Tujuh Tahun Berjuang, Akhirnya Bisa ke Mekkah

Larantuka, Ekorantt.com– Menunaikan ibadah haji merupakan cita-cita mulia kaum muslimah dan muslimin. Begitu juga bagi pasangan suami istri asal kabupaten Flores Timur yang semenjak tujuh tahun lalu mencita-citakan ingin beribadah haji. Pada tahun ini, tepatnya di akhir bulan Juli 2019 nanti, mereka pun bisa menginjakkan kaki di tanah Mekkah. Ekora NTT menjumpai mereka secara langsung.

Ismandar adalalah pria perantau asal Kalabahi, Alor. Dirinya merintis jalan kehidupan di Lamahala, bagian timur pulau Adonara sejak 50 tahun yang lalu. Sebelum menginjakkan kakinya di Lamahala, Ismandar bertugas di kota Kupang sebagai seorang PNS.

Berdasarkan surat keputusan Pemerintah Republik Indonesia pada waktu itu, Ismandar lantas harus berlabuh ke Adonara. Di sana dia kemudian menikah dengan Fatimah dan mereka memiliki lima orang anak. Kepada Ekora NTT, Ismandar, calon haji asal Flores Timur ini, menuturkan bahwa sudah tujuh tahun dia punya kerinduan untuk beribadah haji.

Kerinduaan itu muncul karena banyak saudara dan handai taulannya yang sudah pernah pergi ke  tanah suci. Niatnya kemudian muncul untuk mengikuti mereka.

Dalam perjalanan waktu, dirinya berusaha menampung uang dari gaji pensiunannya. Modal pendaftaran pada tujuh tahun lalu, menurut Ismandar, berasal dari uang pensiunan guru PNS dan dibantu juga oleh anak-anaknya.

iklan

Untuk pembiayaan haji, dirinya bersama Fatimah dikenakan biaya Rp. 50 juta. Selain itu, pihak bank BRI Larantuka juga melancarkan pembiayaan administrasi.

Saat ini Ismandar bersama Fatimah tinggal menunggu waktu keberangkatan. Segala urusan administrasi dan dokumen keberangkatan sudah diurus di kantor Kementeriaan Agama kabupaten Flores Timur.  Menurut pria 67 tahun ini, dirinya bersama sang istri, tidak urung niat dan sudah ikhlas mengikuti ibadah haji.

Mereka berdua ingin beribadah haji karena sudah siap secara fisik dan batin. Penantian tujuh tahun merupakan waktu yang cukup panjang, jelas Ismandar.

Menurut Ismandar, anak-anaknya sangat mendukung niatan hati mereka untuk beribadah haji. Kelima anaknya tidak menolak ketika pertama kali mereka mengutarakan rencana yang digagas sejak tujuh tahun lalu itu. Anak-anaknya justru ikut senang dan bahagia.

“Saya pensiunan guru SMP Lamahala dan selama 27 tahun tidak pernah pindah,” ungkap Ismandar. Ismandar mengutarakan, selepas pensiun dirinya bersama Fatimah, hanya fokus menjaga kesehatan. Menurutnya, di usia yang sudah memasuki usia senja pola hidup selalu dijaga.

Kendatipun demikian, Ismandar dan Fatimah juga mengharapkan agar anak-anak mereka selalu diridohi rejeki dan kesehatan. Fatimah sendiri justru menitihkan air matanya ketika Ekora NTT mengajaknya bercerita. Kegembiraan dan rasa haru bercampur jadi satu.

Dirinya memang hanya bisa mencucurkan air mata tatkala Ismandar bercerita mengenai perjuangan mereka untuk menunaikan ibadah haji.

Ismandar lanjut bercerita bahwa dia dan Fatimah sudah tidak sabar menunggu menunaikan ibadah haji. Perjalanan ke Mekkah untuk membersihkan diri, meringankan beban batin, dan ingin menyampaikan niat dan ujud yang selama ini mereka urungkan.

“Semoga ke depan tidak ada halangan dan kendala. Anak-anak juga sehat,” ungkap Ismandar. (Rian N)

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA