang tua) teruskan kepada anak cucu kita.

*Penulis adalah Guru IPA Terpadu di SMP Ile Lewotolok, Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata

Memperingati Hari Kartini, Rumah Kreasi Gendang Waso Ruteng Adakan Workshop

0

Ruteng, Ekorantt.com – Dalam rangka memperingati Hari Kartini, 21 April 2022,  Rumah Kreasi Gendang Waso Ruteng mengadakan kegiatan Workshop ‘Mai Go Rojok’ Sesi III pada Kamis (24/4/2022) malam.

Kegiatan yang berlangsung di halaman Rumah Gendang Waso Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), itu melibatkan berbagai komunitas, di antaranya Sanggar Seni Budaya Nipu Wintuk Redo, Komunitas Rumah Baca Aksara, Ketilo Art, dan beberapa komunitas lainnya. 

Dalam acara tersebut, komunitas-komunitas ini memamerkan berbagai produk UMKM, juga mempertunjukkan tarian tradisional Manggarai seperti rangkuk alu.

Koordinator Rumah Kreasi Gendang Waso, Oswin Ariyanto Wejang menjelaskan bahwa kegiatan workshop tersebut merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan workshop sesi I dan sesi II yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya. 

“Kami menggiatkan kegiatan ini khusus untuk pameran hasil karya dan mengemasnya dalam bentuk kesenian,” kata Ariyanto.

Selain itu, kata dia, workshop ini juga memberikan edukasi tentang tradisi rojok kepada tamu undangan yang hadir.

Rojok atau menganyam ini, jelas dia, merupakan kreasi seni kaum ibu.

Ariyanto meyakini bahwa hasil kreasi dari ibu-ibu ini akan menjadi obyek yang memikat wisatawan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke Manggarai.

“Ini pasti. Ini menjadi target kami ke depan,” ketusnya. 

Sementara Camat Langke Rembong, Emiliano Ndahur saat membuka kegiatan ini mengemukakan bahwa rojok adalah seni menganyam yang menghasilkan sebuah seni. 

“Ini dibuat bertepatan dengan hari Kartini. Kita pun berterima kasih kepada ende-ende agu weta-weta dite (ibu-ibu dan saudari-saudari) yang secara tradisi pun mereka berada di belakang rumah, tetapi mereka tetap menciptakan sebuah seni,” kata Ndahur.

Ndahur memastikan bahwa pelaku-pelaku rojok laki-laki adalah orang-orang yang tidak akan menciptakan kekerasan.

“Karena ase kae soo (saudara-saudara) adalah pelaku seni yang merajut sebuah keindahan. Sehingga sangat tidak masuk akal kalau pelaku seni jadi pelaku kekerasan ataupun pelaku kejahatan lainnya,” jelasnya.

“Saya berharap kalau bisa kelompok pegiat rojok adalah kelompok-kelompok yang semakin mempersatu dan mempererat kita,” tambahnya.

Pemerintah, kata dia, bukan lagi sebagai pelaku tunggal pembangunan. Sebab pembangunan saat ini adalah tanggung jawab semua stakeholder termasuk masyarakat.

“Pemerintah hanya memainkan peran sebagai fasilitator, membuka ruang,” tandasnya.

Sementara di sela-sela kegiatan, Direktur Utama Bandung Utama Group, Felix Musa Ahas menyampaikan apresiasi keterlibatan orang muda dalam kegiatan tersebut.

“Saya sebetulnya mau men-support, mau membuktikan bahwa kegiatan mereka sebetulnya punya nilai. Dan mereka punya harga diri terkait produk-produk yang mereka buat, juga kreativitas yang mereka buat. Mereka tidak gengsi,” ujar Felix.

Lebih lanjut, Felix Ahas mengemukakan bahwa sebetulnya produk UMKM di Manggarai kini mulai berkembang. Persoalannya sekarang ada pada teknik marketing.

“Itu terkait dengan konsep-konsep marketing lokalnya. Manajemen marketing kita masih lemah, sedangkan untuk kualitas produknya sangat luar biasa, sangat keren, serta sangat bisa bersaing untuk pasar nasional maupun internasional, bahkan ada yang sudah go internasional,” pungkasnya