JNE Merawat Asa Pelaku UMKM di NTT

0

Maumere, Ekorantt.com – Pendapatan Galeri Kopi Sibakloang di Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT, anjlok saat awal pandemi Covid-19. Usaha yang dirintis sejak 2016 itu sempat keteteran.

“Saat pandemi seperti ini otomatis orang tidak ke mana-mana, orang stay di tempat. Semua pembelanjaan yang offline otomatis turun. Penjualan produk UKM kita jauh di bawah 50 persen,” cerita pemilik Galeri Kopi Sibakloang, Isye Fernandez (43) kepada Ekora NTT pada pertengahan Januari 2022 lalu.

Hal ini menegaskan data Bank Indonesia bahwa sekitar 87,5 persen dari 64,2 juta UMKM di Indonesia terdampak pandemi Covid-19. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat sekitar 4.157 UMKM di NTT terombang-ambing akibat pandemi. Pendapatan dari UMKM di NTT melorot hingga 75 persen.

Mengantisipasi hal itu, Isye meningkatkan penjualan melalui pasar digital. Ia mendaftarkan produk-produknya ke beberapa marketplace demi menggaet pelanggan luar daerah. Isye juga melakukan diversifikasi usaha tanpa meninggalkan produk utama yakni kopi. Dia menambah produk-produk jualan seperti masker dan hand sanitizer untuk memenuhi kebutuhan desa, Puskesmas, dan rumah sakit di Kabupaten Sikka.

“Sebelumnya kita hanya daftar di satu marketplace. Pada pertengahan 2020, kita sudah masuk di beberapa marketplace. Saya juga minta salah satu staf untuk bikin konten-konten kreatif,” jelas Isye.

Pada saat yang sama, pemerintah pusat melalui kerja sama lintas kementerian, memberikan pelatihan online bagi pelaku UMKM. Isye tak menyia-nyiakan kesempatan dan mengikuti kelas pelatihan digital marketing. Dari 300 pelaku UMKM yang mengikuti kelas pelatihan, Galeri Kopi Sibakloang menjadi salah satu dari 25 peserta yang mendapatkan hak domain tanpa dipungut biaya.

“Puji Tuhan kita dapatkan domain sendiri. Namanya Sibakloang.id. Di dalamnya kita pajang berbagai macam produk kopi, makanan, non kuliner, kemudian ada beberapa produk lain sehingga customer bisa membeli secara online,” tutur Isye.

Didukung oleh promosi di media sosial, tidak sedikit pelanggan yang memesan produk Galeri Kopi Sibakloang melalui pasar digital. Masalah pemasaran yang terdampak di awal pandemi perlahan-lahan menemukan jalan keluar. Isye kian optimis dengan akses pemasaran produknya.

“Pesanan datang dari Labuan Bajo yang paling banyak, juga Kupang. Ada juga dari Jakarta, Bekasi, dan daerah lain di Jawa yang lihat produk kita di marketplace, lalu pesan,” tutur Isye.

JNE, Teman Perjalanan

Isye menuturkan bahwa kesuksesan pemasaran produknya di pasar digital tidak terlepas dari peran jasa logistik JNE.

“Biasanya kita beli kemasan, beli bahan baku untuk produk. Kita beli dari Jakarta dan Bandung. Dan kita kirim lewat JNE. Ke Labuan Bajo paling sering kita kirim kopi. Biasa kita pakai JTR JNE,” tutur Isye.

Menurutnya, hal yang paling ia suka dari JNE adalah respons cepat. JNE menjemput kiriman ke pelanggan, bukan pelanggan yang mengantar kiriman ke kantor JNE.

“Ketika saya telepon minta untuk pengiriman, mereka cepat datang ambil kiriman. Kami jarang sekali ke kantor JNE untuk antar barang kiriman. Mereka yang datang ambil di sini,” ujarnya.

JNE juga, kata dia, ibarat teman perjalanan di saat pandemi. Hal itu ia rasakan ketika JNE menjadi sponsor dalam kegiatan pelatihan Bangga Buatan Indonesia di Maumere.

“Kita senang karena JNE memfasilitasi pelatihan digital marketing. Tentu kita bersemangat walaupun ada pandemi,” ucap Isye.

Hal yang sama diakui oleh Sonya Da Gama, salah satu pemilik galeri tenun di Kabupaten Sikka.

Menurut Sonya, selain menikmati kemudahan dalam pengiriman produknya, JNE memberikan asupan semangat di tengah pandemi.

JNE memfasilitasi keberangkatan Sonya dan beberapa pelaku UMKM lain ke Labuan Bajo untuk mengikuti pameran pada acara Anugerah Pesona Indonesia pada Mei 2020.

“Kita waktu itu diboyong ke Labuan Bajo. Kita bersyukur JNE membantu. Artinya, kita disuntik semangat begitu. Luar biasa,” pungkas Sonya.

Rajut Kolaborasi

Head Of Sales Marketing JNE Kupang, Fuad Rofiq kepada Ekora NTT pada 22 Januari 2022 mengatakan bahwa JNE sudah dan akan terus merajut kolaborasi dengan banyak pihak dalam menopang UMKM daerah-daerah.

“Kita dukung pelaku UKM untuk terus berkembang. Khusus di NTT, banyak pelaku UKM yang menggunakan jasa kita. Meskipun belum ada data tentang UMKM, tapi secara persona, kita bisa pastikan para pelaku UMKM sudah memanfaatkan jasa logistik kita,” tuturnya.

Pembukaan kantor JNE di beberapa wilayah NTT, kata Fuad, terus dilakukan demi memperlancar pengiriman barang dari pelosok ke pelosok dalam lingkup wilayah Indonesia.

“Kita juga terus menjalin kerja sama dengan teman-teman pelaku usaha di sini. Kita kolaborasi bersama untuk kemajuan daerah. Kita tahu bahwa persentase UKM kita cukup banyak,” pungkasnya.

Di tengah situasi pandemi Covid-19, JNE menjadi salah satu penolong bagi pelaku UMKM. Isye mengaku sangat berterima kasih kepada pihak JNE yang telah memudahkan pengiriman produknya ke luar daerah.

“Dalam waktu dekat, saya akan menandatangani perjanjian kerja sama dengan pihak JNE sebagai member platinum,” kata Isye. #JNE31tahun, #JNEMajuIndonesia, #jnecontentcompetition2021

Kader Posyandu Desa Blepanawa Demo Masak Pangan Sehat Berbahan Baku Lokal

0

Larantuka, Ekorantt.com – Upaya meningkatkan derajat kesehatan keluarga terus dilakukan oleh ibu-ibu kader Posyandu di kabupaten Flores Timur. Tepatnya di Desa Blepanawa, Kecamatan Demon Pagong, ibu-ibu kader Posyandu melakukan demo masak pangan sehat dari bahan lokal pada Jumat (21/1/2022).

Emilie Beribe, salah satu kader mengemukakan kegiatan demo masak pangan sehat dari bahan lokal adalah kerja sama pihak desa dengan Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS).

“Jadi kegiatan kami ini difasilitasi oleh teman-teman dari YPPS dengan nama programnya tunas harapan. Program ini sebenarnya adalah bagian dari upaya membantu menyejahterakan keluarga dan mendukung kesehatan dan kecerdasan anak-anak dan memberantas stunting,” ujar Emilie.

Emilie juga mengemukakan bahan lokal yang dipakai dalam demo masak ini ada dedak jagung yang telah diayak halus, pisang masak, santan, gula merah, daging ayam kampung, beras, sayur merungga/kelor (moringa oleifera I), dan juga kacang tanah. Bahan-bahan ini diolah jadi nasi dan juga snack.

Direktur YPPS, Melky Koli Baran menjelaskan, kegiatan yang dikerjakan dengan menggandeng kader Posyandu dan PKK adalah bagian dari satu program kecil yang dikerjakan oleh YPPS dengan nama Program Tunas Harapan.

“Salah satu program kami namanya tunas harapan menyasar ibu hamil dan anak-anak. Mereka ini harus diberi asupan gizi dan bahannya sebenarnya bisa kita peroleh dari pekarangan sekitar rumah. Misalnya dengan menanam sayur, buah-buahan. Lahan sekitar rumah itu harus dimanfaatkan. Jadi sebenarnya yang kami berikan adalah memberi motivasi dan informasi pengetahuan saja,” demikian tutur Melky.

“Kriteria” Penentuan Kepala Otorita IKN

0

Oleh: Bernardus T. Beding*

Perbincangan seputar calon Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN), Nusantara kian hangat. Legalitas Kepala Otorita IKN telah ditetapkan dalam Pasal 1 Ayat 10 RUU IKN. Ayat tersebut mengatur, Kepala Otorita IKN adalah pimpinan Otorita IKN yang berkedudukan setingkat menteri yang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan fungsi Otorita IKN dalam pelaksanaan persiapan, pembangunan, dan pemindahan Ibu Kota Negara, serta penyelenggaraan Pemerintahan Khusus IKN. Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara telah ditetapkan sebagai Undang-Undang dalam Rapat Paripurna DPR RI.

Dalam konteks calon Kepala Otorita IKN, sejak tahun 2020, Presiden Joko Widido telah mengantongi empat figur. Mereka adalah Basuki Tjahaja Purnama, Abdullah Azwar Anas, Bambang Brodjonegoro, dan Tumiyana. Tentu, Presiden sendiri memiliki term khusus untuk menentukan siapa yang “layak” menduduki kursi Kepala Otorita IKN.

Banyak term tknis politis sebagai indikator penentuan. Salah satunya adalah “Kriteria”. “Kriteria” merupakan kata pungut yang oleh masyarakat pemakai bahasa Indonesia diadopsi ke pangkuan perbendaharaan kosa katanya, entah dengan alasan ilmiah-linguistik atau barangkali sekadar gagah-gagahan, sebagai padanan kata kadar, ukuran, patokan (untuk mempertimbangkan atau menentukan sesuatu).

Kini masyarakat Indonesia tak ketinggalan mengolah-bahasakan kata itu. Oleh dan dalam olah bahasa itulah, kata “kriteria” bisa saja berada dalam pemaknaan yang hilir-mudik antara medium (alat) yang netral dan interese (kepentingan) yang memihak.

Secara etimologis, dari bahasa apa kata itu berasal, bukan masalah. Secara leksikal, apa padanannya dalam leksikon (kamus), juga bukan persoalan. Pada tataran praksis, untuk apa dan bagaimana kata itu digunakan, ini yang perlu mendapat perhatian.

Penggunaan atau pemaknaannya dalam takaran praksis, kata “kriteria” dapat diandaikan. Pengandaiannya pada beberapa hal prinsipal, yaitu distansi dan moderasi, konstansi dan konsistensi, serta anonim.

Pertama, umpamanya sebuah pengayak pasir untuk pembangunan. Kriterianya terdiri atas utas-utas kawat (baca: syarat) yang terjalin satu dengan yang lain dalam satu anyaman. Utas-utas kawat itu tak berdempetan teramat rapat, hingga menutup kemungkinan untuk dilalui sebutir pasir pun. Utas-utas kawat itu pun tak berjarak terlampau lebar, hingga pasir berukuran kelewat besar pun dapat lolos dengan mudah.

Umpama tersebut menggambarkan “kriteria” mengandaikan dua prinsip hakiki. Adanya jarak (distansi) dan pengendalian (moderasi). Distansi memungkinkan figur yang dikenai “kriteria” dapat lolos. Sedangkan, moderasi memungkinkan yang dapat lolos itu terseleksi. Artinya, “kriteria” mengkondisikan peluang sekaligus pembatasan.

Kedua, untuk menghasilkan ayakan yang seimbang ukuran dan jumlahnya, pengayak tak boleh sebebasnya di-“stem”. Jarak antarutas-utas kawat harus tetap sama untuk semua jenis pasir yang hendak diayak. Proses pengayakan harus tuntas untuk semua jenis pasir.

Dengan begitu, “kriteria” mengandaikan dua prinsip pokok, yakni adanya ketetapan (konstansi) dan ketaatazasan (konsistensi). Kedua prinsip ini menolak perlakuan khusus, pengistimewaan, atau pengecualian bagi figur atau sosok tertentu, apapun alasannya dalam proses pengenaan “kriteria” atas dirinya. Konstansi dan konsistensi menampik berlakunya standard ganda (double standard).

Ketiga, hingga disiapkan pengayak, seorang tukang bangunan tidak bertolak dari jenis pasir yang akan digunakan, melainkan jenis bangunan yang hendak dikerjakannya. Dia tidak berkata, ‘saya suka pasir ini, maka saya kerjakan bangunan anu’. Melainkan, ‘saya hendak kerjakan bangunan anu, maka saya perlukan pasir ini’.

Artinya bahwa titik tolak “kriteria” adalah kebutuhan, bukan orang. Tidak dikatakan, orang ini mesti lolos, maka inilah “kriteria” yang cocok baginya. Tetapi, inilah kebutuhan yang telah dikristalkan berupa “kriteria”, silakan mencari orang yang memenuhi syarat. Pertanyaan awalnya bukan “siapa yang ditentukan oleh presiden”, melainkan “apa yang masyarakat Indonesia butuhkan”. “Kriteria” itu sendiri bersifat anonim.

Itulah pengandaian-pengandaian “kriteria” (das Sollen). Sedangkan, yang sebenarnya ada dan berlaku (das Sein) dapat saja jauh dari keharusan itu. Hal tersebut demikian, karena dalam tataran praksis, “kriteria” tidak lagi dipandang sekadar medium (alat) yang netral, tetapi juga interese (kepentingan) yang memihak.

Sebagai interese, “kriteria” bisa saja tidak bersifat anonim. Titik tolaknya bergeser, bukan lagi kebutuhan, melainkan orang. Sehingga, “kriteria” dianyam dengan utas-utas syarat yang jarak dan pengendaliannya menguntungkan orang tertentu, tetapi merugikan orang lain.

Dengan jarak dan pengendalian sedemikian itu, orang yang diinginkan, dengan mudah-mulus lolos “kriteria”. Sementara orang lain yang sungguh tak dikehendaki, terganjal tak berdaya. Pada titik ini, “kriteria” merupakan rekayasa dari kepentingan yang sudah melekat (vested interest).

Pada kadar yang lebih intens, rekayasa tersebut dapat mengendurkan konstansi dan konsistensi sebuah “kriteria”. “Kriteria” di-“stem” demi kepentingan yang sudah melekat. Untuk meloloskan sosok yang diinginkan, “kriteria” dilonggarkan. Sedangkan, untuk mengganjal sosok yang tak dikehendaki, “kriteria” diperketat. “Kriteria” pun diperlakukan sebagai standar ganda.

Mengamati “kriteria” yang dilontarkan orang-orang yang getol memperbincangkan calon Kepala Otorita IKN, tersembul pertanyaan nakal dalam benak saya. Apakah “kriteria” yang dilontarkan itu benar-benar medium netral dengan ciri-ciri adanya distansi dan moderasi, konstansi dan konsistensi, serta anonim? Ataukah hanyalah interese kepemihakan yang tidak kasatmata, dengan ciri-ciri sebaliknya?

Kita tunggu saja pikiran jernih dan nurani bening Presiden Joko Widodo dalam menentukan figur yang tepat berdasarkan tataran pengandaian praktis dari hakikat “kriteria”. Mudah-mudahan.

*Penulis adalah Dosen PBSI, Universitas Katolik Indonesia Santu paulus Ruteng

Seorang Ayah di Sikka Perkosa Anak Kandung, Sudah Hamil 8 Bulan

0

Maumere, Ekorantt.com – Seorang warga kampung Wolodheghe, Desa Gera, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka tega memerkosa anak kandungnya, HW (25). Bukan sekali saja, pelaku bernama Feliks memerkosa anaknya berkali-kali hingga hamil delapan bulan.

Ibu kandung korban, Sisilia Serila menuturkan bahwa melihat korban yang perutnya semakin membesar, dia curiga ada hal yang aneh. Saat ditanya, anaknya itu mengakui bahwa dia sedang hamil.

Sisilia lebih kaget lagi saat HW mengatakan bahwa sosok yang menghamilinya adalah ayah kandungnya sendiri.

HW, kata Sisilia, adalah seorang penyandang disabilitas. Dia tidak bisa berjalan.

“Hanya di rumah saja tinggal dengan omanya yang adalah saya punya mama, sejak ia kecil di kampung Wolodheghe Desa Gera. Saya tinggal di Basakowe. Waktu anak ini datang ke rumah saya di Basakowe, saya lihat perutnya membesar, lalu saya tanya kau punya perut ini semakin besar, kenapa? Lalu anak ini jawab dia sedang hamil dan yang buat bapaknya,” tutur  Sisilia kepada Ekora NTT, Jumat (21/1/2022).

Pelaku melakukan aksi bejatnya ketika rumah dalam keadaan sepi. Pelaku pun sering mengancam korban agar tak menceritakan ikhwal perbuatannya itu kepada keluarga.

“Ketika dia tanya ke anak saya, nenekmu di mana. Kalau anak jawab, nenek ke kebun, dia langsung ancam dan perkosa anak saya berkali-kali hingga hamil,” ungkapnya sedih.

Setelah tahu aksi bejat itu, Sisilia berinisiatif untuk menyampaikan kepada pihak keluarga. Keluarga sepakat untuk melaporkan kasus ini kepada Kepolisian Sektor Paga pada 22 September 2021.

Terhadap aduan ini, aparat Polsek Paga menjemput pelaku untuk dimintai keterangan.

Dalam keterangan pertama di kantor Polsek Paga, pelaku tidak mau mengakui perbuatannya. Setelah diintrogasi lebih lanjut, pelaku mengakui bahwa anak yang dia perkosa adalah anak kandungnya sendiri.

Sisilia menuturkan, pihak keluarga dari kedua belah pihak sempat bersepakat untuk berdamai secara adat.

Tapi Sisilia tidak terima. Dia ingin kasus tersebut dilanjutkan ke Polres Sikka.

“Saat mereka mau ke desa bilang urus damai saya berontak. Saya sangka surat yang saya tanda tangan langsung diantar ke Polres,” ungkapnya.

Pada Desember 2021, Sisilia bersama keluarganya mendatangi Truk-F, meminta pendampingan  untuk melaporkan kasus ini ke Polres Sikka.

Staf Truk-F, Ibu Heni Hungan membenarkan bahwa kasus ini pernah dilaporkan ke Polsek Paga. Polsek Paga pun memfasilitasi pertemuan keluarga korban dan pelaku sebanyak dua kali.

Pelaku, kata Heni, mengakui perbuatanya dan dituangkan dalam surat pernyataan di atas meterai.

“Ya, pelaku sudah akui perbuatannya. Pengkuan bukan hanya diungkapkan tapi sudah dalam bentuk pernyataan. Ini dukungan sangat kuat untuk kita bagaimana mendorong kasus ini naik. Keluarga korban tidak mau makanya minta Truk F untuk dampingi untuk proses secara hukum,” jelas Heni.

Heni meminta polisi untuk menjerat pelaku dengan hukuman yang setimpal.

“Saya minta dukungan semua pihak agar kasus kali ini yang korbannya adalah kaum difabel dan juga anak kandung biologis dari pelaku,” kata Heni.

Kini, keluarga korban bersama pendamping Truk-F telah melaporkan kasus ke Polres Sikka.

Gede Pasek: Saya Yakin Frans Sukmaniara Bisa Majukan PKN di NTT

0

Jakarta, Ekorantt.com – Ketua Umum (Ketum) Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Gede Pasek Suardika meyakini Fransiskus Sukmaniara bisa mengemban tugas sebagai Ketua Pimpinan Daerah (Pimda) PKN di NTT.

“Saya yakin dibawah kepemimpinan Pak Frans Sukmaniara sebagai Ketua PIMDA, PKN di NTT dapat berkembang dengan baik dan bisa majukan PKN di NTT,” kata Pasek di Jakarta, Sabtu (22/01/2022).

Menurut mantan Sekretaris Jenderal (Sekjend) Partai  Hanura ini, PKN optimis mendapat ruang dan tempat di hati masyarakat sebab PKN merupakan partai politik baru dengan menerapkan sistem baru serta konsep baru dalam berpolitik sehingga PKN benar-benar menjadi partainya rakyat.

“Sebagai ketua umum saya meyakini PKN mendapat tempat di hati masyarakat sebab PKN ini merupakan partai politik baru dengan menerapkan sistem baru dan konsep baru dalam berpolitik sehingga partai ini benar-benar menjadi partainya rakyat,” ujar mantan Ketua Komisi III DPR RI ini.

Seperti diketahui, mantan anggota DPRD Manggarai Barat (Mabar) tiga periode, Fransiskus Sukmaniara dipilih menjadi Ketua Pimpinan Daerah (Pimda) Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) periode 2022-2027.

Keputusan ini tertuang dalam surat Keputusan Dewan Pimpinan Nasional (Pimnas) PKN nomor 012/SK/PIMNAS-PKN/I/2022 yang ditandatangi Ketua Umum PKN Gede Pasek Suardika dan Sekretaris Jenderal Dr Sri Mulyono.

Penyerahan Surat Keputusan (SK) tersebut bersamaan juga dengan penyerahan SK seluruh Pimpinan Cabang (Pimcab) PKN seluruh NTT, di Jakarta, Kamis 20/01/2022.

Kepada media Fransiskus Sukmaniara mengatakan, keputusan Pimnas menunjuk dirinya menjadi Ketua Pimda PKN NTT suatu kehormatan sekaligus tantangan dan tanggung jawab besar dalam membesarkan PKN di seluruh NTT.

“Keputusan ini suatu kehormatan bagi saya pribadi sekaligus suatu tantangan dan tanggung jawab besar dalam membesarkan PKN di bumi NTT,” kata pria yang akrab disapa Frans ini di Jakarta, Kamis (20/01/2022).

Lebih lanjut, mantan Ketua Presidium Perhimpunan Mahasiswa Katolitik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kupang ini mengatakan, PKN sebagai partai baru optimis akan mendapat tempat di hati masyarakat NTT khususnya dan Indonesia umumnya.

Sebab PKN hadir untuk menjembatani kepentingan masyarakat yang selama ini belum terakomodir dalam politik.

Mantan Pendiri Partai Demokrat di NTT mengatakan, sebagian besar masyarakat di negeri ini terpinggirkan perannya dalam politik. Karena itu, PKN hadir untuk memberikan ruang bagi mereka.

Ia pun mengajak masyarakat Indonesia, khususnya warga bangsa yang ada di NTT untuk bersama-sama, bergotong royong, membangun Partai Kebangkitan Nusantara.

Sementara Ketua Umum PKN Gede Pasek Suardika saat memberikan arahannya kepada seluruh pengurus Pimda dan Pimcab  se-NTT melalui zoom mengatakan PKN sudah diberikan badan hukum secara sah oleh Kementerian Hukum dan HAM meskipun partai ini hadir belakangan di negeri ini.

“Dengan terbitnya SK MenkumHam ini, kita telah melewati etape pertama dari tiga etape yakni SK Menkumham, lolos dalam proses verifikasi dan etape terakhir berhasil dalam pemilu 2024 mendatang”

“Ini harus menjadi keyakinan kita bersama bahwa melalui pemberian nama ibu kota baru Nusantara mendapatkan instensif elektoral bagi PKN,” kata mantan Sekertaris Jenderal Partai Hanura ini.

Lebih lanjut, mantan Ketua Komisi III DPR RI ini menjelaskan, mudah-mudahan tanda-tanda alam seperti ini membawa kebaikan bagi PKN.

Untuk itu, lanjut Pasek, agar seluruh keluarga besar PKN memiliki kesamaan pandangan kenapa partai ini diberi nama Partai Kebangkitan Nusantara dan berbeda dengan partai lain, karena hanya PKN yang menggunakan nama Nusantara dan ini menjadi keuntungan bagi parpol baru itu.

Selain itu juga PKN hadir ingin mengembalikan kejayaan Nusantara yang dulu para nenek moyang pernah berjaya.

“Intinya kehadiran PKN ini ingin membangkitkan kembali kejayaan Nusantara dahulu sehingga jadi menjadi perjuangan kita saat ini dan ke depannya,” papar Pasek.

Mantan anggota DPD RI ini berharap bila nanti PKN diberi kepercayaan untuk memimpin bangsa ini, PKN akan mengembangkan kembali kejayaan Nusantara sesuai dengan keadaan bangsa dan dunia saat ini.

Pasek berpesan seluruh kader PKN di NTT berkerja serius dengan prinsip gotong royong dan berdikari demi memajukan PKN.

Sebelumnya, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) sah menjadi partai politik baru, setelah resmi mengantongi Surat Keputusan (SK) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI) tertanggal 7 Januari 2022 lalu.

Penyerahan SK Kemenkumham kepada pengurus PKN dilakukan bertepatan dengan pengesahan UU Ibu Kota Negara (IKN) di Gedung DPR RI, Selasa 18 Januari 2022.

SK Kemenkumham tersebut dijemput Sekjend PKN Sri Mulyono, Wakil Ketua Umum Gerry H Hukubun, Direktur Eksekutif Made Sudana serta Wakil Direktur Eksekutif Abdul Aziz Muslim, di Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kemenkumham.

Penyerahan SK Kemenkumham ini memang secara teknis sedikit molor dari tanggal penerbitan SK. Dan tanpa diduga, justru dilakukan bersamaan dengan pengesahan UU IKN dan sahnya nama Nusantara sebagai nama Ibu Kota Negara yang baru.

“Kami meyakini, semesta ikut bekerja sehingga kesan kebetulan yang ada, justru sebenarnya penguat motivasi untuk totalitas berjuang membangkitkan kembali kejayaan Nusantara,” kata Gerry H Hukubun.

Dukung Pemanfaatan FABA, Pemda Kupang Teken Kerjasama dengan PLN UIW NTT

0

Kupang, Ekorantt.com – Dalam upaya mendukung pemanfaatan Fly Ash-Bottom Ash (FABA) dan sinergi program tanggung jawab sosial dan lingkungan, Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang sepakati kerjasama dengan PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) Timor Unit Induk Wilayah NTT.

Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Bupati Kupang Korinus Masneno dan Manager UPK Timor, Aris Kurniawan di ruang rapat Bupati pada Kamis (20/01/2022).

Bupati Korinus menyampaikan kerjasama ini bisa menjadi momentum untuk meningkatkan pembangunan dan ekonomi UMKM dengan memanfaatkan FABA dari PLTU yang ada di  Bolok pasca Covid-19 dan juga badai Seroja

“Kita bersyukur hari ini dan kedepan kita akan bersama-sama dengan PLN dalam memanfatkan FABA dari PLTU yang ada di Kabupaten Kupang. Saya sudah melihat produk dari FABA yang dihasilkan PLTU seperti paving dan batako, sangat kuat. Bisa juga digunakan sebagai bahan campuran pembuatan jalan di desa-desa yang selama ini menggunakan semen,” katanya.

Ia menyatakan sinergi ini juga dilakukan bersama PLN sebagai BUMN yang juga memiliki program tanggung jawab sosial dan lingkungan kepada masyarakat.

“Sejalan dengan program Pemda Kabupaten Kupang, nantinya kita detailkan lagi teknis pelaksanaannya. Saya berterima kasih sekali atas kerjasama ini dan semoga membantu kami merealisasikan program-program kami,” tambah Korinus.

Sementara itu, Manager PLN UPK Timor Aris Kurniawan menyampaikan bahwa penandatanganan MoU bersama Pemda Kabupaten Kupang merupakan komitmen PLN NTT dalam menindaklanjuti amanah pemerintah pusat untuk membuka kerjasama dengan seluruh stakeholder dalam pengelolaan FABA sekaligus meningkatkan pembangunan di daerah.

“Sejalan transformasi PLN melalui inovasinya dari produksi listrik di PLTU adalah FABA. Sejak keluar Peraturan Pemerintah Nomor 22 dimana FABA menjadi limbah Non B3, PLN Group sangat intensif memanfaatkan FABA untuk kepentingan umum. Jika dimanfaatkan, FABA dapat meningkatkan ekonomi karena punya nilai tambah,” kata dia.

Secara internal, pihaknya sudah manfaatkan untuk pembuatan paving, bata interlock, program CSR bedah rumah dan landscaping rumah ibadah.

Selain itu, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, FABA sudah digunakan untuk pembuatan batako dan beton yang berdampak pada biaya produksi turun, kualitas sangat baik dan dapat meningkatkan harga jual.

“Program pemanfaatan FABA ini sudah berjalan sejak tahun awal 2021 di PLTU Bolok dan telah menggunakan 1.472 ton FABA,” jelas Aris

Dalam MoU ini, terang Aris, juga disepakati pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) dengan FABA sebagai bahan bakunya.

“Kami juga siap mendukung program-program sosial Pemda Kabupaten Kupang yang berkontribusi kepada masyarakat yang membutuhkan dengan program TJSL PLN menggunakan FABA,“ tutup Aris

Wisudawan Harus Menjadi Terang dan Garam bagi Sesama

Mbay, Ekorantt.com – Sebanyak 55 calon wisudawan Politeknik St. Wilhelmus mengikuti misa perutusan di halaman kampus yang terletak di Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, Jumat (21/1/2022). Sementara acara wisuda akan dilaksanakan pada Sabtu (22/1/2022).

Romo Yos Liwu dalam kotbahnya berpesan agar para mahasiswa terlibat aktif dalam kegiatan di tengah masyarakat. Para calon wisudawan pun harus menjadi terang dan garam bagi masyarakat.

“Sore hari ini kita rayakan misa syukur, diwisuda sejumlah mahasiswa dan mahasiswi, mereka ini orang-orang cerdas. Kalau saya mengatakan orang cerdas itu, orang yang piawai membuat seimbang pikiran dan perasaan yang dari buku dan realitas,” ujarnya.

Menurutnya, setiap umat mempunyai kewajiban untuk membuat orang lain bahagia, membuat orang lain cerah sehingga menumbuhkan optimisme.

“Esok kamu diwisuda, tapi ketika inisiatifmu, kreativitasmu kamu simpan, kamu akan jadi sarjana yang bingung,” pesannya.

Seorang mahasiswa, kata Romo Yos, harus bisa menunjukkan kreativitas sehingga bisa memberikan nilai lebih bagi kemajuan masyarakat.

Di akhir misa perutusan, para wisudawan mengikuti prosesi perutusan yang dipimpin oleh Direktur St. Wilhelmus Flores, Frederikus Lena Djago.

Belmin Radho

P. Hendrikus Maku, SVD: Anak-Anak Mesti Dibekali dengan Pendidikan Ekologi

0

Maumere, Ekorantt com – Pater Hendrikus Maku, SVD, mengatakan anak-anak mesti dibekali dengan pendidikan ekologi sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) agar menumbuhkan sikap cinta lingkungan. 

“Teori tentang lingkungan hidup akan memperkaya peserta didik secara konseptual. Peserta didik harus memiliki perspektif yang benar. Perspektif yang benar akan mengarahkan perilaku. Otak akan mengawasi tindakan,” ujar pastor yang pernah menerima Penghargaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Terbaik tingkat Kabupaten Sikka tahun 2020 itu pada Jumat (21/1/2022).

Di lembaga pendidikan dasar, kata dia, mesti ada satu bidang studi ekologi atau lingkungan hidup yang membahas khusus teori lingkungan hidup  dan tanggung jawab manusia untuk merawatnya.

“Harus ada jadwal yang tetap bagi peserta didik untuk mempraktekkan teori tentang ekologi, misalnya kerja tetap di kebun sekolah, membersihkan kelas dan sekitarnya, penghijauan di mata air, aksi bersih- bersih bersama warga sekitar sekolah,” kata Dosen Islamologi STFK Ledalero ini.

Menurutnya, kesadaran ekologi yang tinggi akan meredam tindakan-tindakan yang tidak ramah lingkungan.

Yosef Molo, pensiunan guru agama katolik SMPK Frater Maumere, menyampaikan hal serupa.

Menurut Yosef, sekolah mesti membiasakan siswa-siswi untuk menanam pohon dan bunga di sekitar lingkungan sekolah agar asri.

Ia juga menganjurkan agar menghindari pembakaran sampah berlebihan dan melakukan pemilahan sampah.

Menurutnya pembakaran sampah dapat membahayakan pernapasan dan merusak ekologi.

“Pisahkan sampah basah dan kering. Kaleng- kaleng kemasan minum sebaiknya dikuburkan pada tempat nyaman sehingga nyamuk-nyamuk tidak bersarang dan menyebarkan penyakit,” ujarnya.

“Hanya dengan perilaku hidup bersih kita terhindar dari penyakit berbasis lingkungan,” tutupnya.

Yuven Fernandez

Mulai Diberikan, Kadis Kesehatan Sikka Beberkan Persyaratan Penerima Vaksin Booster

0

Maumere, Ekorantt.com – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus mengatakan bahwa tenaga kesehatan di Kabupaten Sikka sudah mulai memberikan vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster Covid-19.

“Kita berharap masyarakat tidak takut dan segera mendatangi tempat pelayanan yang telah ditentukan seperti di Puskesmas dan juga tempat yang ditentukan bersama para camat,” tutur Herlemus saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (20/1/2022).

Herlemus bilang, pemberian vaksin booster tidak dipungut biaya alias gratis. Adapun tujuannya, untuk mempertahankan tingkat kekebalan tubuh dan memperpanjang masa perlindungan.

Herlemus menjelaskan bahwa pemberian vaksin dosis ketiga atau booster memiliki beberapa persyaratan. Pertama, berusia 18 tahun ke atas atau sampai lansia . Kedua, calon telah menerima vaksin dosis pertama dan kedua. Ketiga, calon penerima telah menerima vaksinasi primer dosis lengkap, minimal enam bulan setelah menerima suntikan vaksin kedua.

Lebih lanjut, kata Herlemus, bagi orang-orang yang hendak bepergian akan diperiksa terkait lengkap atau tidaknya vaksin yang diterima. Karena itu, dia berharap kepada masyarakat untuk segera divaksin.

Seorang guru Sekolah Dasar di Maumere, Aloysia mengatakan sangat senang dengan pemberian vaksin dosis ketiga.

Selain tidak dipungut biaya, kata Aloysia, vaksin booster akan memperpanjang usia kekebalan serta daya tahan tubuh.

“Bersama Kita Bisa Menjadi Sehat dan Berharga”

Borong, Ekorantt.com – Om Seltus tampak mondar-mandir di depan rumahnya. Sepertinya, ia baru bangun tidur siang. Kedua kantung matanya masih terlihat membengkak, saat saya menyambangi kediamannya di Kembur, Kelurahan Satar Peot, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur pada Rabu (19/1/2022), sekitar pukul 14.00 WITA.

“Saya siap-siap dulu. Saya belum mandi,” teriak Om Seltus dari teras rumahnya ketika melihat saya yang hendak memarkirkan sepeda motor di pinggir jalan.

Ia terlihat sangat bersemangat. Padahal, dua hari sebelumnya, saat kami bertemu untuk memberitahukan tentang kegiatan Natal dan Tahun Baru Bersama Orang-Orang yang Pulih dari Derita Jiwa, Om Seltus tampak kurang bersemangat.

“Ok!”, sahut saya. “Om Seltus mandi dan siap saja dulu. Sebentar ada oto (mobil) yang datang jemput.”

Om Seltus langsung masuk ke dalam rumahnya. Saya batal memarkirkan sepeda motor dan terus ‘tancap gas’ menuju rumah Tanta Leni di Peot. Saya hendak memberitahukan hal yang sama.

Saat saya tiba di rumahnya, Tanta Leni baru bangun tidur siang dan masih bermalas-malasan di dalam kamar. Saya memberitahukan ke mamanya agar Tanta Leni segera bersiap-siap ikut Misa Syukur Natal dan Tahun Baru Bersama Orang-Orang yang Pulih dari Derita Jiwa di Caffe for Rest, Desa Golo Kantar, sekitar dua kilometer arah barat kota Borong.

Mendengar suara saya, Tanta Leni langsung keluar dari kamar. Ia menyapa saya dan menyatakan untuk segera mengganti pakaian.

“Tanta Leni bisa ikut misa atau masih mengantuk? Kalau masih mengantuk, biar tidak usah ikut,” kata saya setelah melihat kondisinya yang kurang bersemangat.

“Saya ikut. Saya sudah mandi. Tinggal ganti pakaian,” timpal Tanta Leni.

“Baik,” kata saya. “Tanta Leni tunggu di rumah. Sebentar ada oto yang jemput. Kita mulai misa jam 04.00 sore.”

Om Seltus dan Tanta Leni merupakan dua dari sekitar 20-an orang yang pulih dari derita jiwa di Kabupaten Manggarai Timur. Mereka pulih setelah rutin mengonsumsi obat khusus dari petugas medis.

KKI Manggarai Timur bekerja sama dengan Parennial Institute, Stefan Gandi Institut, Komunitas CIKO, dan Caffee for Rest Borong, menyelenggarakan Natal dan Tahun Baru Bersama Orang-Orang yang Pulih dari Derita Jiwa ini pada Rabu sore, sekitar pukul 16.00 WITA.

Total ada enam orang pasien pulih yang ikut kegiatan tersebut: dua dari wilayah Waelengga, dua dari Desa Ngampang Mas, dan dua orang dari wilayah Borong.

“Setelah lima tahun KKI mendampingi saudara-saudari yang alami derita jiwa, baru kali ini adakan natal dan tahun baru bersama mereka yang pulih,” kata Markus Makur, koordinator relawan KKI Manggarai Timur.

Kegiatan tersebut diawali dengan misa syukur yang dipimpin oleh Provinsial SVD Ruteng, P. Paulus Tolo, SVD bersama Romo Hermen Sanusi, Pr. Perayaan misa berlangsung khidmat.

Dalam homilinya, Romo Hermen mengajak semua umat untuk memperhatikan sesama yang menderita, seperti orang-orang yang saat ini sedang terpasung karena derita jiwa.

“Kita harus menjadi seperti lilin yang rela menghancurkan atau menghabiskan dirinya demi menerangi ruangan yang gelap,” katanya.

Pater Paul menyampaikan hal serupa. Ia mengajak umat yang hadir untuk terlibat, berempati, dan bersolidaritas melayani sesama yang lemah dan terpinggirkan.

Provinsial SVD Ruteng, P. Paulus Tolo, SVD menyerahkan bantuan sembako kepada salah satu orang yang pulih dari derita jiwa. (Foto: Ekora NTT)

Usai perayaan ekaristi, dilanjutkan dengan pemberian bantuan sembako kepada saudara-saudari yang telah pulih itu.

Bantuan tersebut bersumber dari hasil penjualan buku ‘P. Servulus Isaak, SVD: Discernment Gagasan, Sikap, dan Nilai Hidup’ dan sumbangan pribadi Stefanus Gandi.

Adapun jenis sembako yang diberikan yakni beras, minyak goreng, mie, dan beberapa lainnya.

Turut hadir dalam kegiatan itu, Sekda Manggarai Timur, Boni Hasudungan Siregar, bersama beberapa pejabat lainnya.

Air Mata Haru

Markus Makur tidak bisa membendung air matanya ketika berbicara sebelum pembagian sembako tersebut.

“Saya minta maaf karena tidak semua yang pulih bisa hadir hari ini. Tentu ini keterbatasan kami sebagai relawan,” katanya terbatah-batah.

Ia mengatakan, selama relawan mengunjungi orang-orang yang mengalami derita jiwa, belum pernah ada penolakan, baik dari pasien, maupun dari keluarga mereka.

“Mereka anggap kami seperti keluarga,” ujarnya.

Perjalanan lima tahun – sejak 2017 – jadi relawan KKI, kata dia, sungguh berharga dalam hidupnya.

Menurutnya, mengurus pasien yang mengalami derita jiwa butuh keterlibatan banyak pihak, baik pemerintah, lembaga agama, maupun masyarakat.

Ia berterima kasih kepada Pemerintah Manggarai Timur yang telah menunjukkan perhatian terhadap orang-orang yang mengalami derita jiwa.

“Pak Sekda, di Rembong-Mukun, Kota Komba Utara itu ada yang sudah 30-an tahun terpasung. Mungkin bisa bantu. Kami relawan tidak bisa membuka pasungnya karena harus ada rekomendasi dokter dan persetujuan keluarga dan masyarakat sekitar,” tutur Markus.

Sekda Boni menyampaikan terima kasih kepada relawan, petugas medis, dan semua orang yang dengan caranya masing-masing telah memperhatikan masyarakat Manggarai Timur yang mengalami derita jiwa.

“Saya bahagia sekali bisa ikut kegiatan yang istimewa ini karena menggerakkan kita untuk lebih peduli terhadap sesama,” katanya. “Semoga kita semua ke depannya bisa semakin tergerak, bergerak bersama, dan menggerakkan banyak orang lagi untuk memperhatikan sesama yang menderita.”

Pemerintah Manggarai Timur, lanjutnya, tentu akan terus memperhatikan masyarakat, khususnya orang-orang yang mengalami derita jiwa.

“Kepada saudara-saudari yang sudah pulih, mari kita bersemangat untuk membangun hidup yang lebih baik,” ujarnya.

Kikis Stigma

Ketua KKI NTT, P. Avent Saur, SVD, mengatakan merayakan syukur kepada Tuhan atas keadaan pulih umatnya yang menderita sakit adalah sesuatu yang wajar dalam konteks iman.

Perayaan tersebut, kata dia, menunjukkan bahwa umat yakin, Tuhan terlibat dalam proses-proses pemulihan. “Sebab Tuhan yang kita imani adalah Tuhan yang terlibat, yang solider pada keadaan apa pun pada umat-Nya,” katanya.

“Kiranya kita tetap teguh dalam iman bahwa Tuhan akan senantiasa menyertai kita dalam proses-proses selanjutnya,” tambahnya.

Pater Avent berharap, dengan perayaan misa syukur tersebut, stigma bahwa gangguan jiwa itu disebabkan oleh roh jahat atau karena kurang iman akan semakin berkurang bahkan hilang dari pikiran umat lain atau masyarakat.

“Dalam terang penyertaan Tuhan itu, relawan akan terus bergerak peduli dan kiranya makin menggugah sekian banyak orang untuk peduli bersama,” ujarnya.

Ia mengaku bersyukur atas keterlibatan pemimpin SVD Ruteng dalam perayaan ini. “Sebab daya ubah atau daya pengaruh dari keterlibatan seorang pemimpin kongregasi, apalagi pemimpin Gereja Lokal, sangat terasa buat relawan dan keluarga serta buat penyandang disabilitas psikososial/mental,” katanya.

Perayaan Natal dan Tahun Baru Bersama Orang-Orang yang Pulih dari derita jiwa menjadi kegiatan kolaborasi lintas komunitas dan instansi perdana yang digagas KKI Manggarai Timur.

Semoga kerja-kerja kolaboratif ini terus berjalan ke depannya, khususnya dalam memperhatikan atau melayani sesama yang mengalami kesulitan, baik karena sakit maupun karena keterbatasan-keterbatasan lainnya.

“Bersama kita bisa menjadi sehat dan berharga.”

Rosis Adir