Bangga, Busana Karya Emas 14 Desainer NTT Membahana di Panggung Indonesia Fashion Week 2022

Jakarta, Ekorantt.com – Apresiasi patut kita berikan kepada 14 desainer busana daerah asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Busana daerah hasil karya emas para desainer asal NTT yang dikenakan oleh para modeling berhasil memukau ratusan penonton pada ajang Indonesia Fashion Week (IFW) 2022 Treasure of the Magnificent Borneo yang diselenggarakan di gedung Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jumat (15/4/2022) sore.

Indonesia Fashion Week (IFW) adalah acara yang digelar oleh Asosiasi Perancang Perusahan Mode Indonesia (APPFI) yang menghadirkan Exibition Fashion Show dan Beauty Converence.

Acara ini didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Usaha Ekonomi Kreatif Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, PT. Transportasi Jakarta, PT Borneo dan Global Network Indonesia.

Selain itu, acara ini juga didukung oleh officialvenue Balai Sidang Jakarta, official live streaming partner Tokopedia, media partner Metro TV Media Indonesia dan juga didukung oleh Sekolah Mode, Acociasi Mode, Desainer. IFW menjadi ajang yang sangat bergengsi dalam dunia fashion.

Pada ajang IFW 2022 ini, Provinsi NTT menampilkan 22 jenis motif busana daerah yang berasal dari 22 kabupaten yang ada di NTT. Para modeling yang tampak anggun mengenakan ragam model busana motif tenun ikat para desainer lokal NTT ini berhasil menarik ratusan bola mata para penonton yang memadati ruang Assembly Hall I JCC.

Dalam sesi pembuka melalui layar video, sang presenter menjelaskan IFW 2022 Treasure of Magnificent Borneo sudah kesembilan kalinya digelar dari tanggal 13-17 April 2022, dan Provinsi NTT ikut tampil dalam ajang bergengsi ini. Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat dan 22 Kepala Daerah di NTT bersama para Ketua Dekranasda turut hadir menyaksikan panggung IFW 2022 ini.

Memukau Penonton

Enchanting NTT Fashion Week 2022, demikian suara yang menggema dalam ruangan yang dibaluti kain hitam dan tumpahan sinar warna-warni lampu dalam keremangan.

Setelah acara dibuka dengan sambutan Ketua Dekranasda Julie Sutrisno, foto bersama dan pemberian cendramata secara simbolis para bupati dan ketua dekranasda kepada tamu undangan, acara pun berjalan dengan fashion show dari Kabupaten Belu oleh desainer Sofia Bekalani dan M. Swarni dari Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Selanjutnya, setiap kabupaten satu per satu menampilkan karya desain modenya di atas panggung fashion hingga selesai.

Sangat menarik dan luar biasa antusiasme para tamu undangan yang menyaksikan acara ini. Mereka terlihat sangat menikmati suguhan ragam busana bermotif NTT dari ujung Labuan Bajo, Manggarai Barat hingga Pulau Timor dan Sumba yang dipersembahkan para desainer dan modeling.

Sejak acara dimulai hingga selesai, ratusan kamera handphone dan kamera para jurnalis tampak fokus mendokumentasikan seluruh busana yang dipamerkan para modeling yang berjalan lenggak-lenggok dengan keunikan busananya.

Ajang fashion show Indonesia Week 2022 ini, sangat menyedot pencinta dunia fashion dari penjuru Ibu Kota Jakarta dan dari berbagai provinsi di Indonesia. Sejak siang hari pukul 14.00 WIB, pengunjung telah datang berjubel-jubel memadati JCC Senayan, meskipun harus antri untuk masuk ke dalam ruangan pada pukul 16.00 WIB.

Kegembiraan para tamu undangan terlihat ketika mereka memasuki rungan pertunjukan, di mana panitia Dekranasda NTT memberikan cendramata berupa kain tenun (sarung khas NTT) dan selendang gratis bagi setiap undangan yang masuk ke dalam ruangan pertunjukan.

Desainer Lokal

Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat dalam keterangan persnya kepada media ini mengatakan hal yang patut diapresiasi dalam ajang fashion ini adalah Dekranasda NTT tidak hanya menampilkan model busana hasil karya 3 desainer nasional, Defrico Audy, Temma Prasetyo dan Maya Ratih, tetapi juga menyuguhkan karya seni nan indah dari 14 desainer lokal NTT.

“Para desainer lokal putra–putri NTT tersebut antara lain Sofia Bekalani dari Kabupaten Belu, M. Suwarni dari Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS), Agnes Fransiska Abanat dari Kabupaten Malaka, Julyon Ndun dari Kabupaten Kupang dari SMKN 3 Kota Kupang. Desainer yang berasal dari Pulau Timor ini dimentori desainer nasional Defrico Audy,” jelas Julie Laiskodat.

Adapun desainer lokal lainya adalah Olviani Oeneke Inna Malo dari Kabupaten Sumba Barat, Robinson Kale Rabe dari Kabupaten Sabu Raijua, Marice dari Kabupeten Alor, dan Katarina B. Saudila dari Kabupeten Rote Ndao. Empat desainer ini dimentori oleh desainer nasional Maya Ratih di Pulau Sumba.

“Ada juga 5 desainer lokal dari Pulau Flores, yaitu Erwin Yuan dari Kabupaten Sikka, Lusia Alisti dari Manggarai Barat, Aryni Trismaya dari Kabupaten Manggarai Timur, Anchllo dari Kabupaten Nagekeo dan Bartel Theos Mita dari Kabupeten Ngada. Kelima desainer ini dimentori oleh desainer papan atas yakni Temma Prasetio,” jelas Julie.

Menurut Julie Sutrisno, NTT telah mengalami perkembangan dunia fashion dan desainer. Hal ini terlihat sangat mengagumkan dalam pertunjukan fashion show 2022 tahun ini, di mana tidak hanya menampilkan karya desainer nasional, tetapi juga ada karya para desainer dari siswa SMK Negeri 3 Kota Kupang. Sebelumnya, terang Julie, untuk desain atau julukan desainer belum ada orang yang mengaku sebagai desainer.

“Sebelumnya di NTT hampir tidak ada orang yang mengaku mereka adalah desainer. Kalau ada pun mereka punya standar itu masih dibawa sekali. Untuk itu, sejak tahun 2019 hingga saat ini kami Dekranasda, baik di provinsi maupun kabupaten kota mengganggarkan untuk mendatangkan para mentor yang adalah desainer-desainer dari Jakarta untuk melatih mereka dari cara ukur sampai bikin pola sampai jahit sehingga bisa bersaing di ajang-ajang nasional,” terang Julie Sutrisno kepada media di Stand Dekranasda NTT sebelum pertunjukan dimulai.

Dikatakan Julie, dengan tampil di ajang Indonesia Fashion Week 2022 memberikan pengalaman bagi para modeling dan terutama para desainer lokal NTT agar lebih berpengalaman lagi untuk tampil diajang berikutnya.

Selain itu, ajang ini mendorong para desainer lokal untuk berinovasi lagi. Dengan mengikuti ajang fashion show ini membuat orang lebih mengenal tenun ikat dan budaya NTT yang beragam, unik dan eksotik.

Lebih lanjut, anggota DPR-RI Fraksi Partai NasDem ini, mengaku motif tenun ikat yang ditampilkan adalah hasil karya para pengerajin tenun ikat di NTT warisan para leluhur.

Dekranasda NTT menyadari tantangan para penenun ada dua yaitu modal untuk mendatangkan benang yang tidak luntur dan alat tenun yang memadai, dan kedua adalah pasar yang tidak pasti.

“Menyadari tantangan para penenun di NTT, kami Dekranasda memberikan mereka modal untuk membeli benang dan alat tenun yang memadai. Kami juga mencarikan pangsa pasarnya. Nah, saat ini Dekranasda di Kota Kupang dan Labuan Bajo sudah memiliki toko. Selanjutnya, kami di NTT melalui suami kami yang gubernur dan bupati agar ada aturan satu hari atau dua hari dalam satu minggu semua pegawai memakai tenun ikat untuk meningkatkan pangsa pasar para penenun,” terang Julie sembari memberikan apresiasi yang tinggi terhadap ajang Indonesia Week Fashion Show 2022 karena sebagai salah satu arena pemasaran hasil produksi tenun ikat NTT.

Gubernur NTT Kunjungi Perajin Tuak di Manggarai Timur

0

Borong, Ekorantt.com – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) mengunjungi perajin tuak di Kampung Pong Kling, Kelurahan Rongga Koe, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Sabtu (16/4/2022).

Rombongan Gubernur VBL tiba sekitar pukul 11.00 WITA dan disambut secara adat Manggarai.

Dalam kesempatan itu, Gubernur VBL meninjau tempat penyulingan dan sempat mencicipi Tuak Kobok, salah satu jenama minuman beralkohol tradisional yang berpusat di Pong Kling.

Pada sesi dialog, beberapa masyarakat yang mewakili penyuling tuak di Kelurahan Rongga Koe meminta kepada gubernur agar memberikan perlindungan hukum bagi usaha mereka.

“Usaha penyulingan tuak ini menjadi usaha yang selama ini telah menopang ekonomi keluarga kami,” kata Thomas Koka (53) di hadapan Gubernur Viktor Laiskodat.

“Kami minta bapak gubernur perhatikan kami agar kami bisa menjalankan usaha dengan nyaman tanpa ada yang mengganggu kami,” tambahnya.

Gangguan yang dimaksud Thomas ialah operasi penertiban penjualan minuman keras lokal di wilayah Manggarai Timur yang menyebabkan pemasukan mereka berkurang.

Hal senada juga disampaikan oleh Emilianus Luju (35) dan Ester Ndee (45).

Menurut Emilianus dan Ester, selain payung hukum, para penyuling juga membutuhkan bantuan mesin penyuling modern dan alat pengukur kadar alkohol dari Pemerintah Provinsi NTT.

Menanggapi permintaan warga tersebut, Gubernur VBL mengatakan akan memfasilitasi terkait izin usaha produksi minuman tradisional beralkohol tersebut.

“Kita sudah punya izin usaha pengolahan minuman keras dan produksi minuman beralkohol (izin Shopia). Karena itu, saya minta di teman-teman di Kupang agar izin-izin (produksi minuman beralkohol) menjadi satu kesatuan, datang dari kupang,” katanya

“Usahanya milik bapak-ibu. Izin (produksi Shopia) yang ada kita perbesar, supaya di daerah seperti ini mendapat izin dengan standar yang sama. Kehadirian saya di sini untuk rapikan administrasinya, sehingga aturan hukum berjalan dengan baik, begitu juga standar kualitasnya baik,” tambah Viktor Laiskodat.

Menurut dia, ketika masyarakat mengelola sumber daya alam untuk kepentingan masyarakat itu sendiri, maka itulah hakikat pembangunan.

Kendati demikian, lanjutnya, pengelolaan  SDA, khususnya untuk produk minuman dan makanan oleh masyarakat mesti didampingi dan diawasi oleh pemerintah agar layak konsumsi dan tidak menimbulkan dampak yang membahayakan bagi kesehatan.

Kemudian, terkait permintaan mesin penyuling, VBL menyarankan agar melalui pokok pikiran anggota DPRD.

Data yang dihimpun Ekora NTT, total perajin tuak di Kelurahan Rongga Koe sekitar 40 KK. Para penyuling tuak itu tersebar di Kampung Wae Bouk, Pong Kling, Mberumbengus, Rana Meti, dan Kobok.

Waspada, Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang di Nagekeo, Ende dan Sikka

0

Mbay, Ekorantt.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberi peringatan dini agar waspada potensi hujan diserta petir/kilat dan angin kencang berdurasi singkat di Nagekeo, Ende dan wilayah Sikka pada siang hingga menjelang malam ini, Sabtu (16/04/2022).

Informasi ini diumumkan BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Tenau-Kupang yang diteruskan oleh Stasiun Meteorologi Fransiskus Xaverius Seda Sikka, yang diperbaharui pada Jumat siang.

Peringatan dini prakiraan cuaca BMKG, tiga wilayah itu cerah berawan pada pagi hari.

Namun, pada siang hingga menjelang malam Nagekeo, Ende dan Sikka berpotensi diguyur hujan dengan intesitas ringan dan dapat disertai petir/kilat dan angin kencang yang relatif berdurasi singkat.

Keadaan cuaca serupa juga nanti dialami wilayah Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Flotim, dan Alor.

Begitupun di wilayah Belu, Malaka, TTU, TTS, Kabupaten Kupang, Kota Kupang, Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya.

Cuaca berawan hingga hujan ringan terjadi pada malam hingga dini hari nanti dengan suhu udara berkisar 22-23 derajat celsius.

OMK Kawaliwu Tampilkan Visualisasi Tablo untuk Hidupkan Iman Umat

Larantuka, Ekorantt.com – Orang Muda Katolik Stasi Kawaliwu, Paroki St. Antonius Padua Leworahang menampilkan visualisasi atau tablo kisah sengsara Tuhan Yesus pada Jumat (15/4/2022) pukul 09.30-11.30 Wita di Desa Kawaliwu, Larantuka, Flores Timur.

Tablo dimulai dari pesisir Pantai Belobare menuju Gua Maria Bintang Laut sebagai puncak Golgota.
Ketua OMK Stasi Kawaliwu, Romanus Pati Aran, mengungkapkan bahwa tablo merupakan salah satu bentuk usaha Orang Muda Katolik dalam membangun iman umat yang berada di Stasi Kawaliwu.

“OMK tergerak untuk membangun iman umat dengan melakoni kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus melalui tablo,” kata Pati Aran.

Lebih lanjut, Kristo Aran selaku Ketua Dewan Stasi Kawaliwu menegaskan, semangat OMK sebagai orang muda mestinya tetap terus digemakan dalam perziarahan iman. Hal ini selaras dengan tema APP 2022 yakni “Menjadi Sahabat Sepeziarahan Orang Muda Katolik”.

“Tahun 2022 adalah tahun OMK. Oleh karena itu, saya berharap OMK tetap semangat dalam kebersamaan sebagai sahabat sepeziarahan,” terang Kristo.

Umat Stasi Kawaliwu yang hadir mengikuti tablo dengan penuh khusyuk dan penuh iman. Beberapa umat bahkan tampak meneteskan air mata menyaksikan kisah sengsara Yesus yang dilakonkan OMK dengan penuh kesungguhan.

“Saya sungguh sedih menyaksikan kisah sengsara Tuhan Yesus yang dilakonkan oleh OMK,” demikian kata Raymundus Aji Liwun yang ditemui usai tablo.

Kontributor: Jetho Lawet

Jumat Agung: Momentum Kontemplasi untuk Kesalehan Hidup

Oleh : Albertus Muda, S.Ag*

Hari Kamis Putih malam setelah perayaan Ekaristi, umat beriman Katolik melakukan adorasi di hadapan Sakramen Maha Kudus. Adorasi dalam konteks Kamis Putih malam tentu berbeda dengan adorasi pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus.

Pertanyaannya, di manakah letak perbedaannya? Pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, Sakramen Maha Kudus ditakhtakan dalam monstran. Sakramen Maha Kudus selanjutnya diarak dalam prosesi mengitari setiap armida yang sudah ditentukan sesuai rutenya. Umat mengikuti prosesi perarakan dengan khusyuk dalam suasana doa dan penyembahan.

Sebaliknya, pada Kamis Putih malam, Sakramen Maha Kudus bukan ditakhtakan di dalam monstran, melainkan di dalam sibori. Setelah Doa Penutup, diadakan prosesi dengan urutan: pembawa salib terdepan, diikuti pembawa lilin dan dupa atau wiruk. Suasana dalam perarakan ini, tidak semegah seperti yang dilakukan pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus.

Mengapa Sakramen Maha Kudus tidak ditakhtakan di dalam monstran? Karena sebelum perayaan, tabernakel harus kosong sama sekali. Hosti untuk komuni kaum beriman harus dikonsekrir dalam perayaan kurban pada malam Kamis Putih. Jumlah hosti yang harus dikonsekrir harus cukup juga untuk komuni pada Jumat Agung (Bosco da Cunha, 2011:65).

Pada Kamis Putih malam, setelah perayaan perjamuan, Sakramen Maha Kudus ditakhtakan, umat beriman Katolik secara bergilir mengadakan adorasi Sakramen Maha Kudus. Adorasi Kamis Putih malam juga lazim disebut dengan malam tuguran. Artinya, malam di mana umat beriman Katolik setia berjaga bersama dengan Tuhan Yesus sebelum memasuki sengsara-Nya.

Malam tuguran ini dilangsungkan dalam suasana doa dan nyanyian hingga pagi harinya. Namun, perlu dijaga agar ketika telah terjadi pergantian waktu, suasana keheningan mesti benar-benar dijaga sebelum diadakan ibadat lamentasi atau ratapan pada hari Jumat Agung.

Kekhasan Jumat Agung

Jumat Agung merupakan waktu Kristus, Anak Domba Allah dikurbankan. Pada hari ini, Gereja merenungkan sengsara Tuhan dan menyembah salib. Gereja merenungkan asal usulnya dari luka lambung Kristus yang wafat pada salib dan berdoa bagi keselamatan seluruh dunia (Bosco da Cunha, 2011).

Pada hari Jumat Agung tidak dirayakan perayaan Ekaristi, melainkan Ibadah Sabda, sekaligus merupakan hari pantang dan puasa. Mengapa tidak ada perayaan Ekaristi? Karena sejak awal mulanya, Gereja mau menampilkan keikutsertaannya dalam detik-detik sengsara dan wafat Yesus.

Gereja mau mengungkapkan cinta yang mendalam kepada Kristus yang tersalib dengan mengadakan upacara penyembahan Salib. Kesaksian Santo Yustinus dari Abad II, yang harus diperhatikan dengan baik yaitu bahwa pada Jumat Agung, diadakan pula Doa Umat Meriah dan diakhiri dengan menyambut Komuni Kudus (Apologia, Abad II).

Beberapa hal yang menjadi kekhasan dalam liturgi Jumat Agung (F.X. Didik Bagiyowinadi, 2005: 144-145). Pertama, imam dan misdinar masuk ke altar secara diam-diam, tanpa diiringi lagu, juga tanpa tanda salib. Mereka langsung meniarap atau berlutut sebagai lambang kedukaan yang mendalam atas wafat Allah Putra.

Kedua, Kisah Sengsara Tuhan (Passio) dibawakan dengan dinyanyikan. Teks yang diambil selalu dari Yoh 18:1-19;42. Sedangkan, Kisah Sengsara pada Minggu Palma diambil dari Injil Sinoptik (Mat, Mrk, Luk) dan tidak dinyanyikan. Setelah Passio dinyanyikan, dinyanyikan pula doa umat meriah oleh imam. Liturgi yang sarat nyanyian ini, menunjukkan keluhuran Jumat Agung.

Ketiga, upacara penghormatan salib. Pada kesempatan ini, umat beriman Katolik maju satu per satu menghormati salib Tuhan dengan mencium kaki-Nya. Umat Katolik menghormati Yesus yang telah mati sebagai tumbal keselamatan umat. Seharusnya kitalah yang dihukum karena dosa-dosa kita, tetapi Yesus mau menjadi pengganti menebus kita demi keselamatan semua manusia.

Kontemplasi Agung

Jumat Agung seperti yang sudah disebutkan di atas, diwarnai dengan kisah sengsara menurut Yohanes. Maka, dengan melihat dan mengalami bahwa seluruh suasana dipenuhi dengan nyanyian, maka hari Jumat Agung bukan merupakan hari dukacita, melainkan hari kontemplasi penuh cinta kasih akan Kristus yang telah mengurbankan diri untuk menyelamatkan umat manusia, demi mendamaikan surga dan bumi, Allah dan manusia (2011:61).

Oleh karena itu, tata perayaan wafat dan sengsara Yesus dari tradisi kuno Gereja, harus dirayakan dengan tepat dan setia dan tidak boleh diubah-ubah sesukanya.

Demikian juga, kegiatan kesalehan seperti jalan salib, prosesi sengsara dan kebaktian terhadap Santa Perawan Maria yang berduka, tidak boleh diabaikan karena alasan pastoral. Akan tetapi, teks dan nyanyiannya hendaknya sesuai dengan liturgi. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak boleh mengganggu ibadat utama, sehingga menjadi jelas bahwa perayaan liturgi jauh lebih penting daripada kegiatan lainnya (PPP No. 72).

Untuk itu, umat beriman Katolik diajak mendalami rahasia sengsara dan wafat Tuhan pada hari Jumat Agung. Kita mesti bermati raga, bermeditasi agar mampu menemukan rencana Allah dalam hari yang Agung ini. Keagungan Allah terpancar di hari ini, di mana Allah memberi diri secara total dan paripurna melalui Putra-Nya untuk menyelamatkan manusia.

Umat beriman Katolik diharapkan untuk menjaga keheningan di hari yang Agung ini. Tidak boleh ada kesibukan kerja atau keributan yang secara langsung dapat mengganggu sesama umat beriman lainnya menjalani permenungan pribadi atau secara bersama di hari ini.

Jumat Agung mesti sungguh dihayati sebagai hari yang istimewa untuk membantu umat baik secara pribadi maupun bersama membangun kesalehan hidup di tengah zaman modern ini. Selamat merayakan Jumat Agung.

*Penulis adalah Penyuluh Agama Katolik Non PNS pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata

 

Salib Kenangan Frans Seda di Lia Lako Dipikul Keliling Kampung Lekebai-Nualolo

0

Maumere, Ekorantt.com – Ratusan umat Paroki Santa Maria Immaculata Lekebai, Keuskupan Maumere, menggelar Jalan Salib mengenang penderitaan dan kematian Yesus dengan memikul salib Lia Lako dan mengaraknya keliling kampung, Jumat (15/4/2022).

Proses Jalan Salib yang dipandu Orang Muda Katolik dalam koordinasi Pastor Paroki Lekebai RD. Yulius Hubertus dan Moderator OMK RP Hendrik, SDV.

Salib kenangan ini dalam sejarahnya dibawa oleh Bapak Frans Seda dan dahulu ditempatkan di Lia Lako (tempat jalan salib) tersebut, dipikul oleh setiap KBG dan diarak keliling kampung Lekebai-Nualolo.

Kegiatan ini berlangsung khusyuk dan mengharukan. Pasalnya, salib ini pernah dipikul keliling puluhan tahun silam pada zaman tokoh penting Indonesia, Frans Seda.

Ketua OMK Paroki Santa Maria Immaculata Lekebai, Eman mengatakan, kegiatan jalan salib ini dilakukan supaya bisa menghadirkan kembali ingatan umat akan penderitaan Yesus 2000 tahun silam.

Sementara Moderator OMK RP. Hendrik, SDV, jalan salib ini mau mengajak umat untuk merenungkan sengsara dan kematian Tuhan Yesus.

Pastor Paroki Santa Maria Immaculata Lekebai RD. Yulius Heribertus mengatakan, di hari Jumat Suci menegaskan kembali komitmen hati untuk taat dan setia kepada Tuhan Sang Penyelamat Abadi.

“Karena Tuhan yang kita junjung adalah Tuhan yang telah memberikan nyawa-Nya bagi penyelamatan manusia,” tutupnya.

Uskup Ewaldus Ajak Pembina dan Seminaris Rawat Hidup dalam Kasih Gereja

0

Maumere, Ekorantt.com – Uskup Maumere Mgr. Ewaldus Martinus Sedu, Pr mengajak para pembina dan seminaris Bunda Segala Bangsa Maumere untuk menjelmakan tema Ekaristi “Merawat Kehidupan Dalam Kasih Gereja”.

Tema tersebut hendak mengajak semua untuk menghidupkan tradisi duduk, makan, dan sharing kehidupan bersama untuk saling menguatkan satu sama lain.

“Tradisi duduk bersama dan makan bersama dalam komunitas atau keluarga juga saling menguatkan dan meneguhkan satu sama lain hendaknya diperjuangkan selalu di tengah krisis perhatian saat ini,” ujar Uskup Ewaldus dalam homili Kamis Putih di Kapela Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere, Kamis (14/4/2022).

Dalam perayaan yang dimeriahkan koor dari kelas X SMA Seminari Bunda Segala Maumere, Uskup Ewaldus didampingi RP. Romanus Kedong, O.Carm.

Uskup Ewaldus lebih lanjut mengatakan, hidup seorang seminaris harus bisa membawa kita kepada cara hidup sederhana, bekerja keras dan total dalam belajar atau mengembangkan bakat dan minat.

“Seminaris yang tidak saja unggul dalam kemampuan intelektual tetapi unggul pula dalam kepribadian, karakter dan kematangan afeksi,” tegas Uskup Ewaldus.

Pada bagian lain dari kotbahnya, Uskup Ewaldus kembali mengajak para pembina dan seminaris untuk mencintai perayaan Ekaristi atau misa Kudus dalam hidup setiap hari.

Kurban Ekaristi, kata Uskup Ewaldus, adalah sebagai kenangan perayaan dengan murid-murid-Nya.

“Misa yang kita rayakan bukanlah karya keangkuhan manusia melainkan karya kasih Allah bagi kita. Kamis Putih akan senantiasa bermakna penuh kenangan ketika kita tunduk dan merendah di hadapan Tuhan serta mengangkat muka dan hati kita pada misteri Tubuh dan Darah Kristus yang menyelamatkan kita dari lika-liku kehidupan yang tidak mudah,” tutup uskup mengakhiri kotbahnya.

Dalam perayaan Kamis Putih mengenang Malam Perjamuan terakhir Yesus bersama dua belas murid-Nya ditandai dengan Uskup Ewaldus membasuh kaki seminaris yang bertugas sebagai rasul sebagai simbol pelayanan tulus dari seorang pemimpin.

Selain itu, usai perayaan Ekaristi dilaksanakan perarakan Sakramen Maha Kudus di dalam kapela dan umat secara khusuk dan khidmat mengikutinya hingga diakhiri doa bergilir.

OMK Ndora Tampil Teatrikal Kisah Sengsara Yesus sebagai Pesan Perdamaian Dunia

0

Mbay, Ekorantt.com – Orang Muda Katolik (OMK) Stasi Ulupulu-Ndora melakoni prosesi jalan salib hidup atau pertunjukan tablo pada Jumat (15/04/2022) pagi.

Pergelaran rohani itu memberi pesan terhadap perdamaian dunia terutama para korban perang Rusia-Ukraina.

Ketua OMK Stasi Ulupulu, Oktavianus Bhoko (25) menuturkan jalan salib tersebut untuk mengenang perjalanan hidup Yesus yang terus memberikan pesan damai kepada semua umat manusia tanpa terkecuali.

“Orang muda sini sangat antusias dan mereka dengan tulus menjalani. Ini untuk membangkitkan semangat orang muda agar terus menanam sikap perdamaian,” kata dia.

Oktavianus menambahkan prosesi jalan salib hidup itu sekaligus mendoakan kepada para korban terutama ibu dan anak-anak dalam perang Rusia dan Ukraina.

“Kami turut prihatin atas peristiwa sadis di sana, dan kami mendoakan untuk para korban,” ujar Oktavianus.

Yoganisius Dari (24) pelaku Yesus memberi kesan tersendiri selama menampilkan teatrikal kisah sengsara Yesus. Ia berkata, Yesus telah merelakan dirinya demi umat manusia, termasuk sikap perdamaian yang ditunjukan selama masa hidup.

“Kami mendoakan untuk korban peperangan di dunia ini. Dengan mengenang kisah sengsara ini, diharapkan dapat memberikan perdamaian untuk umat manusia,” kata Yogan.

Teatrikal jalan salib hidup itu diperankan oleh 74 orang muda yang tergabung dalam OMK Stasi Ulupulu, Paroki Santo Petrus Martir Ndora. Mereka didampingi Didimus Jogo, Silvester Timur, Yovita Ngole dan RD Fidelis Markus Demu.

Prosesi dimulai dari kompleks SDK Galawea, kemudian menuju pemukiman warga di Tibakisa. Selanjutnya diarakan ke kompleks gereja. Tablo OMK itu diikuti ratusan umat paroki wilayah itu.

 

Bupati Nagekeo Dorong Pemdes Selalejo Timur Alokasikan Dana Desa untuk Air Minum

0

Mbay, Ekorantt.com – Bupati Nagekeo dr. Johannes Don Bosco Do telah mengarahkan Pemerintah Desa Selalejo Timur agar mengalokasikan dana desa untuk mengatasi persoalan ari bersih di Dusun 2.

“Saya sudah arahkan saat asistensi penggunaan DD (Dana Desa) untuk menaikkan air tersebut. Itu prioritas satu/pertama,” tulis Bupati Don, merespon pemberitaan Ekorantt.com, Senin (11/04/2022).

Don menerangkan air yang dikonsumsi warga Dusun 2, Desa Selalejo Timur ialah air belerang yang saat musim hujan bercampur dengan air permukaan tanah. Jika diminum sepat rasanya.

Ia berkata, sumber air minum masyarakat yang sebenarnya berada di bawah lembah, dengan beda ketinggian kurang lebih 200 meter.

“Terimakasih sudah mengangkat masalahnya. Penggunaan DD dalam APBDes jadi lebih fokus,” kata Bupati Don.

Sebelumnya, Kepala Desa Selalejo Timur Krispianus Goa (33) bilang pemerintah desa belum bisa mengatasi persoalan air minum di wilayah Dusun 2 karena keterbatasan anggaran.

Alokasi Dana Desa (DD) tahun ini, kata dia, masih fokus pada pemulihan ekonomi masyarakat.

Ia menyebut, DD Selalejo Timur tahun anggaran 2022 sebesar Rp738 juta. Hampir Rp400 juta atau 40% dana tersebut dialokasikan untuk bantuan langsung tunai (BLT).

“Memang ada mata air besar setelah kami survei di Lowo Kilu, debitnya lima liter per detik. Hanya kondisi topografi sangat sulit dan harus butuh anggaran yang besar. Kami sedang berencana menyiapkan proposal untuk diajukan ke Dinas PUPR,” ujar Krispianus.

Untuk diketahui, sebanyak 276 jiwa warga Selalejo Timur masih mengonsumsi air rasa asam. Ratusan warga tersebar di RT 03 berjumlah 119 jiwa, RT 04 ada 83 jiwa dan RT 05 ada 74 jiwa.

Janji, Kenangan, dan Kaki

Oleh: Albertus Muda, S.Ag*

Memasuki hari Kamis Putih, umat beriman Katolik semestinya memiliki pemahaman yang utuh tentang hari yang bersangkutan dalam liturgi dan tradisi Gereja Katolik.

Seperti yang kita jumpai bahwa banyak umat beriman bahkan hampir menyeluruh hanya melihat hari Kamis Putih sebagai perayaan peringatan pesta perjamuan Yesus bersama para murid-Nya. Padahal, hari ini mesti dilihat secara menyeluruh dengan segala ritus yang dilakukan dalam hari khusus dalam Gereja Katolik ini.

Kecenderungan umat beriman Katolik umumnya, hanya melihat hari Kamis Putih sebatas perayaan Perjamuan Malam yang di dalamnya ada peristiwa pembasuhan kaki oleh Yesus kepada para murid-Nya. Jika tidak diantisipasi, kondisi ini akan membuat umat memiliki konsep berpikir parsial dan dangkal.

Artinya, umat beriman bisa saja berpikir bahwa hari Kamis Putih hanya merupakan sebuah momen peringatan perayaan perjamuan Tuhan. Selain itu, terselip di dalamnya tindakan pembasuhan kaki oleh Yesus kepada para murid-Nya.

Saya coba mengajak kita semua untuk melihat hari Kamis Putih secara lebih menyeluruh, komprehensif, agar kita tidak terjebak dalam pemahaman yang dangkal atau hanya setengah-setengah. Padahal, hari Kamis Putih mesti dilihat secara utuh.

Pertama, hari Kamis Putih pagi merupakan kesempatan istimewa merayakan Misa Krisma dan pembaruan janji imamat (Bosco da Cunha, 2011).

Pada masa lampau, hari Kamis Putih pagi merupakan kesempatan bagi para pendosa berat menjalani tuntutan penitensial dan tidak boleh menghadiri perayaan Ekaristi. Namun, dewasa ini, gereja menganjurkan agar pada hari Kamis Putih pagi diisi dengan penerimaan Sakramen Tobat atau pengakuan dosa.

Selama masa prapaskah, umat beriman Katolik, sangat dianjurkan untuk menerima Sakramen Tobat dua kali. Pertama, persiapan jangka panjang untuk menghayati secara lebih berdaya guna Masa Paskah. Kedua, sebagai persiapan jangka pendek menjelang Trihari Suci Paskah. Dan untuk maksud itu, hari Kamis Putih pagi adalah waktu yang tepat.

Misa Krisma Kamis Putih pagi tidak ada kaitannya dengan perayaan misteri Kamis Putih sore, tetapi semata-mata karena alasan praktis, yaitu demi tersedianya minyak-minyak yang cukup untuk perayaan tiga Sakramen Inisiasi pada Malam Paskah seperti minyak katekumenat (Oleum Catechumenorum) dan minyak krisma (Sanctum Crisma).

Perayaan mulia Kamis Putih pagi, juga merupakan kesempatan indah bagi para imam karena secara istimewa mengelilingi uskupnya untuk merayakan misteri satu imamat dalam Kristus (Presbyterorum Ordinis No. 7).

Menurut tradisi, Misa Krisma diadakan pada Kamis Putih pagi. Namun, bila para imam dan umat pada hari ini sulit berkumpul sekitar uskup, maka pemberkatan dapat dimajukan pada hari lain yang dekat dengan Trihari Suci Paskah (2011:63).

Rumusan doa dan bacaan sangat menampilkan kenyataan imamat yang tak terpisahkan dari tugas perutusan para imam. Bacaan I diambil dari Yes 61:1-9: “Tuhan telah mengurapi aku dengan minyak. Aku diutus membawakan Kabar Sukacita bagi orang-orang papa. Bacaan II: Wahyu 1:5-8 : “Kristus telah menjadikan kita suatu kerajaan para Imam bagi Allah Bapa.” Injil Luk 4:16-21: “Roh Tuhan ada di atas-Ku; untuk itulah Aku telah disucikan dengan pengurapan minyak.”

Para imam dipanggil dan diutus untuk menyampaikan Kabar Gembira bagi orang papa sesuai dengan corak profesi pelayanan keimamatan Perjanjian Baru seperti yang dilaksanakan Kristus sendiri, untuk memberikan pembebasan bagi para tawanan, penglihatan bagi orang buta, membebaskan orang-orang yang tertindas dan memberitakan bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang (bdk. Luk 4:18-19). Maka, Ekaristi memiliki dimensi profetik yang mendalam.

Kedua, pada hari Kamis Putih sore dirayakan sebagai peringatan Perjamuan Malam Terakhir. Konsili Vatikan II memberi arti khusus bagi misa Kamis Putih sore sebagai pembuka Trihari Paskah.

Gereja berusaha menyajikan bagi umat beriman secara lengkap apa yang memang secara lengkap merupakan kesaksian Yesus sendiri, yang mengadakan Ekaristi kudus sebagai peringatan akan sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya untuk keselamatan dunia.

Ekaristi sebagai kenangan yang ditetapkan oleh Yesus sendiri, menghadirkan secara nyata sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus. Yesus hadir secara nyata dalam perayaan Ekaristi.

Kata-kata institusi yang diucapkan Yesus dalam perjamuan malam terakhir dengan para murid bukanlah sebuah sabda yang kosong. Yesus menyatakan itu untuk menegaskan kehadiran-Nya secara nyata dan aktual dalam perayaan Ekaristi. Yesus bertugas sebagai tuan, altar dan korban.

Ketiga, pembasuhan kaki. Dalam perayaan Ekaristi Perjamuan Malam Terakhir ini juga diadakan upacara pembasuhan kaki, sebagaimana Yesus melakukannya sendiri terhadap para murid-Nya.

Dengan membasuh kaki murid-Nya, Gereja diajak oleh Kristus untuk mewujudkan karya pelayanan secara nyata dengan penuh cinta dan kerendahan hati sebab sedemikian itulah sifat-sifat Allah yang melandasi karya penyelamatan umat manusia.

Dalam Surat Edaran Perayaan Paskah dan Persiapannya (PPP No. 51), pada hari Kamis Putih sesuai dengan tradisi diadakan pencucian kaki pada pria-pria pilihan. Maka, penentuan para pria yang akan menjadi rasul, mesti dilihat itikad baik dan juga progres dalam diri mereka untuk membangun niat dan sikap tobat. Para pria pilihan mesti mentransformasi diri ke arah pertobatan yang bisa membawa dampak bagi banyak orang.

Setelah Misa Kamis Putih malam, altar dikosongkan. Pentahktaan dengan monstran tidak diperkenankan. Pada waktu adorasi malam di hadapan Sakramen Maha Kudus dapat dibacakan sebagian dari Injil Yohanes (Bab 13-17). Adorasi setelah tengah malam pukul 24.00 diadakan dalam ketenangan tanpa nyanyian dan upacara sebab sudah mulai memasuki hari sengsara Tuhan (PPP No. 56).

Semoga kita semua umat beriman Katolik dapat memaknai perayaan Kamis Putih secara utuh demi memperdalam iman dan penghayatan kita akan Yesus yang terwartakan melalui peringatan hari-hari khusus yang kita rayakan.

*Penulis adalah Guru Honorer Pendidikan Agama Katolik SMA Negeri 2 Lewoleba dan Penyuluh Agama Katolik Non PNS pada Kemenag Kabupaten Lembata.