66 Warga Belajar di PKBM Pelihara Nagekeo Terima Amplop Kelulusan Paket-C

Mbay, Ekorantt.com – Warga belajar Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pelihara Nagekeo menerima amplop kelulusan paket-C di Aula PKBM Pelihara-Aeramo, Kecamatan Aesesa, Nagekeo pada Sabtu (08/05/2021) pagi.

Sebanyak 66 warga belajar dinyatakan lulus berdasarkan hasil rapat para tutor pada lembaga pendidikan nonformal itu.

Direktur PKBM Pelihara Oscar Meta menyatakan pengumuman hasil kelulusan ini setelah warga belajar mengikuti kegiatan pembelajaran nonformal selama tiga tahun.

Ia menyebutkan warga belajar setara SMA sedianya berjumlah 74 orang, delapan orang lainnya dinyatakan tidak lulus.

“Jadi metode pembelajaran disini tidak saja monoton memberikan pendidikan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga meningkatkan bakat dan minta atau keterampilan dan vokasi,”ujar Oscar.

iklan

Aktivis sosial ini pun menyinggung jumlah pelajar putus sekolah yang ingin mengikuti melalui jalur pendidikan nonformal, termasuk beberapa perangkat desa di Nagekeo.

Oscar berkata, pendidikan nonformal atau pendidikan kesetaraan juga dilahirkan dalam produk UU Nomor 20 Tahun 2003 yang terekam dalam sistem pendidikan nasional tiga jalur yakni pendidikan formal, informal dan nonformal.

Sehingga jalur sistem pendidikan nonformal nonformal diakui oleh negara dan sah untuk meningatkan sumber daya manusia (SDM).

“Jadi pendidikan kesetaraan ini atau sering disebut sekolah paket ini tidak hanya untuk mendapatkan ijazah. Saya mau jelaskan bahwa sekolah nonformal ini dituntut untuk meningkatkan bakat dan minat warga belajar. Jadi, kami disini itu juga beri pendampingan skill (keterampilan) dan vokasi,”terang dia.

Bupati Nagekeo Yohanes Don Bosco Do yang juga turut hadir saat itu meminta warga belajar agar dapat menciptakan produk-produk lokal.

Gerakan literasi yang digaungkan selama ini, terang Bupati Don, tidak sekedar dipahami dalam konteks membaca, memahami dan mencerita. Melainkan gerakan rill yang dibangun dalam dunia kerja dengan menciptakan hasil karya.

“Literasi tahap paling tinggi ialah menciptakan produk yang laku di dunia. Nah, ini ada bahan-bahan lokal kita banyak sekali,”kata Bupati Don.

“Fokus untuk menciptakan produk, jangan terlalu sibuk dengan urusan di media sosial. Untuk apa kita bangga dengan wilayah kita yang terbuka, punya lahan pertanian yang luas kalau kita tidak siapkan produk kita, kerja dan kerja,”kata Bupati Don, berpesan.

Ia menuturkan, zaman semakin berubah dengan kecanggihan teknologi yang pesat beredar di masyarakat. Sehingga, tidak ada lagi waktu untuk bersantai-santai.

“Kita sudah masuk pada zaman revolusi sains, ini sudah revolusi ketiga. Pertanian sudah menggunakan tehnologi, sekarang sudah zaman digitalisasi, orang hanya menggunakan aplikasi dalam bekerja,”pungkas Bupati Don.

Alfons Bebi, warga belajar PKBM Pelihara memberi kesan tersendiri selama tiga tahun mengikuti pembelajaran pada lembaga pendidikan nonformal itu.

Kepala Dusun di Desa Pagomogo ini mengakui telah mendapat banyak ilmu sosial selama menimba ilmu paket-C di PKBM itu.

“Saya ikut sejak tahun 2017. Karena saya bekerja di desa, jadi kami mengikuti pendidikan ini setiap hari Sabtu. Kesannya memang sangat baik. Selain, sebagai tuntutan menjadi aparat desa yang sudah dipercayakan masyarakat, saya mengikuti ini untuk menambah wawasan dari para tutor (guru) yang banyak sarjana, S1 dan S2,”kata Alfons.

Alfons mengucap terima kasih kepada para tutor serta lembaga PKBM Pelihara Nagekeo yang sudah membagi pengetahuan dan memberikan pendampingan dalam kegiatan pengembangan bakat dan minat.

Ian Bala

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA