Sabtu, 30 September 2023
Ekorantt.com
  • Lintas
  • Fokus
  • Gagasan
  • Jurnalisme Warga
  • UMKM dan Koperasi
No Result
View All Result
  • Lintas
  • Fokus
  • Gagasan
  • Jurnalisme Warga
  • UMKM dan Koperasi
No Result
View All Result
Ekorantt.com
No Result
View All Result
21 Maret 2019

Semarak Festival Sarung dan Kisah Perempuan Penenun NTT

Cerita Kelompok Tenun Ikat Lou Ranan di Magepanda

Hengky Ola SurabyHengky Ola Sura
in Inspirasi, Kocak
0
Semarak Festival Sarung dan Kisah Perempuan Penenun NTT

Tenun Ikat NTT (Foto: Sporttourism.com)

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WA

Maumere, Ekorantt.com – Sabtu, 2 Maret 2019  di kota Kupang  ibu kota provinsi NTT berlangsung festival sarung dan musik.

Festival ini menampilkan aneka tenunan sarung dari seluruh daerah yang ada di NTT.

Julie Sutrisno Laiskodat selaku inisiator festival mengemukakan pihaknya akan terus berupaya agar tenun ikat asli NTT memperoleh pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya.

Julie yang juga Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTT meyakini bahwa sarung tenun hasil ibu-ibu penenun sebetulnya  ikut memberdayakan ekonomi masyarakat.

Julie yang juga adalah istri dari Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat memang tidak sedang sesumbar.

BacaJuga

Ekora NTT Lolos Hibah Liputan Adat dan Kelompok Minoritas di Asia-Pasifik

Adakan Konser Musik Rohani, Aura Music Course Dorong Anak-anak Jadi Musisi Profesional

Akhir Penderitaan Pasien Kista Ovarium Ganas Asal TTS Usai Dibantu YBKM

Garugiwa In-Line Masuk Nominasi Kompetisi IPPN 2023

Ia telah berulang kali memuliakan kemaslatan perempuan-perempuan penenun dengan membawa sarung tenun ke berbagai ajang peragaan busana baik nasional dan internasional.

Mulai dari Paris Fashion Week, London Fashion Week hingga New York Fashion Week.

Nun jauh dari kota Kupang, di desa Magepanda-kecamatan Magepanda, kabupaten Sikka sekelompok ibu-ibu penenun asyik menenun.

Nama kelompok tenun mereka adalah Lou Ranan. Nama ini dari bahasa daerah setempat artinya adalah tenun ikat.

Ina Trudis (54) mengaku dengan menenun dirinya dan sang suami bisa membangun bahtera hidup rumah tangga.

“Dari muda sampai tua ini saya punya pekerjaan hanyalah sebagai penun. Saya ikut membantu keuangan keluarga dari hasil menenun. Suami saya hanyalah seorang petani”. Demikian kata Trudis.

Dari menenun penghasilannya bisa mencapai Rp 1,5 juta/bulan.

Sarung hasil tenunannya dijual ke Pasar Alok-kota Maumere.

Lain cerita Ina Trudis, lain pula kisah Imelda Gundel (50)  dan Maria Irmina (52).

Dua perempuan perkasa ini mampu membiayai pendidikan anak-anak mereka hingga selesai pada perguruan tinggi.

Jika intensitas menenun Ina Trudis dalam sebulan menyelesaikan satu tenunan sarung maka dua ibu ini mampu menyelesaikan hingga empat bahkan sampai lima sarung tenun.

“Kami memang sungguh-sungguh sekali dalam menenun karena hanya dengan inilah kami membiayai pendidikan anak-anak kami. Puji Tuhan, dua anak kami sudah selesai perguruan tinggi dan saat ini sudah bekerja.” Demikian cerita Imelda Gundel.

Irmina menambahkan saat ini jumlah sarung tenun dalam sebulan paling mentok pada dua-sampai tiga buah saja. Ia sendiri juga telah berhasil membiayai dua anaknya sampai pada jenjang perguruan tinggi.

Terkait festival sarung yang diselenggarakan di kota Kupang, tiga perempuan yang masih antusias dan mencintai tenun ikat ini mengaku bangga.

“Kami suka sekali dengan gebrakan dari ibu Julia. Ibu Julia memang rajin berkunjung ke sentra-sentra tenun ikat. Ke Magepanda memang belum pernah tapi kami berharap semoga sekali kelak ibu Julia berkesempatan mengunjungi kami dan ikut memperkenalkan sarung tenun kami,” Demikian harapan tiga perempuan penenun ini.

Tags: Festival Tenun IkatJulie Laiskodat
Previous Post

Cerita Daud Sang Sopir di Senja Usia

Next Post

Jangan Jadi Turis di Tanah Sendiri

Baca Juga Artikel Lainnya

Tiga Pengusaha Parekraf Jadi Pemenang Floratama Academy 2023

Tiga Pengusaha Parekraf Jadi Pemenang Floratama Academy 2023

30 September 2023
Kadin NTT Klaim Sudah Ikut Bantu Pasarkan Produk UMKM hingga Luar Negeri

Kadin NTT Klaim Sudah Ikut Bantu Pasarkan Produk UMKM hingga Luar Negeri

30 September 2023
Kolaborasi Lintas Instansi dan Komunitas KUS Bangun Rumah Layak Huni untuk Anastasia Sa’o

Kolaborasi Lintas Instansi dan Komunitas KUS Bangun Rumah Layak Huni untuk Anastasia Sa’o

30 September 2023
Desa Wolotopo Terima Dana Alokasi Kinerja Rp128 Juta

Desa Wolotopo Terima Dana Alokasi Kinerja Rp128 Juta

30 September 2023
Ruas Jalan Kurubhoko-Mawu di Ngada Mulai Dikerjakan

Ruas Jalan Kurubhoko-Mawu di Ngada Mulai Dikerjakan

30 September 2023
IAS Nusantara Beri Hadiah Adikara Tangguh dan Dorong Empat Program Kerja untuk Syuradikara

IAS Nusantara Beri Hadiah Adikara Tangguh dan Dorong Empat Program Kerja untuk Syuradikara

30 September 2023

Banyak Dibaca

Tambah Dua Tersangka Baru dalam Pembunuhan Roy Herman Bole, Diduga sebagai Aktor Intelektual

Rezim Antikritik di Balik Klaim ‘Persoalan Harkat dan Martabat’ Bupati Edi Endi

Askab PSSI Ende Akan Gelar Turnamen Bupati Cup 2023

Bank NTT Dorong Pelaku UMKM di Ngada Naik Level

Askab Ende: Tim Kecamatan Boleh Pakai Pemain Luar

Bocah 9 Tahun di Ende Meninggal Diduga Keracunan Daging Anjing

Menteri Koperasi Timor Leste Studi Banding di Kopdit Pintu Air

Menlu RI Tampil Elegan Dibalut Baju Motif Songket Manggarai di Sidang Majelis Umum PBB

Next Post
Jangan Jadi Turis di Tanah Sendiri

Jangan Jadi Turis di Tanah Sendiri

Tentang Kami - Redaksi - Pedomaan Media Siber - Kontak
@Copyright - PT Pintar Media Group
No Result
View All Result
  • Lintas
  • Fokus
  • Gagasan
  • Jurnalisme Warga
  • UMKM dan Koperasi

© 2022 Ekorantt.com