Maumere, Ekora NTT – Wakil Bupati Sikka, Romanus Woga meminta para bidan agar terus meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah setempat.
Para bidan diminta untuk selalu mengedepankan hati nurani dan senyum ikhlas dalam pelayanan kepada ibu dan anak.
“Profesi bidan adalah profesi mulia. Bidan hadir sebagai garda terdepan oleh karenanya dalam pelayanan kepada ibu dan anak harus mengedepankan hati nurani dan senyum ikhlas. Bekerjalah secara profesional sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas,”tandas Romanus saat buka kegiatan Musyawarah Cabang (Muscab) Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Kabupaten Sikka ke-IV di Aula Heinrich Puskopdit Swadaya Utama Karmel Wairklau, Maumere pada Senin, (24/05/2021).
Selain itu, Romanus juga mengingatkan bidan untuk selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap kerja di dalam menjawabi tuntutan zaman.
“Inovasi dalam diri bidan harus terus ditingkatkan sehingga mampu bersaing di era digitalisasi ini,”ucap Tokoh Nasional Koperasi ini.
Menyinggung tentang Muscab IBI ke-IV Sikka, Wabup Romanus minta pengurus yang terpilih bekerja dengan sungguh-sungguh. Para pengurus yang baru juga disebut bertanggung jawab dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
“Berusaha meninggalkan kepentingan diri sendiri dan mengutamakan pelayanan kepada anggota,”pungkasnya.
Muscab Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Sikka mengusung tema Bidan Garda Terdepan Mengawal Kesehatan Maternal dan Neonatal Melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan Pelayanan Kesehatan.
Muscab kali ini juga dihadiri Ketua Pengurus Daerah IBI Provinsi NTT Damita Palalangan, Ketua Komisi III DPRD Sikka Afridus Aeng, Ketua Demisioner IBI Sikka Regina Ester, Sekretaris Dinas Kesehatan dr.mClara Francys dan sejumlah undangan lainnya.
Muscab diikuti 75 bidan terdiri dari bidan koordinator, kepala puskesmas (kapus) dan pengurus IBI ranting. Sedangkan bidan di puskesmas mengikutinya secara virtual.
Bidan Terancam Alih Profesi
Ketua Komisi III DPRD Sikka, Afridus Aeng mengapresiasi peran bidan di Sikka yang bekerja secara profesional berhasil menurunkan angka kematian ibu dan anak.
Dihadapan Wabup Romanus, Afridus memberikan gambaran informasi jumlah bidan di Kabupaten Sikka yang terdata dan tergabung dalam Ikatan Bidan Indonesia (IBI) sekitar 700-an bidan. Dengan perincian 18 bidan lulusan D1, ada 679 bidan lulusan D3, dan 1 orang lulusan S1.
“Yang menarik 18 bidan lulusan D1 sesuai regulasi yang berlaku sejak tahun 2019-2020 mereka tidak lagi melayani pasien tetapi beralih sebagai tenaga administrasi,”terang Afridus.
Yang menjadi tantangan untuk Pemda dan DPRD Sikka saat ini, terang Afridus, adalah 679 bidan lulusan D3 ini.
“Ini pekerjaan berat untuk Pemda dan DPRD Sikka karena ketentuan Kementrian Kesehatan dan dipertegas Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, bidan yang lulus D3 diberi waktu sampai tahun 2030 untuk lanjutkan profesi ke Strata-1,”jelas Afridus.
Ia juga meminta Dinas Kesehatan untuk mengkajinya lebih saksama sehingga sisa waktu 9 tahun ini tenaga bidan lulusan D3 bisa mengikuti pendidikan profesi setara Strata 1.
“Hal ini menjadi perhatian utama DPRD dan Pemkab Sikka agar tidak mengalami nasib yang sama dengan 18 lulusan D1 yang dipekerjakan sebagai tenaga administrasi,”katanya.
Ketua Pengurus Daerah IBI Provinsi NTT Damita Palalangan mengatakan tanggal 24 Juni 2021 mendatang IBI mencapai usia 70 tahun.
IBI dinilai sudah matang dan memiliki tonggak sejarah dengan aneka harapan dan tantangan sehingga IBI harus terus mengkonsolidasikan diri sebagai organisasi profesi dengan mengupdate serta mengikuti regulasi baru.
“Tuntutan terkini seorang bidan harus mengikuti pendidikan profesi,”kata Damita.
Untuk itu, Damita mengingatkan 679 tenaga bidan lulusan D3 untuk tidak hanya berpatok pada biaya dari Pemkab Sikka karena jumlah bidan cukup banyak.
Untuk meraih sesuatu kesuksesan harus rela berkorban sendiri, tidak seluruhnya dibebankan kepada Pemda Sikka.
Menyinggung tentang menurunnya angka kematian ibu dan anak di Sikka, Damita menegaskan bahwa tantangan para bidan saat ini tidak hanya menurunkan kematian ibu dan anak tetapi juga bisa mengawal supaya perempuan bisa menghasilkan generasi sehat berkualitas dan produktif.
Kepada para pengurus yang akan terpilih, Damita berpesan untuk bertanggungjawab memenuhi kebutuhan anggota bukan secara finansial tetapi hal-hal yang berkaitan urusan kelanjutan studi untuk mengikuti pendidikan profesi.
Yuven Fernandez