Gestianus Sino Jadi Pembicara di Indonesia Development Forum 2019

Jakarta, Ekorantt.com – Pria asal Desa Liakutu-Sikka, Gestianus Sino menjadi salah satu pembicara dalam Indonesia Development Forum (IDF) 2019 di Balai Sidang Jakarta Convention Center, 22-23 Juli 2019.

Gesti, begitu ia disapa, adalah petani muda yang mengembangkan  pertanian organik terpadu di Matani, Desa Penfui Timur, Kupang Tengah, Kabupaten Kupang. Ia sukses mengawinkan pertanian, peternakan, perikanan, dan kegiatan pertanian dalam satu lahan.

Akhir tahun 2018 lalu, Gesti juga terpilih menjadi sebagai Duta Petani Muda 2018, setelah menyisihkan ratusan peserta utusan dari 33 provinsi dari seluruh Indonesia.

Khusus di IDF 2019, Gesti diberi kesempatan untuk membagikan pengalamannya dalam usaha mengelola pertanian organik terpadu. Ada lima poin yang disampaikannya dalam forum ini.

Pertama, alasan mendasar atau ide awal untuk memulai kerja pertanian di Kupang.  Pria kelahiran 22 April 1983 ini berpikir, bagaimana masyarakat bisa merekayasa lahan untuk ketersediaan pangan berkelanjutan di tengah lahan yang tidak memungkinkan.

iklan

“Setiap petani di Kupang Memiliki lahan rata-rata 1000 m2 sampai 10000 m2 tapi 90 % lahan itu batu karang. Banyak pasrah dan jual lahan. Dan 1.739 orang jadi buruh migran dalam dan luar negeri,” tutur Gesti.

Di lain sisi, dirinya berhadapan dengan kenyataan bahwa pertanian adalah hajat hidup orang banyak. Semua orang butuh pangan.

Kedua, setelah matang dengan ide, tamatan Fakultas Pertanian Undana-Kupang ini mulai bekerja. Pertama-tama ia harus mencongkel karang untuk mendapatkan tanah yang cocok untuk pertanian, kemudian melakukan treatment dasar dengan pupuk organik dari bahan lokal, pemilihan bibit sayur dan buah, dan penggunaan pupuk dan pestisida organik.

Pada fase ini, Gesti mulai melakukan kegiatan pertanian terpadu dengan menggabungkan lele, ayam kampung, ternak kambing, aquaponic dalam satu lahan. Hasilnya dijual dan kebun tersebut dijadikan sebagai sekolah pertanian

Ketiga, lewat kerjanya itu, Gesti sejauh ini berhasil mencukupi kebutuhan pangan dan memperoleh penghasilan dari perjualan hasil pertanian.  Ia juga membuka layanan konsultasi dan fasilitator pertanian dan banyak orang datang belajar di kebunnya.

Selain itu, ia sering diundang menjadi narasumber di beberapa kegiatan, menjadi pendamping usaha tani kelompok binaan Bank Indonesia Cabang NTT dan pendamping usaha tani para pensiunan Bank Mandiri.

Suami Kristiani Paskalista Pati ini pun terpilih menjadi Duta Petani Muda Terbaik Indonesia Tahun 2018 dan sempat belajar pertanian di Australia.

Keempat, dari kerja pertaniannya, Gesti menemukan bahwa “Pangan dan uang ada di NTT. Tidak perlu jadi buruh ke luar negeri”.

Baginya pertanian menjanjikan asalkan petani menerapkan pola pertanian yang tepat. Bukan tidak mungkin orang NTT sejahtera dari bertani.

Selain pola pertaninan, seorang petani, kata Gesti , harus fokus dan tekun serta total mendayagunakan lahan. Dan pertanian organik terpadu cocok diterapkan di NTT karena menciptakan ketersediaan pangan sehat dan kemandirian petani

Kelima, selanjutnya ia memiliki dua target yakni, masyarakat NTT akan berkecukupan pangan melalui replikasi pertanian organik terpadu. Target lain adalah membangun sinergisitas pemerintah, swasta, kelompok tani dalam mengembangkan  pertanian organik terpadu.

Gestianus Sino (Dok. Pribadi)

Indonesia Development Forum (IDF) itu sendiri merupakan forum pertukaran gagasan bagi praktisi pembangunan yang diselenggarakan Bappenas.

Dalam forum ini, para praktisi pembangunan tersebut diberi ruang untuk memaparkan  “penelitian, wawasan, praktik cerdas dan pembelajaran, dari akar rumput sampai tingkat nasional, serta pengalaman internasional yang relevan bagi konteks Indonesia,” demikian ditulis dalam Indonesiadevelopmentforum.com.

“Melalui berbagai sesi interaktif, forum ini mendorong pemikiran dan pendekatan baru dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan utama Indonesia,” tambahnya.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA