Cerita Nona, Perawat Peduli Difabel di Manggarai

Ruteng, Ekorantt.com – Nona Mas’ad, seorang perawat yang bekerja di Puskesmas Watu Alo, Kecamatan Wae Ri’i, Kabupaten Manggarai, memanfaatkan waktu luangnya untuk membantu kelompok difabel di kabupaten itu.

Hampir setiap hari, ia selalu mencari informasi tentang difabel yang membutuhkan bantuan seperti kursi roda, tongkat dan lainnya di wilayah Manggarai. 

Setelah mendapat informasi, saat ada waktu luang atau pada hari-hari libur, Nona – demikian sapaan akrabnya – mendatangi difabel untuk mengecek kondisi dan kebutuhannya.

“Setelah saya cek, apabila kebutuhannya adalah kursi roda, maka saya kemudian datang lagi untuk mengantar kursi roda,” tutur wanita asal Mbaumuku, Kelurahan Mbaumuku, Kecamatan Langke Rembong itu.

Alumni Akper Ende-Flores ini mulai melakukan aksi kemanusiaan itu sejak 2018, di mana ia menyumbangkan kursi roda untuk seorang pasien stroke di wilayah kerja Pustu Poco, Puskesmas Watu Alo. 

iklan

Nona mengaku tergugah membantu difabel karena almarhumah ibunya dulu pernah lumpuh akibat terkena stroke.

“Dulu saya ambil keperawatan untuk bisa merawat mama saya. Namun, setelah tiga tahun saya jadi perawat, tepatnya pada 2018, mama meninggal dunia,” ujarnya.

Sejak 2019, Nona semakin sering membantu kursi roda, tongkat dan Sembako untuk sejumlah difabel di Manggarai, setelah ia bergabung dengan Yayasan Ani – sebuah yayasan yang fokus membantu para difabel. Yayasan Ani berpusat di Labuan Bajo, Manggarai Barat.

Kini, ia bersama Yayasan Ani telah membantu 32 orang yang membutuhkan kursi roda dan tongkat di Wilayah Manggarai.

“Semuanya tulus membantu orang yang tak berdaya, karena mereka orang yang dilupakan,” ucapnya.

Dalam menjalankan misi kemanusiaannya itu, Nona harus berkeliling Manggarai, hingga ke pelosok. Ia mengantar kursi roda menggunakan sepeda motor.

“Dalam perjalanan kadang kehujanan, hingga ban motor di bagian depan sering terangkat karena beratnya kursi roda,” ceritanya.

Meski sering mengalami situasi yang demikian, wanita yang berprinsip “berhenti berbicara, mulai melakukan” itu, tetap semangat membantu para difabel.

Ia berharap agar semakin banyak orang yang peka dan peduli terhadap para difabel.

“Jangan tunggu lebih, biar sedikit tapi peduli,”pungkasnya.

Adeputra Moses

TERKINI
BACA JUGA