Demi Sekolah Daring, Siswa di Pedalaman Ende Rela Cari Sinyal di Hutan dan Kali

Ende, Ekorantt.com – Beberapa siswa di Desa Aendoko, Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende, NTT rela menyusuri hutan untuk menggapai Kali Lowolaka sejauh 800 meter agar bisa mendapatkan sinyal.

Ketiadaan jaringan internet membuat para siswa dan mahasiswa kesulitan mengakses pembelajaraan dari rumah.

“Di sini memang hanya di Kali Lowolaka yang ada sinyal. Satu titik saja. Kalau kita pindah pasti sudah hilang sinyalnya,” ujar Risna, warga Aendoko yang merupakan salah satu siswa SMA di Kota Ende.

Sekolah daring dirasakan sangat sulit bagi siswa-siswa di wilayah pedalaman Ende. Masalah timbul saat mereka kesulitan mencari sinyal internet di ponsel mereka.

Kesulitan sinyal membuat anak-anak kerap terkejut, karena saat terhubung dengan internet, ternyata tugas dari guru sudah menumpuk. Belum lagi jika saat hujan, kegiatan belajar anak-anak semakin sulit.

iklan

Setiap hari mereka terpaksa berkumpul dan tidak bisa belajar di rumah masing-masing. Belajar di hutan tentu harus waspada, karena ada banyak serangga dan mungkin saja hewan liar yang menganggu.

Anak-anak desa ini berharap agar pemerintah setempat membangun infrastruktur memadai agar mereka bisa menikmati akses internet dengan lancar dan tidak perlu lagi mencari sinyal jauh ke dalam hutan dan kali.

“Kami minta pemerintah bisa bantu wilayah kami dengan tower telkomsel supaya kami bisa dapat jaringan seperti desa lain,” ujar Nofa, siswa SMA St. Petrus Ende asal Aendoko.

Kepala Desa Aendoko, Vincentius Agustinus Kami, yang ditemui Ekora NTT pada Jumat (6/8/2021) di Ende membenarkan kondisi ketiadaan jaringan di wilayahnya.

“Benar pak. Di desa saya tidak ada sinyal. Hanya ada satu titik di Kali Lowolaka yang ada sinyal. Di tempat itu puluhan siswa gunakan sekolah daring,” kata Kades Vincen.

Dia menjelaskan, pada tahun 2021 pihaknya mendapatkan program pembangunan akses internet yang dibangun oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) bekerja sama dengan Pemkab Ende, namun kegiatan belum dimulai.

“Semoga masalah ini dapat terselesaikan kalau sudah bangun internet desa ini,” ungkap Vinsen.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA